Pertamina EP Pertahankan Produksi Minyak 65.930 Barel per Hari

Pertamina EP mempertahankan produksi minyak sebesar 65.930 barel minyak per hari, dan gas bumi sebesar 814,41 juta kaki kubik gas per hari, per 31 Agustus 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Sep 2024, 11:00 WIB
Pertamina EP bor dua sumur minyak baru, yakni Pamusian PAM SE-1 dan PAM SE-2, di Kelurahan Kampung Satu, Kota Tarakan, pada 16 Agustus 2024. (Dok Pertamina)

 

Liputan6.com, Jakarta Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus berkontribusi pada industri hulu migas dan ketahanan energi nasional. Komitmen ini disampaikan Direktur Utama Pertamina EP Wisnu Hindadari dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-19 PT Pertamina EP pada Jumat (13/9/2024) kemarin.

Guna mencapai target produksi, Wisnu kembali menegaskan keutamaaan budaya dan praktik keselamatan kerja pada setiap kegiatan operasional di seluruh wilayah kerja Pertamina EP, yang meliputi 22 lapangan migas di 13 provinsi dari barat laut Sumatra sampai kepala burung Papua.

“Tidak ada yang lebih prioritas dari keselamatan kerja kita semua,” ujarnya dikutip Sabtu (14/9/2024).

Pencapaian yang diraih Pertamina EP, kata Wisnu, adalah buah dari upaya mempertahankan produksi minyak sebesar 65.930 barel minyak per hari, dan gas bumi sebesar 814,41 juta kaki kubik gas per hari, per 31 Agustus 2024. Kinerja ini juga didukung aktivitas pengeboran 65 sumur pengembangan, 152 sumur workover dan 1.912 pekerjaan well services.

Sebagai bagian dari rencana pengembangan operasi masa depan, Pertamina EP mampu mencatatkan kinerja eksplorasi dengan temuan sumber daya migas baru pada awal 2024, diantaranya sumur eksplorasi Anggrek Violet (AVO-001) dan Julang Emas (JLE-001). Sementara itu, realisasi sumber daya 2C migas mencapai 76,31 juta barel setara minyak.

Pertamina EP juga berhasil menyelesaikan proyek-proyek besar, seperti penggantian 3 unit separator terintegrasi Stasiun Pengumpul Dewa di Lapangan Adera, penggantian jalur injeksi pipa di Lapangan Ramba, pembangunan Removal dan Dehydration Unit (DHU) CO2 di Stasiun Pengumpul Karang Baru, pekerjaan penggantian Generator Turbin Gas 1C Lapangan X-Ray di Jatibarang, penyelesaian Facility Sharing Agreement (FSA) Sanga Sanga dan Anggana PEP – PHSS, dan pekerjaan workover sumur-sumur di Lapangan Poleng.

”Kami turut berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi karbon melalui program dekarbonisasi sebanyak 217.080 TonCO2eq,” tambah Wisnu.

 

 


Pengurangan Gas Flare

Sebagai produsen minyak mentah terbesar ketiga dan kontributor kedua produksi gas bumi nasional, Pertamina EP bertekad terus berkontribusi pada industri hulu migas dan ketahanan energi nasional. Komitmen ini disampaikan Direktur Utama Pertamina EP Wisnu Hindadari dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-19 PT Pertamina EP pada Jumat (13/9/2024) kemarin.

Performa ini berhasil dicapai melalui sejumlah program, di antaranya pengurangan gas flare dengan penggunaan own gas compressor, optimalisasi own used gas, konversi bahan bakar solar ke B35, dan program unggulan lainnya. 

Selain kinerja operasional, pada kesempatan sama Wisnu juga menyebut pencapaian perusahaan melalui program CSR selama setahun terakhir. Inisiatif-inisiatif pengembangan masyarakat yang berorientasi menciptakan kesejahteraan sosial dan membuka lapangan kerja baru ini diakui pemangku kepentingan melalui 54 penghargaan yang diterima Pertamina EP.

Tekad nyata perwira Pertamina EP untuk terus mengejar kinerja yang optimal, menurut Wisnu, harus dilakukan dengan mengubah mindset, yang berperan sebagai fondasi untuk bertransformasi.

Tema peringatan HUT tahun ini ”Energi Kolaborasi”, imbau Wisnu, selayaknya mampu menyalakan komitmen setiap insan Pertamina EP untuk terus bergerak, berinovasi, dan berkontribusi.  

 


Pertamina Paparkan Bisnis BBM dan Gas dari Hulu ke Hilir di Papua

VP Explorations Pertamina EP, Indra Yuliandri mengatakan pengeboran sumur EPN-001 yang ada di Tambun ini merupakan bukti keberhasilan dari konsep baru yang dilakukan PEP berupa stratigraphic trap di Formasi Lower Cibulakan, Sub Cekungan Ciputat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memaparkan berbagai bisnisnya yang terintegrasi dari hulu ke hilir yang beroperasi di Papua. Itu dijalankan oleh berbagai entitas grup Pertamina yang berada di wilayah Papua, antara lain Pertamina EP Papua Field, RU VII Kasim, Pertamina Patra Niaga Regional Maluku-Papua, dan PT Perusahaan Gas Negara Kawasan Timur Indonesia.

Assistant Manager Papua Well Services PT Pertamina EP, Deni Kurniawan mengatakan, Pertamina EP Papua Field mengelola 4 lapangan migas, yakni Lapangan Klamono, Salawati, Sele-Linda, dan Unitisasi Wakamuk.

"Produksi migas dari lapangan yang dikelola Pertamina EP kemudian disalurkan dan diolah di Kilang Kasim menjadi produk-produk unggulan," ujar Deni dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024).

Area Manager Comm, Rel, CSR, & Comp RU VII Kasim, Ferdy Saputra menambahkan, Kilang Kasim merupakan kilang pengolahan minyak satu-satunya di Indonesia Timur. 

"Kapasitas Kilang Kasim mencapai 10 ribu barel per hari dengan produk utamanya Pertalite, Biosolar B35 dan LSFO," ujar Ferdy. 

Produk Kilang Kasim, lanjut Ferdy, didistribusikan ke tujuh Depot yakni Sorong, Biak, Serui Jayapura, Wayame, Manokwari, dan Tual. 

"Kilang Kasim menerapkan teknologi bersih dengan menggunakan gas sebagai bahan bakar utama," imbuh Ferdy.

Area Manager Comm, Rel, & CSR Papua-Maluku PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Edi Mangun mengatakan untuk mendistribusikan energi di Papua dan Maluka, PPN memiliki infrastruktur distribusi energi meliputi 20 terminal, 1 Jobber dan 12 Aviation Fuel Terminal (AFT).

 


Distribusi BBM

Pertamina Internasional EP Go Global (Foto: Pertamina)

 Selain itu terdapat 476 SPBU transportasi darat, 162 SPBU transportasi air dan 15 SPBU transportasi udara.

"Distribusi BBM di Papua dan Maluku menggunakan beragam moda transportasi, baik darat, laut atau sungai dan ada juga yang menggunakan pesawat khusus pengangkut BBM," kata Edi. 

Area Head Kawasan Timur Indonesia PT Perusahaan Gas Negara Fuad Hamzah meneruskan, dengan dukungan APBN, PGN telah membangun 10.619 Sambungan Rumah (SR) di Kawasan Timur Indonesia. Sebanyak 2.087 SR di Wajo, 7.721 SR di Banggai dan 833 SR di Sorong.

"Kami akan memperkuat penyaluran gas bumi melalui kerja sama ke kawasan-kawasan industri yang ada di Kawasan Timur Indonesia," ungkap Fuad.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya