Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan penggabungan dua perusahaan besar pengelola bandar udara di Indonesia, PT Angkasa Pura I Tbk (APAI) dan PT Angkasa Pura II (APIA).
Dengan penggabungan AP 1 ke dalam PT Angkasa Pura Indonesia (semula AP 2), seluruh hak dan kewajiban serta kekayaan AP 1 beralih karena hukum kepada PT Angkasa Pura Indonesia, sehingga kegiatan pengusahaan di bandar udara yang telah diselenggarakan beserta aset perusahaan yang dimiliki atau dikuasai oleh AP 1 selanjutnya akan diselenggarakan dan dimiliki atau dikuasai oleh PT Angkasa Pura Indonesia.
Advertisement
Penggabungan ini telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ke dalam satu entitas yakni PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. InJourney Airports merupakan subholding sektor jasa kebandarudaraan yang juga merupakan anak usaha dari Holding BUMN Aviasi dan Pariwiasta, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Dalam rangka mitigasi potensi timbulnya risiko operasional di bandara, Direksi Injourney dan Direksi anak perusahaan terkait diminta untuk memastikan pelaksanaan aksi korporasi dapat berlangsung secara kondusif, tidak menyebabkan timbulnya gejolak karyawan yang dapat mengganggu kegiatan operasional.
Termasuk melaksanakan aksi korporasi penataan Subholding Airport Services setelah pelaksanaan aksi korporasi penataan Subholding Bandara selesai dilakukan dan dilaporkan kepada Menteri BUMN.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (15/9/2024) berikut daftar terbaru Direksi PT Angkasa Pura Indonesia:
Susunan Pengurus
Komisaris:
Komisaris Utama: Novie Riyanto
Komisaris: Satya Bhakti Parikesit
Komisaris Independen: Djamaluddin
Komisaris: Cahyo Rahadian Muzhar
Komisaris Independen: Achmad Syahreza
Komisaris: Erwan Agus Purwanto
Komisaris: Irfan Wahid
Komisaris: Lukman F. Laisa
Komisaris Independen: Abdul MUis
Direksi:
Direktur Utama: Faik Fahmi
Direktur Strategi dan Pengembangan Teknologi: Ferry Kusnowo
Direktur Komersial: Muhammad Rizal Pahlevi
Direktur Operasi: Wendo Asrul Rose
Direktur Teknik: Muhammad Suriawan Wakan
Direktur Keuangan: Yanindya Bayu Wirawan
Direktur Human Capital: Achmad Syahir Menugaskan Sdr. Yanindya Bayu Wirawan untuk menjalankan tugas sebagai Direktur Manajemen Risiko PT Angkasa Pura Indonesia selain menjalankan tugasnya sebagai Direktur Keuangan PT Angkasa Pura Indonesia, sampai dengan diangkatnya Direktur Manajemen Risiko PT Angkasa Pura Indonesia yang definitif.
Advertisement
Angkasa Pura Indonesia Jadi Pengelola Bandara Terbesar Kelima Dunia
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura (II) resmi berganung pada Senin (9/9/2024). Entitas baru gabungan kedua BUMN ini adalah PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports). Penggabungan usaha ini disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskaria mengatakan setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.
"Pasca merger, tepat di hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia," kata Dony dalam acara Konferensi Pers di Kantor Pusat Injourney Sarinah, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Dony menyebut, proses untuk menyatukan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II tidak mudah karena banyak terdapat perbedaan bisnis diantara keduanya. Misalnya perbedaan kebijakan operasional bisnis bandara hingga sistem rekrutmen pegawai.
Kesulitan lainnya, pelaksanan proses merger ini juga diharuskan untuk tidak mengganggu operasional kedua bandar udara demikian kenyamanan penumpang. Dengan ini, diperlukan waktu hingga sembilan bulan untuk menyelesaikan proses penggabungan usaha sejak dimulai pada Desember 2023 lalu.
"Dan Alhamdulillah proses merger ini sudah selesai, termasuk di dalamnya kami menyelesaikan 69 aturan yang untuk supaya sesuai dengan aturan yang berlaku," beber dia.
Ke depan, PT Angkasa Pura Indonesia difokuskan untuk meningkatkan pendapatan di luar sektor non-aeronautika (non-aero). Salah satu strategi untuk memacu bisnis non aero adalah memanfaatkan lahan-lahan yang menganggur di seputar kawasan bandara agar menjadi optimal.
"Kita menyadari pendapatan kita masih didominasi oleh aero. Tapi, tahun ini kita berhasil memberikan kontribusi yang cukup signifikan, kita growth sebesar 49 persen ini satu pencapaian yang cukup baik, tentu saja dan harapan kita di depan bawah pengelolaan bandara kita lebih baik," tandas dia.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Bocoran Wamen BUMN
Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kabar terbaru tentang penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Menurutnya, proses merger itu sudah masuk tahap final.
Diketahui, proses merger itu dimulai sejak integrasi ke PT Angkasa Pura Indonesia di bawah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, InJourney. Nantinya ada perubahan nama dan susunan BUMN pengelola bandara itu.
Pria yang karib disapa Tiko itu menyebut masih ada proses yang perlu dilalui. Salah satunya mengenai persetujuan atas merger.
"Oiya ya lagi proses, lagi proses persetujuan," kata Tiko, di JCC Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (6/8/2024).
Rencananya, PT Angkasa Pura Indonesia akan berganti nama menjadi Angkasa Pura Nusantara. Kemudian, Angkasa Pura II juga akan berganti jadi Angkasa Pura Indonesia, serta Angkasa Pura I akan masuk ke entitas tersebut.
Meski tak merinci progres terbarunya, Tiko bilang merger Angkasa Pura itu akan diluncurkan pada pekan depan. "Nanti minggu depan mungkin di launching ya," ujar dia.
Advertisement