Bursa Saham Hong Kong Anjlok Parah Tertekan Data Ekonomi China yang Suram

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,76% pada pembukaan perdagangan hari ini, setelah China merilis serangkaian data ekonomi yang mengkhawatirkan selama akhir pekan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Sep 2024, 13:01 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia dubika bervariasi pada perdagangan Senin dengan saham Hong Kong mengalami tekanan yang sangat dalam. Kejatuhan bursa Hong Kong ini karena investor menilai data ekonomi China yang suram.

Sementara beberapa pasar utama tutup karena hari libur pemperingati hari besar keagamaan dan sejumlah festival.

Mengutip CNBC, Senin (16/9/2024), Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,76% pada pembukaan perdagangan hari ini, setelah China merilis serangkaian data ekonomi yang mengkhawatirkan selama akhir pekan.

Tercatat, produksi pabrik untuk Agustus, penjualan ritel, dan angka investasi di China tidak memenuhi ekspektasi. Tingkat pengangguran perkotaan juga naik ke level tertinggi dalam enam bula. Sementara harga rumah turun pada laju tercepat dalam sembilan tahun.

Investor juga menunggu pertemuan kebijakan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) pada hari Selasa dan Rabu di mana investor mengharapkan Fed memangkas suku bunga pertama mereka sejak 2020.

S&P/ASX 200 Australia naik 0,44% pada pembukaan perdagangan hari ini. Indeks Tertimbang Taiwan juga naik sedikit.

Pasar saham China daratan dan Korea Selatan tutup untuk festival Pertengahan Musim Gugur. Pasar Jepang juga tutup untuk Hari Penghormatan bagi Lansia.

Topan Bebinca telah menyebabkan pembatalan ratusan penerbangan di China dan diperkirakan akan menjadi badai terkuat sejak 1949.

Investor Asia juga menunggu sejumlah data penting dan keputusan bank sentral dari kawasan tersebut.

Inflasi Jepang diperkirakan akan meningkat pada Agustus, menurut jajak pendapat sebuah media internasional, yang mendukung pendapat Bank Jepang untuk tetap bersikap agresif saat dewan menetapkan kebijakannya pada hari Jumat.


IHSG Diramal Tembus 8.200, Faktor Ini Penentunya

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal tembus 8.200. Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati menjelaskan, proyeksi itu mempertimbangkan sejumlah faktor termasuk situasi politik baik dari dalam maupun luar negeri sehubungan dengan pemilu.

Secara garis besar, Ike mencermati ada tiga sentimen yang mempengaruhi gerak IHSG ke depan. Pertama, situasi makro ekonomi. Kedua, perkembangan komoditas atau industri. Kemudian ketiga yang paling sulit ditebak, adalah stabilitas politik.

"Peluang IHSG menuju 8.000 ada. Bahkan kalau the best scenario stabilitas politik luar negeri mendukung, tidak menutup kemungkinan IHSG bisa menuju 8.200 di awal 2025," kata Ike dalam Monthly Market Outlook Sinarmas Sekuritas, dikutip Senin (16/9/2024).

Dari sisi teknikal, Ike mematok target IHSG secara moderat pada level 7.800. Namun posisi tersebut sudah ditembus, IHSG berhasil mencatatkan rekor all time high (ATH) baru di posisi 7.828,966. Sehingga untuk saat ini target bullish IHSG secara teknikal di level 8.000.

"Variabel yang mungkin memberatkan IHSG adalah dari stabilitas politik. Tapi untuk saat ini stabilitas politik kita masih baik, yang harus kita antisipasi adalah ke depan," kata Ike.

Pada kondisi ini, Ike memiliki beberapa saham jagoan yang bisa dipertimbangkan. Pertama BBCA, yang cocok untuk investasi jangka panjang. Menurut Ike, dari sisi NPL dan beberapa resiko keuangannya masih lebih aman dibandingkan dengan banking yang lain.

"Ada beberapa target, target pertama (TP 1) 10.175, target kedua 11.000, BBCA bahkan ada peluang untuk menyentuh all time high-nya di 11.000an ya, bisa spec buy di kisaran 10.175-10.300," ulas Ike.

Masih dari perbankan, Ike rekomendasikan saham BMRI yang dinilai masih cukup baik dari sisi fundamental. Menurut Ike, BMRI juga berpotensi sentuh ATH baru. TP 1 pada level 7.350 dan TP 2 pada 7.500. Rekomendasi, speculative buy pada renteng 7.050-7.150.


Rekomendasi lainnya:

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

CTRA Speculative buy pada rentang 1.280-1.330

TP1: 1.385

TP2: 1.440 Stoploss: 1.230

SILO Speculative buy pada rentang 2.970-3.000

TP1: 3.160

TP2: 3.250

Stoploss: 2.800

ADRO Buy on weaknes pada rentang 3.560-3.650

TP1: 3.800

TP2: 4.000

Stoploss: 3.360

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya