Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan lokasi longsor di Kawasan Babakan Siliwangi (Baksil) Kota Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (14/9/2024) pukul 11.00 WIB terjadi di zona kerentanan tanah menengah.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Mohamad Wafid, berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandung titik longsoran tepatnya berada di Jalan Siliwangi No.17-25, Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, secara gograffis terletak pada koordinat 6.884622 LS, dan 107.607477 BT.
Advertisement
"Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi), daerah bencana terletak di Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah, artinya daerah ini mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah. Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," jelas Wafid, Minggu (15/9/2024).
Wafid mengatakan berdasarkan Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Kota Bandung pada bulan September 2024 kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, daerah bencana terletak pada prakiraan gerakan tanah menengah.
Wafid menerangkan berdasarkan Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa kajian Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, batuan penyusun di daerah bencana di Kelurahan Cipaganti, Kecamatan Coblong, termasuk kedalam satuan Tuff pasir (Qyd) yakni Tuf berasal dari Gunung Dano dan Gunung Tangkubanparahu (erupsi ”C”, van Bemmelen, 1934).
"Tuf pasir coklat sangat sarang, mengandung kristal-kristal hornblenda yang kasar, lahar lapuk kemerah-merahan, lapisan-lapisan lapili dan breksi," terang Wafid.
Informasi yang diperoleh otoritasnya, bencana gerakan tanah alias longsor yang terjadi diperkirakan berupa longsoran kirmir atau tembok penahan lereng yang dipicu oleh bocornya pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Dampak gerakan tanah berdasarkan informasi dari media massa ucapo Wafid, yaitu satu rumah warga terdampak, kirmir jembatan terdampak dan tiang PLN dan telekomunikasi runtuh.
"Faktor penyebab terjadinya tanah longsor diperkirakan karena kemiringan lereng tebing yang terjal ditambah rembesan air dari kebocoran pipa PDAM," terang Wafid.
Adanya kejadian tersebut, Badan Geologi Kementerian ESDM menerbitkan 5 rekomendasi teknis kepada seluruh kelompok masyarakat.
Warga Terdampak Diminta Mengungsi
Wafid mengimbau masyarakat yang terdampak bencana agar segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari bencana gerakan tanah.
"Masyarakat maupun pengguna jalan di sekitar daerah bencana lebih waspada, karena daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan," kata Wafid.
Wafid menyarankan pemasangan rambu rawan bencana longsor di sekitar lokasi yang longsor untuk meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana akibat gerakan tanah.
"Masyarakat setempat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah atau BPBD setempat," tukas Wafid. (Arie Nugraha)
Advertisement