Liputan6.com, West Palm Beach - Wakil Presiden Kamala Harris menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas Rahasia Amerika Serikat yang telah menjaga keselamatan mantan Presiden AS Donald Trump.
Pernyataan ini menyusul adanya upaya pembunuhan kembali yang dihadapi oleh Donald Trump, kali ini di Florida, dikutip dari BBC, Senin (16/9/2024).
Advertisement
"Saya sangat terganggu oleh kemungkinan upaya pembunuhan mantan presiden Trump hari ini," kata Harris dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui Gedung Putih.
"Saya mengutuk kekerasan politik. Kita semua harus melakukan bagian kita untuk memastikan bahwa insiden ini tidak mengarah pada lebih banyak kekerasan."
"Saya bersyukur bahwa mantan Presiden Donald Trump aman. Saya memuji Dinas Rahasia AS dan mitra penegak hukum atas kewaspadaan mereka."
"Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joe Biden, pemerintahan kami akan memastikan Dinas Rahasia memiliki setiap sumber daya, kemampuan, dan tindakan perlindungan yang diperlukan untuk melaksanakan misi pentingnya."
Pelaku Upaya Pembunuhan Trump
Mantan Presiden AS Donald Trump selamat dari dugaan percobaan pembunuhan pada Minggu (15/9/2024) di Florida, kata Biro Investigasi Federal (FBI).
Suara tembakan dilepaskan di luar lapangan golfnya di Florida pada Minggu sore, dua bulan setelah percobaan pembunuhan di Boulder, Pennsylvania.
Tersangka berusia 58 tahun, Ryan Wesley Routh, ditangkap setelah agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan di dekat batas lapangan golf Trump.
Routh bersembunyi di semak-semak dan ketika agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan, ia dilaporkan keluar dari semak-semak dan melarikan diri dengan mobil hitam.
Pihak berwenang melacak mobil tersebut dengan bantuan para saksi. Sebuah senapan AK-47 berkekuatan tinggi dengan teropong dan kamera GoPro ditemukan di tempat kejadian.
"Kami menahan seseorang saat ini yang merupakan tersangka potensial," kantor berita AFP mengutip Sheriff Palm Beach County Ric Bradshaw.
Advertisement
Siapa Ryan Wesley Routh?
Menurut laporan New York Times, Routh adalah mantan pekerja konstruksi dari North Carolina Greensboro. Ia tidak memiliki latar belakang militer formal, tetapi pernah menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam konflik bersenjata di masa lalu, khususnya di Ukraina setelah invasi Rusia tahun 2022.
Dalam sebuah posting X, Routh menyatakan kesediaannya untuk "berjuang dan mati" di Ukraina.
"SAYA BERSEDIA TERBANG KE KRAKOW DAN PERGI KE PERBATASAN UKRAINA UNTUK MENJADI SUKARELAWAN DAN BERJUANG DAN MATI," tulisnya.
Ini bukan pertama kalinya Routh berurusan dengan hukum. Pada tahun 2002, ia ditangkap setelah membarikade dirinya di dalam sebuah gedung dengan senjata otomatis penuh di Greensboro. Tuduhan serius telah dijatuhkan kepadanya, namun, hasil dari kasus tersebut masih belum jelas.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam sebuah pernyataan resmi, memuji pekerjaan Dinas Rahasia dan mitra penegak hukum mereka atas "kewaspadaan dan upaya mereka untuk menjaga mantan Presiden dan orang-orang di sekitarnya tetap aman".