Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Jakarta besok, Selasa, 17 September 2024, sebagian langitnya diprakirakan cerah dan cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan melalui laman resminya www.bmkg.go.id, cuaca Jakarta pada siang hingga malam hari ini diprakirakan berawan tebal, namun tak ada hujan sama sekali.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprediksi cuaca paginya cerah, siang berawan, dan malam hari berawan tebal.
Lalu di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat pada pagi diprakirakan cerah berawan, namun siang hingga malam berawan tebal.
Sementara itu, di Kota Tangerang, Banten diprediksi BMKG bakal cerah berawan pada pagi hari dan siang hingga malam berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Selatan | Cerah | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Timur | Cerah | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Kepulauan Seribu | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Bekasi | Cerah | Berawan | Berawan Tebal |
Depok | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Kota Bogor | Cerah Berawan | Berawan Tebal | Berawan |
Tangerang | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Siaga Potensi Bencana, Stasiun Geofisika Malang Gelar Seminar Edukasi Waspada Gempa
Sebelumnya, Stasiun Geofisika Malang kembali mengadakan seminar edukasi bertajuk "Ancaman Megathrust dan Cara Cerdas Mitigasi Gempa Bumi" di Madrasah Aliyah Miftahul Huda, Kepanjen, Jawa Timur (Jatim).
Seminar dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2024, bertempat di Gedung MAS Miftahul Huda Kepanjen. Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah Shofiyulloh.
"Semoga kegiatan seperti ini dapat mengedukasi siswa dalam memahami ancaman nyata di balik fenomena gempa Megathrust yang tengah marak diperbincangkan di Indonesia saat ini," ujar Shofiyulloh, dikutip Tim News Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id.
Turut hadir Ma'muri dan Dana Ristanto dari Stasiun Geofisika Malang sebagai pembicara, seminar ini menggali lebih dalam tentang potensi ancaman Megathrust yang mengintai wilayah Indonesia.
Penyampaian yang menarik dan kaya informasi membuat para siswa tampak antusias saat menyimak setiap penjelasan, terlihat dari banyaknya pertanyaan mengenai upaya mitigasi menghadapi bencana tersebut.
"Acara berjalan dengan lancar. Semoga menjadi tambahan pengetahuan baru dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana," tegas Ma'muri, selaku Kepala Stasiun Geofisika Malang.
Adanya seminar edukasi yang semakin intensif seperti ini, diharapkan para siswa menjadi lebih siap dan tangguh dalam menghadapi ancaman gempa bumi, mewujudkan masyarakat yang sadar dan siap siaga.
Advertisement
Mahasiswa Universitas Indonesia Pelajari Mitigasi Bencana Cuaca, Gempa, dan Iklim di BMKG
Sementara itu, sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari 60 Mahasiswa dan 1 Dosen Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang sistem peringatan dini bencana, pengelolaan ancaman gempa dan tsunami, serta pengolahan data cuaca real time untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana terkait cuaca, gempa bumi dan tsunami serta perubahan iklim.
Selanjutnya pemaparan materi "Meteorological Early Warning System" oleh PMG Muda dari Pusat Meteorologi Publik, Hifdiyawan menjelaskan berbagai produk informasi cuaca publik yang dikelola oleh BMKG, jam operasional tim meteorologi, serta proses pengolahan data yang dilakukan hingga menghasilkan informasi cuaca yang akurat untuk masyarakat di Ruang Media Center.
Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), di mana, mahasiswa mendapat penjelasan langsung mengenai sistem pemantauan dan peringatan dini tsunami, yang berperan penting dalam mitigasi bencana di Indonesia.
"Pusat Ina-TEWS ada di Jakarta. Ina-TEWS dibantu oleh 10 pusat gempa bumi regional yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Medan, Padang, Yogyakarta, Ciputat, Makassar, Manado, Kupang, Ambon, Denpasar, dan Jayapura. Dibantu juga oleh 33 Stasiun UPT Geofisika di daerah seluruh Provinsi Indonesia," ujar Petugas InaTEWS Bagus Adi Wibowo, dikutip Tim News Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id.
Kemudian rombongan menuju Ruang Climate Early Warning System (CEWS). Di ruangan ini, PMG Muda Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Mugni Hadi Hariadi menjelaskan bahwa CEWS memproduksi berbagai data iklim jangka panjang yang berperan penting untuk sektor-sektor vital. Produk tersebut mencakup prakiraan hujan bulanan, prakiraan awal musim, dan peringatan dini terkait iklim ekstrem.
"Prakiraan ini berperan penting dalam membantu perencanaan sektor pertanian, sektor energi, dan kesehatan, serta memantau emisi gas rumah kaca dan kualitas udara," ujar Mugni, menekankan pentingnya data iklim untuk mendukung ketahanan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana.