Aktivis HAM Amerika yang Ditembak Mati Tentara Israel di Tepi Barat Palestina Dimakamkan di Turkiye, Keluarga Tuntut Keadilan

Aktivis HAM Amerika Serikat, Aysenur Ezgi Eygi, ditembak mati tentara Israel saat ikut protes damai menolak pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat Palestina.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 16 Sep 2024, 10:52 WIB
Ribuan pelayat mengantarkan jenazah hak aktivis hak asasi manusia (HAM) berkewarganegaraan Amerika Serikat berdarah Turki ke peristirahatan terakhirnya di Kota Didim, Turki, Sabtu, 14 September 2024. (dok. OZAN KOSE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Jenazah aktivis hak asasi manusia (HAM) Aysenur Ezgi Eygi akhirnya dimakamkan di Kota Didim, Aegean, Turki. Peti jenazah aktivis berkewarganegaraan Amerika Serikat yang berbalut bendera Turki itu diantarkan ribuan pelayat yang berkumpul di barat daya Turkiye pada Sabtu, 14 September 2024.

Sebelumnya, mengutip AFP, Senin (16/9/2024), foto Eygi ditempatkan di dekat peti mati saat proses pemakaman di masjid setempat. Para pelayat, termasuk keluarga Eygi, anggota Partai PKP pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, dan aktivis yang mendukung perjuangan Palestina, menyolatinya sebelum membawa peti itu ke liang lahat. 

Presiden Erdogan tidak muncul di Didim tetapi ia mengirimkan wakil presidennya, menteri luar negeri, dalam negeri, dan menteri kehakiman. Ketua partai oposisi CHP Ozgur Ozel juga menghadiri pemakaman tersebut.

Para pengunjung rasa meneriakkan slogan-slogan di dekat masjid untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap warga Palestina. Kematian Eygi memicu kecaman internasional dan membuat marah Turkiye kepada Israel.

Eygi adalah seorang sukarelawan untuk Gerakan Solidaritas Internasional. Ia ditembak di kepala oleh tentara Israel saat ikut dalam demonstrasi damai untuk memprotes pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat Palestina pada 6 September 2024. Insiden itu terjadi di dekat Nablus.

Eygi pun meninggal dunia pada usia 26 tahun. Keluarganya meminta jenazah Eygi dimakamkan di Didim, tempat tinggal kakeknya dan makam neneknya berada. Semasa hidup, Eygi kerap mengunjungi kota tepi pantai itu.


Ancaman Turki dan Klaim Israel

Aysenur Ezgi Eygi, aktivis yang ditembak dan dibunuh Israel saat ikut aksi damai di Tepi Barat. (dok. X @AlMoshtabik/https://x.com/AlMoshtabik/status/1832035701065396470/photo/1)

Pemerintah Turki mengatakan sedang menyelidiki kematiannya dan mendesak PBB untuk menyelidiki pembunuhan itu secara independen. Turkiye juga berencana mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Eygi, tergantung pada temuan penyelidikannya.

Militer Israel membela diri. Mereka mengklaim Eygi kemungkinan besar diserang "secara tidak sengaja" oleh pasukan saat mereka merespons "kerusuhan yang disertai kekerasan". Pihak Israel juga mengatakan sedang menyelidiki kasus tersebut.

Klaim Israel berseberangan dengan pernyataan PBB yang mengatakan bahwa Eygi bergabung dalam 'protes anti-pendudukan yang damai' di Beita, tempat demonstrasi digelar mingguan. Pemukiman Israel yang dihuni sekitar 490 ribu orang di Tepi Barat itu dinyatakan ilegal menurut hukum internasional.

Mengutip Anadolu Ajansı, Sabtu, 7 September 2024, sejumlah saksi juga mengatakan Eygi berdiri jauh dari area protes utama saat ia jadi sasaran tembak. Meski dilarikan ke rumah sakit Palestina, upaya medis untuk menyelamatkannya tidak berhasil.


Temukan Peluru di Kepala Sang Aktivis

Ayah Aysenur Ezgi Eygi mengantarkan putrinya ke peristirahatan terakhirnya di Turki.(dok. OZAN KOSE / AFP)

Jenazah wanita muda itu tiba di Istanbul pada Jumat, 13 September 2024, dari Tel Aviv, sebelum dipindahkan ke kota terbesar ketiga di Türkiye, Izmir, tempat autopsi dilakukan. Temuan awal dari autopsi tersebut mengungkapkan sebuah peluru mengenai kepalanya, dan penyebab kematian Eygi didefinisikan sebagai "patah tulang tengkorak, pendarahan otak dan kerusakan jaringan otak," lapor televisi TRT yang dikelola pemerintah.

Laporan tersebut tumpang tindih dengan autopsi awal yang dilakukan oleh tiga dokter Palestina, yang menyimpulkan bahwa sebuah peluru menembus langsung tengkorak korban. Ibunya, Rabia Birden, pada Jumat lalu, mendesak pejabat Turki untuk menegakkan keadilan.

"Satu-satunya hal yang saya minta dari negara kami adalah mencari keadilan bagi putri saya," katanya seperti dikutip kantor berita Anadolu.

Ayahnya, Mehmet Suat Eygi, memberikan penghormatan kepada putrinya di Didim, mengatakan kepada AFP bahwa dia adalah "orang yang sangat istimewa". "Dia sensitif terhadap hak asasi manusia, terhadap alam, terhadap segala hal," katanya.


Joe Biden Sebut Pembunuhan Aysenur Sebagai Kecelakaan

Poster Aysenur Ezgi Eygi. (dok. JAAFAR ASHTIYEH / AFP)

Setelah mendapat banyak protes dan desakan, akhirnya pada Selasa, 10 September 2024, menyatakan rasa duka cita yang mendalam. Namun dilansir dari CNN, Rabu, 11 September 2024, Biden menyebut penembakan kepala aktivis Amerika keturunan Turki di Tepi Barat, yang diduduki Israel, sebagai "kecelakaan".

"Tampaknya itu adalah sebuah kecelakaan, benda itu memantul ke tanah dan dia terkena secara tidak sengaja. Saya sedang mempelajarinya sekarang," kata Biden kepada wartawan, Selasa, 10 September 2024. Pernyataannya seakan mengamini klaim militer Israel yang menyatakan bahwa kemungkinan besar Eygi "secara tidak langsung dan tidak sengaja" terkena tembakan pasukan mereka.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memberikan pandangan berbeda. Ia menyebut penembakan tersebut sebagai tidak beralasan, tidak bisa dibenarkan serta tidak dapat diterima.

Sehari kemudian, Rabu, Biden kembali angkat bicara dan kali ini berubah mengecam tindakan tentara Israel tersebut dan disebutnya sebagai tragedi yang tidak bisa diterima. Ia mengatakan pemerintah AS akan segera menyelidiki kasus tersebut sampai tuntas.

"Harus ada akuntabilitas penuh. Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan insiden seperti ini tidak terjadi lagi," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Infografis Menlu Retno Desak 3 Tuntutan Dukung Palestina di DK PBB. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya