Ukraina Minta Negara Barat Setujui Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia

Seruan baru itu muncul ketika Rusia melancarkan lebih banyak serangan pesawat nirawak dan artileri ke Ukraina dalam semalam.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Sep 2024, 14:04 WIB
Dalam foto yang disediakan oleh Layanan Darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran memeriksa lokasi serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah hotel di Kharkiv, Ukraina, Rabu (10/1/2024). Dua rudal Rusia menghantam hotel tersebut dan melukai 11 orang. (Ukrainian Emergency Service via AP)

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina mengajukan permintaan kepada negara Barat agar mengizinkannya menyerang Rusia setelah pertemuan antara para pemimpin Amerika Serikat dan Inggris.

Seruan baru itu muncul saat Kyiv mengatakan bahwa Rusia melancarkan lebih banyak serangan pesawat nirawak dan artileri ke Ukraina dalam semalam, dikutip dari Japan Today, Minggu (15/9/2024).

"Teror Rusia dimulai di depot senjata, lapangan udara, dan pangkalan militer di dalam Federasi Rusia," kata penasihat presiden Ukraina Andriy Yermak pada hari Sabtu.

"Izin untuk menyerang jauh ke Rusia akan mempercepat solusinya."

Para pejabat Ukraina telah berulang kali meminta sekutu untuk memberikan lampu hijau penggunaan senjata jarak jauh yang disediakan Barat untuk menyerang target jauh di dalam wilayah Rusia.

Sejauh ini, AS telah mengizinkan Kyiv untuk menggunakan senjata yang disediakan AS hanya di area terbatas di dalam perbatasan Rusia dengan Ukraina.

Pembahasan tentang izin serangan jarak jauh diyakini telah dibahas ketika Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer bertemu di Washington pada Jumat (13/9)tetapi tidak ada keputusan yang segera diumumkan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mendesak AS dan sekutu lainnya untuk mengizinkan pasukannya menggunakan senjata Barat untuk menargetkan pangkalan udara dan lokasi peluncuran yang lebih jauh karena Rusia telah meningkatkan serangan terhadap jaringan listrik dan utilitas Ukraina sebelum musim dingin.

Ia tidak mengomentari pertemuan tersebut secara langsung pada Sabtu pagi, tetapi mengatakan bahwa lebih dari 70 pesawat nirawak Rusia telah diluncurkan ke Ukraina semalam.

 


Tembak Jatuh 76 Pesawat Nirawak Rusia

Drone Rusia di wilayah Ukraina. (National Police of Ukraine)

Angkatan udara Ukraina kemudian mengatakan bahwa 76 pesawat nirawak Rusia telah terlihat, 72 di antaranya ditembak jatuh.

"Kita perlu meningkatkan pertahanan udara dan kemampuan jarak jauh untuk melindungi rakyat kita," tulis Zelenskyy di media sosial.

"Kami sedang mengerjakan ini dengan semua mitra Ukraina."

Serangan lainnya menyebabkan satu orang tewas oleh tembakan artileri Rusia saat infrastruktur energi menjadi sasaran di wilayah Sumy, Ukraina. Seorang pengemudi berusia 54 tahun tewas dan tujuh orang lainnya dirawat di rumah sakit, kata Kementerian Energi Ukraina.

Tiga orang lainnya tewas Sabtu lalu dalam serangan Rusia terhadap perusahaan pertanian di kota garis depan Huliaipole di wilayah Zaporizhzhia, kata Gubernur Ivan Fedorov.

 


Diprediksi Picu Eskalasi Lebih Lanjut

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy hari Minggu di lokasi rahasia memamerkan jet tempur F-16 baru yang tiba di Ukraina. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

Sementara itu, pejabat di Moskow terus membuat pernyataan publik yang memperingatkan bahwa serangan jarak jauh akan memicu eskalasi lebih lanjut antara Rusia dan Barat.

Pernyataan tersebut sejalan dengan narasi yang dipromosikan Kremlin sejak awal perang, menuduh negara-negara NATO berpartisipasi secara de facto dalam konflik tersebut dan mengancam akan memberikan tanggapan.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita negara Tass pada Sabtu bahwa pemerintah AS dan Inggris mendorong konflik, yang dimulai dengan invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, ke arah "eskalasi yang tidak terkendali dengan baik."

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya