Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-XIII di Aula Kampus STAB Negeri Sriwijaya, Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (13/9).
Rakernas ini mengusung tema "Transformasi Hikmahbudhi: Modern, Religius, Intelektual Menuju Indonesia Emas 2045".
Advertisement
Pembukaan Rakernas yang dihadiri sekitar 500 mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia itu, dibuka Li Edi Ramawijayaputra, yang mewakili Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Bimas Buddha) Kementerian Agama.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Hikmahbudhi Candra Aditya Nugraha, menjelaskan Rakernas menjadi ajang penting bagi organisasi guna merumuskan program kerja Hikmahbudhi selama dua tahun ke depan.
"Bahwa program-program yang dirancang dalam Rakernas akan berdampak besar pada komunitas Buddhis serta masyarakat luas," kata Candra, kepada wartawan, Sabtu (14/9).
Ia mengatakan, Hikmahbudhi saat ini sudah siap melakukan transformasi dan mencoba menghadirkan organisasi yang lebih modern, religius, dan intelek.
Dengan tujuan, Hikmabudhi menjadi katalisator perubahan, menjembatani kesenjangan antara potensi dan realisasi.
"Serta menghubungkan berbagai elemen perbedaan untuk bersama-sama membangun fondasi kokoh menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Candra pun menjelaskan maksud dari tema yang diangkat dalam Rakernas. Menurut dia, Hikmabudhi saat memang harus menjadi organisasi yang modern, religius serta intelek.
"Hikmahbudhi yang modern adalah organisasi yang bisa menyesuaikan dengan perubahan perubahan dan penyadaran kesetrukturalan hari ini kebanyakan organisasi yang kita kenal, ada yang namanya sistem vertikal. Dengan semua wewenang serta kebijakan selalu pada tangan dari sang pemimpin. Sehingga mau tidak mau yang menjadi anggota, harus melaksanakan apa yang menjadi kewajiban," papar Candra.
Modernisasi, lanjut dia, akan berjalan dengan dinamis, dan berlaku dengan sistem horizontal. Hikmahbudhi akan memberikan peluang kepada kader untuk memberikan pendapat mereka tentang aturan, dan berhak menyampaikan ide serta gagasannya serta turut berkontribusi dalam mencari cara untuk bisa menggapai tujuan yang telah terancang sebelumnya.
Sementara religius, Hikmahbudhi merupakan organisasi kemahasiswaan yang berbasis keagamaan. Sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama Buddha atau Buddha Dharma, harus menjadi landasannya.
"Isu-isu yang terkini adalah terlalu panjang pembahasan mengenai Chatra sedangkan upaya penyempurnaan Candi Borobudur sebenarnya ada hal yang lebih penting daripada upaya pemasangan Chatra," kata dia.
Akses Peribadatan
Pihaknya dalam Rakernas akan membahas akses peribadatan umat Buddha di Candi Borobudur. Bersama-sama, pihaknya ingin mendorong agar Borobudur menjadi bagian nilai spiritual yang tidak dikomersilkan.
"Yang ditujukan untuk umat Buddha, dengan contoh umat Buddha bisa gratis ke Borobudur untuk hal-hal peribadatan karena kita tahu Borobudur adalah sebuah simbol agama Buddha selain Candi Muara Jambi," tandas Candra.
Hikmahbudhi juga diharapkan fokus terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sehingga SDM buddhis dapat meningkat dan bisa disalurkan ke semua lini pembangunan bangsa.
"Tentunya hari ini Hikmahbudhi siap menyalurkan kader-kader terbaiknya untuk mengisi peluang peluang yang ada di BUMN, pemerintahan, politik dan sektor pengusaha," tuturnya.
Terkait intelektual, kata dia, Hikmahbudhi sebagai insan terpelajar atau kelompok mahasiswa, mempunyai peran yang kompleks hingga digadang-gadang dapat menjadi kaum intelektual yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dengan perannya sebagai penggerak sosial.
Ia pun mendorong Hikmahbudhi bisa benar-benar berperan di masyarakat.
"Artinya ketika seseorang menjadi mahasiswa dia harus memahami bahwa fungsi utama mahasiswa adalah untuk memperjuangkan ilmu dan perubahan ke arah yang lebih baik dengan bantuan kecerdasan yang dimilikinya selama belajar," imbuh Candra.
Hal ini diwujudkan, juga dalam rangka mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Hikmahbudhi merupakan organisasi yang mampu mencetak orang-orang yang memiliki keintelktualan dan kebijaksanaan mungkin hari ini masih banyak yang bersikap tidak sama dengan Hikmahbudhi akan tetapi kita sebagai kaum intelektual harus memahami itu dan memberikan pencerahan yang membawa perubahan," papar dia.
"Rakernas XIII ini, diharapkan mampu memperkuat peran Hikmahbudhi sebagai organisasi mahasiswa Buddhis yang modern dan relevan, sejalan dengan upaya mewujudkan visi Indonesia Emas 2045," kata Candra.
Advertisement
Apreasiasi
Sementara itu, Ketua Cabang Hikmahbudhi Tangerang Selatan Trio Anggara menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang sudah membantu menyukseskan Raker.
“Harapan saya semoga program-program yang dihasilkan dari Rakernas Hikmahbudhi dapat berdampak baik kepada, kader-kader Hikmahbudhi komunitas buddhis dan masyarakat umum khususnya," kata Trio.
Ketua Organizing Committee Rakernas, Tyas Nurmaya Dewi menambahkan, terselenggaranya Rakernas tak lepas dukungan dari berbagai pihak.
Antara lain dari pengurus Cabang Hikmahbudhi Tangerang Selatan selaku tuan rumah, dan segenap jajaran Pimpinan Pusat Hikmahbudhi.
"Tentunya ini menjadi momentum kita semua untuk saling bahu-membahu, mengedepankan gagasan, ide yang kemudian kita rumuskan dan programkan, kemudian kita terapkan selama kepengurusan satu periode ini, besar harapan Rakernas ini menghasilkan program memajukan organisasi dan berdampak bagi Masyarakat," jelasnya.
Hadir dalam acara perwakilan Pertamina, Lemhanas RI dan Mabes Polri. Lalu, Y.M Bhikkhu Dhammasubho Matahera, tamu undangan komunitas Buddhis dan tokoh lintas agama.