KLHK Dukung Seminar Internasional Bertema From Linear to Circular-Enhancing Resources in The PVC Value Chain

Seminar diselenggarakan pada Kamis 12 September 2024 di Hotel Mövenpick Jakarta dan dihadiri oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Vinda Damayanti.

oleh Tim News diperbarui 15 Sep 2024, 21:19 WIB
Seminar diselenggarakan pada Kamis 12 September 2024 di Hotel Mövenpick Jakarta dan dihadiri oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Vinda Damayanti. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan meningkatnya kesadaran global tentang kelestarian lingkungan, industri semakin ditantang untuk memikirkan kembali praktik tradisional dan mengadopsi strategi inovatif untuk mengurangi sampah dan meningkatkan efisiensi sumber daya.

Anggota asosiasi ASEAN Vinyl Council (AVC) Indonesia, yang terdiri dari Produsen PVC Resin, yaitu PT Asahimas Chemical, PT Standard Toyo Polymer, PT Sulfindo Adi Usaha, dan PT TPC Indo Plastic and Chemicals pun menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema 'From Linear to Circular – Enhancing Resources in The PVC Value Chain'.

Seminar internasional ini diselenggarakan pada Kamis 12 September 2024 di Hotel Mövenpick Jakarta dan dihadiri oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Vinda Damayanti.

Serta 100 peserta yang terdiri dari pejabat pemerintah, asosiasi, industri, peneliti, akademisi dari negara-negara ASEAN, dan praktisi daur ulang untuk membahas isu penting seputar rantai nilai PVC dalam konteks ekonomi sirkular.

Dalam kesempatan itu, Direktur Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti menyampaikan, ekonomi sirkular adalah elemen kunci untuk mengatasi masalah sampah padat kota secara global.

"Terdapat dua tantangan utama, yaitu jumlah sampah dan komposisi sampah kota. Kedua tantangan ini juga berkorelasi dengan laporan United Nations Environment Program yang menyatakan bahwa sampah plastik memiliki hubungan yang erat dengan tiga krisis planet, termasuk perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi," ujar Vinda melalui keterangan tertulis, Minggu (15/9/2024).

Ia menambahkan, seminar ini akan menjadi momentum yang tepat untuk membangun bisnis sirkular plastik pasca-konsumsi PVC melalui tindakan kolaboratif di antara seluruh rantai nilai PVC dari hulu ke hilir, mulai dari produksi hingga pengolahan akhir.

"Seminar ini dapat memberikan hasil yang inovatif dan menghasilkan manfaat bagi lingkungan dan bisnis kita mulai dari sekarang dan di masa depan," jelas Vinda.

 


Tujuan Seminar yang Dilakukan

Kondisi penampungan sampah yang dikelola Pemerintah Kota Depok di TPA Cipayung (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Kemudian, Ketua Umum AVC dan Presiden Direktur PT Asahimas Chemical Eddy Sutanto menjelaskan, tujuan utama seminar ini adalah untuk memperkenalkan dan mengeksplorasi rantai nilai PVC dengan mengedapankan peran dan interaksi di dalamnya, serta menumbuhkan pemahaman yang lebih tentang bagaimana elemen-elemen ini berkontribusi pada keberlanjutan dan sirkularitas.

Dia menjelaskan, pendekatan kolaboratif ini berupaya membangun jaringan individu dan organisasi yang lebih kohesif yang berkomitmen untuk memajukan praktik ekonomi sirkular.

"Selain itu, seminar juga bertujuan untuk mendorong kegiatan daur ulang di Indonesia dan mendukung program pemerintah yang berfokus pada pengelolaan sampah dan keberlanjutan," kata Eddy.

Eddy mengatakan, topik yang dibahas meliputi peraturan mengenai ekonomi sirkular, peran PVC dalam keberlanjutan, hubungan dan kolaborasi antar entitas, pengembangan database daur ulang PVC di Indonesia, kontribusi industri terhadap keberlanjutan, dan kemajuan teknologi daur ulang PVC.

"Melalui diskusi tersebut, diharapkan dapat mengembangkan wawasan, mengubah persepsi, dan meningkatkan kesadaran di antara para pemangku kepentingan," ucap dia.

 


Promosikan Program Pemerintah

PT BUMI Resources Tbk. (BUMI) melalui anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST). TPS ini berkonsep Eco Waste.

Eddy menyatakan, tujuan seminar ini adalah untuk mempromosikan program pemerintah terkait "Polusi Plastik" (UNEA), Peta Jalan Pengurangan Sampah di Indonesia, dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam hal pilar keberlanjutan ekonomi dan lingkungan, khususnya di industri Polyvinyl Chloride (PVC).

"Pendapat umum tentang PVC yang berlaku secara linier, mulai dari ekstraksi hingga produksi, konsumsi, dan pengolahan akhir. Namun, dengan bertransisi ke ekonomi sirkular, kita dapat meminimalkan sampah, mengurangi jejak karbon, dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan," kata dia.

Eddy Sutanto menambahkan, industri PVC resin perlu selaras dengan misi Asosiasi AVC untuk mengambil peran aktif dalam mengadvokasi nilai produk PVC melalui penyebaran informasi teknis dan edukasi kepada Masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Seminar internasional ini menampilkan narasumber, yaitu Christine Halim dari Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Mochamad Chalid dari Center for Sustainability and Waste Management Universitas Indonesia (CSWM UI), dan Manit Nititanakul dari Chulalongkorn University Thailand.

Lalu Amir Razmjou Chaharmahali dari Edith Cowan University (ECU) Australia, Melissa Skidmore dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) Australia, dan Hadiyan Fariz Azhar dari PT Kita Bumi Global (Kibumi).

Serta Teh Chin Yaw dari Sun Ace Kakoh, Agung Nugroho dari PT Asahimas Chemical, Egi Erlangga dari PT Standard Toyo Polymer, Sarjuni Rahmat dari PT Wahana Duta Jaya Rucika, dan Rifqi Hijiri Saputro dari PT Lautan Luas Tbk.

Infografis Jenis-Jenis Plastik yang Berpotensi Jadi Sampah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya