6 Ciri Seseorang Sedang Mengalami Love Bombing, Manipulasi dengan Cinta Berlebihan

Meskipun love bombing terasa menyenangkan pada awalnya, dampaknya bisa sangat signifikan bagi korban di kemudian hari.

oleh Miranti diperbarui 16 Sep 2024, 11:26 WIB
Ilustrasi pasangan cinta yang romantis/copyright freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Apakah pasanganmu sering memujimu dengan berlebihan? Atau memberimu perhatian yang melimpah? Bahkan sangat murah hati dalam membelikanmu barang-barang? Waspadalah, bisa jadi kamu sedang mengalami love bombing.

Love bombing adalah teknik manipulasi yang digunakan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain. Tanda-tandanya bisa dilihat dari pujian, kebaikan, perhatian, hingga kasih sayang yang berlebihan. Dalam konteks hubungan romantis, love bombing biasanya terjadi pada pasangan yang baru berhubungan maupun yang sudah lama bersama.

Meskipun love bombing terasa menyenangkan pada awalnya, dampaknya bisa sangat signifikan bagi korban di kemudian hari. Dari yang awalnya berupa pujian dan kasih sayang, bisa berujung pada ketakutan yang mendalam. Hal ini tentu bisa merusak emosi korban.

Pelaku memiliki niat jahat untuk mendapatkan kontrol penuh dan mengendalikan emosi pasangannya. Jadi, bagaimana sebenarnya love bombing bekerja untuk memanipulasi emosimu? Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana telah dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (16/9/24):


1. Kasih Sayang yang Tiba-Tiba Berlebihan

Gambaran euforia yang ditimbulkan oleh love bomber pada korbannya | hak cipta unsplash.com/Peter Bucks

Hubungan yang masih sangat baru tentu dipenuhi dengan kebahagiaan yang meluap-luap. Pasangan sering kali dengan berlebihan ingin memberikan "dunia" satu sama lain. Pada awalnya, pelaku atau love bomber akan memberikan pujian yang sangat berlebihan.

Pujian tersebut akan terasa semakin tidak realistis. Perhatian yang berlebihan ini membuat korban akhirnya terbuai. Sikap yang menyenangkan dari pelaku membuat korban merasa sangat istimewa dan dicintai. Euforia ini membuat korban merasa bahagia dan sangat terhubung dengan pelaku.


2. Mengajak Kamu Bergantung Secara Emosional

Gambaran ketergantungan emosional yang dialami oleh korban love bombing | hak cipta unsplash.com/Malicki M beser

Begitu korban telah terpengaruh, love bomber akan semakin mudah menjalankan strateginya. Setelah menciptakan perasaan euforia, ia akan mulai memperkuat ketergantungan emosional korban. Seperti halnya narkoba, pelaku akan menggunakan berbagai cara untuk membuat pasangannya kecanduan.

Pelaku akan mengeksploitasi sisi adiktif dari perilaku tersebut. Dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang berlimpah, korban akan mulai terbiasa dengan hal-hal tersebut. Parahnya, korban akan merasa sangat membutuhkan love bomber untuk mencapai kebahagiaan, dan berpikir ia tidak akan pernah bahagia tanpa kehadiran love bomber.


3. Menuntut Perhatian Penuh

Ilustrasi love bomber yang sukses memanipulasi korban | hak cipta freepik

Kecanduan tersebut akan menjadi penyakit yang sulit hilang dari korban. Ketika ketergantungan emosional sudah mencapai puncaknya, love bomber akan melanjutkan aksinya ke tahap berikutnya. Tahap selanjutnya melibatkan teknik manipulatif.

Teknik manipulatif ini dimulai dengan pengurangan perhatian dan pujian secara tiba-tiba. Korban yang sudah terbiasa dengan perlakuan baik tentu akan terkejut dengan perubahan mendadak tersebut.

Lebih parah lagi, pelaku akan menggunakan ketidakpastian untuk memengaruhi perilaku dan keputusan korban. Kebingungan pun menghampiri korban, menyebabkan perasaan cemas, ragu, dan sangat tergantung pada love bomber untuk mendapatkan validasi emosionalnya.


4. Mengisolasi Kamu dari Orang Lain

Gambaran ketakutan yang dialami korban love bombing | hak cipta unsplash.com/Melanie Wasser

Penurunan perhatian dan pujian secara tiba-tiba akhirnya menciptakan ketidakpastian dan ketakutan pada korban. Ketidakpastian ini sering kali memaksa korban untuk terus mencari perhatian dan pengakuan dari pelaku love bombing. Ketakutan korban akan kehilangan sumber validasi emosionalnya pun tumbuh.

Perasaan tidak lagi dicintai dan tidak lagi merasa istimewa akan semakin menyelimuti korban. Pada akhirnya, pelaku memiliki kendali penuh atas korban. Di titik ini, pelaku telah sepenuhnya berhasil dalam menjalankan misinya untuk memanipulasi korban. Jika tidak segera ditangani, korban akan semakin bergantung pada pelaku love bombing dan bersedia melakukan apa saja agar tidak berpisah.


5. Perasaan Terjebak atau Tidak Nyaman

Ilustrasi cemas, gelisah, resah. (Image by Drazen Zigic on Freepik)

Jika kamu merasa terjebak, tidak nyaman, atau merasa ada yang tidak beres meskipun menerima banyak perhatian, ini bisa menjadi tanda love bombing. Intuisi kamu adalah alat terbaik untuk mendeteksi niat buruk seseorang.


6. Mengabaikan Batasan dan Kebutuhan Pribadi

Ilustrasi Kecemasan Credit: pexels.com/Juan

Seseorang yang melakukan love bombing mungkin mengabaikan batasan pribadimu dan mencoba memaksakan kehadiran mereka dalam setiap aspek kehidupanmu. Mereka mungkin tidak menghormati kebutuhan pribadi atau ruang yang kamu butuhkan.

Love bombing mungkin terasa seperti cinta yang luar biasa, tetapi di balik perhatian yang berlebihan bisa ada niat manipulatif. Jika kamu merasa mendapatkan perhatian yang tidak wajar, cepat, dan penuh tekanan, penting untuk berhati-hati dan mengevaluasi hubunganmu. Cinta yang sehat membutuhkan keseimbangan, saling menghargai, dan berkembang secara alami.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya