Jaga Kualitas dan Inovasi Pedas, Produsen Sambal Asli Indonesia Ini Raih Penghargaan

Hadirkan inovasi dan jaga kualitas produk dengan bekerja sama dengan petani lokal, bawa brand sambal raih penghargaan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 15 Sep 2024, 15:18 WIB
Sambal. (Ilustrasi AI)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak lama, sambal jadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Sambal seolah menjadi gong dari berbagai hidangan, menyajikan rasa pedas nan khas dan menggugah selera.

Tak dimungkiri bahwa cita rasa pedas dari sambal kerap menimbulkan sensasi "ketagihan" bagi penikmat kuliner Indonesia. Dalam beberapa tahun belakangan ini, tren sambal pun semakin berkembang di Tanah Air. Konsumen semakin menyadari kualitas dari keberagaman rasa sambal. Meraka tidak hanya mencari sambal yang memberi sensasi rasa pedas, melainkan juga menawarkan inovasi dalam cita rasa, tekstur, serta kemasan.

Salah satu produsen sambal dengan brand RED1, memahami bahwa untuk menjadi pemain utama di industri sambal yang semakin kompetitif, mereka harus menawarkan lebih dari sekadar rasa pedas yang menggigit. Karenanya, brand sambal ini pun menghadirkan inovasi pada produk mereka, mulai dari sambal dengan teknologi pengolahan canggih hingga produk dengan nilai tambah seperti Gochujang Halal dan Tabur Pedas yang unik.

“Dengan pendekatan ini, RED1 tidak hanya berfokus pada memenuhi ekspektasi konsumen lokal tetapi juga siap bersaing di pasar global, menjadikan sambal sebagai salah satu komoditas unggulan yang dapat dibanggakan,” kata Direktur of Sales & Marketing RED1 Jimmy Pangestoe melalui keterangan tertulis.

Jimmy menuturkan, brandnya resmi berganti nama menjadi RED1 pada 2017 setelah sebelumya menggunakan nama Sambal Megah Sari. Meski demikian pihaknya memastikan fokusnya adalah menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.

 


Gunakan Teknologi Terkini dan Gandeng Petani Lokal

RED1 dinobatkan sebagai brand asli Indonesia yang unggul melalui apresiasi Brand Indonesia Excellence Award 2024.

 

Dalam mengolah produknya, brand sambal ini menggunakan teknologi terkini dan bekerja sama dengan para petani lokal Indonesia. Dua hal tersebut menjadi kunci dalam memastikan bahan baku yang digunakan berkualitas dan proses produksi efisien.

"Filosofi branding RED1 berakar dari keyakinan bahwa cabai Indonesia, sebagai salah satu kekayaan alam yang melimpah, memiliki potensi besar untuk ditingkatkan nilainya, dengan pengolahan yang tepat, produk akhir tidak hanya dapat dipasarkan di dalam negeri tetapi juga diekspor ke luar negeri,” papar Product and Process Development Manager RED1 Maria Suparno.

Maria menuturkan, setiap tahun pihaknya mengadakan pelatihan bagi para pemasok, termasuk petani lokal dan UMKM pengolahan bahan baku.

“Teknologi terbaru yang diterapkan dalam proses pengolahan memastikan cabai dimasak pada suhu tinggi dalam waktu singkat, menjaga cita rasa segar dari cabai,” terangnya.

Tantangan terbesar agar tetap relevan dengan tren kuliner yang dinamis yakni diatasi dengan terus melakukan riset dan pengembangan. Seperti produk Gochujang Halal dan Tabur Pedas, keduanya dirancang untuk memenuhi tren minat konsumen terhadap masakan Korea dan inovasi elemen crispy, bawang goreng dengan rasa ekstrem dari ghost pepper.

Untuk itu, Jimmy mengakui pentingnya media sosial dalam strategi brandingnya dan terhubungn dengan para konsumen. Melalui media sosial, pihaknya dapat menanggapi langsung umpan balik dari konsumen guna meningkatkan produk dan layanan.


Raih Penghargaan

Belum lama ini, RED1 dinobatkan sebagai brand asli Indonesia yang unggul melalui apresiasi Brand Indonesia Excellence Award 2024.

"Kami mengucapkan terima kasih atas penghargaan Brand Indonesia Excellence 2024 dan berkomitmen untuk terus berinovasi dalam proses pengolahan, pelayanan, dan distribusi. Semoga produk RED1 dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” ujar Jimmy.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya