Kronologi Pemukulan Wasit saat Laga Aceh vs Sulteng di PON 2024: Keputusan Kontroversial hingga PSSI Turun Tangan

Insiden kurang menyenangkan sempat terjadi saat Aceh menghadapi Sulawesi Tengah dalam partai perempat final PON XXI Aceh-Sumut 2024 di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, pada Sabtu (14/9/2024) lalu. Wasit terkena bogem dari pemain Sulteng sebagai buntut adanya sejumlah keputusan kontroversial di laga tersebut.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 19 Sep 2024, 19:31 WIB
Cabor sepak bola PON 2024 sempat diwarnai insiden pemukulan wasit saat laga perempat final yang mempertemukan Aceh vs Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/9/2024) lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden kurang menyenangkan sempat terjadi saat Aceh menghadapi Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam pertandingan perempat final cabor sepak bola PON XXI 2024 Aceh-Sumut yang digelar di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, pada Sabtu (14/9/2024) lalu.

Pemain Sulteng Muhammad Rizki Saputra melemparkan bogem kepada wasit pemimpin pertandingan Eko Agus Sugiharto, sebagai buntut dari keputusan kontroversial yang dia keluarkan saat laga.

Menilik kronologi aksi pemukulan tersebut, pertemuan Aceh vs Sulteng di perempat final sejatinya dimulai tanpa masalah. Sulawesi Tengah sanggup menciptakan keunggulan atas tuan rumah POIN pada menit ke-24, yang coba disejajarkan oleh Aceh.

Akan tetapi, tekanan dalam pertandingan mulai meningkat mendekati akhir babak pertama. Laga sampai terhenti sekitar menit 38, menyusul adanya aksi pelemparan botol dari area tribun penonton.

Para pemain di bench sempat terpancing, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Namun, pertandingan pada akhirnya berlanjut lagi setelah kondisi membaik.

Barulah memasuki babak kedua, sejumlah kontroversi menyelimuti jalannya pertandingan. Bermula dari menit 74, wasit Eko memaksa salah satu pemain Sulawesi Tengah, Wahyu Alman, keluar lebih dulu dengan memberikan kartu kuning kedua.

Wahyu dicap mengangkat kaki terlalu tinggi saat membuang bola, sehingga hampir mengenai kepala pemain Aceh. Tak sampai di situ, pemimpin pertandingan kembali memberikan kartu merah kepada pemain Sulteng lain Muhammad Akbar di menit 85. Dia dianggap melanggar penggawa Aceh, dengan keputusan ini langsung menuai protes dari Sulteng.


Detik-Detik Pemukulan Wasit oleh Pemain Sulteng

Ilustrasi sepak bola (Abdillah/Liputan6.com)

Puncak kontroversi terjadi di babak kedua. Wasit Eko kala itu memberi injury time selama 13 menit pada akhir pertandingan waktu normal.

Di menit 97, sang pemimpin laga menghadiahkan penalti kepada Aceh. Hal itu lantaran salah satu pemain tuan rumah PON dilanggar di dalam kotak penalti. Tim Sulteng akhirnya tak mampu lagi menahan amarah.

Muhammad Rizki bergerak melepaskan pukulan kepada Eko Agus Sugiharto sebagai bentuk luapan kekesalannya. Sang wasit langsung terjatuh akibat bogem tersebut. Dia segera mendapat perawatan medis, sebelum dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit.


Respons Ketum PSSI

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada wartawan saat konferensi pers perihal Satgas PSSI yang berlangsung di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Jumat (28/04/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia langsung memberi tanggapan atas situasi ini. Ketua Umum Erick Thohir mengecam kejadian memalukan di pertandingan Aceh vs Sulteng yang mencederai sepak bola.

Pria yang merangkap sebagai Menteri BUMN itu memastikan pihaknya bakal melakukan investigasi mendalam atas peristiwa tersebut, tak terkecuali kepemimpinan wasit yang dinilai penuh kejanggalan.

Selanjutnya, sanksi berat akan dijatuhkan, baik kepada pihak yang terbukti menggulirkan laga secara tidak fair, maupun pemain yang gagal memberi respons sportif atas situsi di lapangan.

"Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat!" tegas Erick Thohir dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (15/9/2024), sebagaimana dinukil dari situs resmi PSSI.

"Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah. Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat.

"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," tambahnya.


Tidak Ada Toleransi

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan keterangan kepada media di Menara Danareksa, Jakarta, Sabtu (24/06/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Erick Thohir juga memastikan tidak ada toleransi apabila ditemui bukti yang merujuk pada adanya upaya menggulirkan laga secara tidak fair atau pengaturan hasil pertandingan. Sanksi larangan seumur hidup mengancam wasit dan pihak-pihak lain yang kemungkinan terlibat.

"Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi bukan sekadar hukuman, melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikit pun praktik di luar fair play," kata Ketum PSSI lagi.


Wasit Liga 1 dan 2 Pimpin Pertandingan?

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga memberikan keterangan saat acara Refleksi 93 Tahun PSSI di GBK Arena, Senayan, Jakarta, Senin (17/04/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di sisi lain, Anggota Komite Eksekutif Arya Sinulingga baru-baru ini juga memberi pernyataan terkait langkah yang akan diambil PSSI sebagai respons atas insiden di laga PON 2024 Aceh vs Sulteng. Federasi disebutnya akan mengirim wasit Liga 1 dan 2 untuk memimpin pertandingan di Aceh.

"Pertandingan semifinal dan final di PON bisa berlangsung fair, yaitu mengganti semua wasit yang ditugaskan dengan wasit-wasit Liga 1 dan 2 untuk memimpin pertandingan di Aceh," beber Arya dalam keterangannya pada Minggu (15/9/2024), dikutip dari Antara.


Potensi Penyediaan VAR

Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Ferry Paulus, memberikan keterangan saat jumpa pers di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sementara itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga sempat menanggapi insiden melalui pernyataan di situs resmi LIB. Dia membenarkan langkah PSSI untuk tak memberi ampun bagi wasit, apabila terbukti terlibat dalam pertarungan pertandingan.

Walau begitu terkait wasit, Ferry memastikan tidak ada wasit Liga 1 yang ditugaskan ke PON. Hanya ada beberapa wasit yang baru promosi ke kompetisi Liga 2 2024/25, yang diberikan kesempatan bertugas dalam ajang empat tahunan tersebut. Pihaknya, lebih lanjut, juga akan membantu mendorong fair play dengan membantu penyediaan VAR serta perangkatnya.

"Pantang hukumnya melakukan pemukulan kepada perangkat pertandingan. Ditambah lagi, jika terbukti, wasit terlibat dalam pengaturan pertandingan. Akan ada hukuman yang tegas dan setimpal. Jangan beri ampun. Jaga integritas bersama,“ ucap Ferry Paulus, Minggu (15/9/2024) siang.

"Meski tidak ada wasit Liga 1 di PON 2024, kami akan selalu mengingatkan pentingnya integritas wasit. Berangkat dari insiden kemarin, pada perhelatan PON berikutnya, kami siap memberikan dukungan penuh. Termasuk membantu dalam bentuk penyediaan VAR dan perangkatnya," tambah Ferry dalam situs resmi PT LIB.

Adapun terkait pertandingan, Aceh kala itu dinyatakan menang walkover dalam duel melawan Sulawesi Tengah. Hal itu lantaran tim lawan menyatakan keengganan untuk bermain di perpanjangan waktu akibat tidak terima keputusan wasit.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya