Indonesia dan Inggris Teken MoU Pembangunan Nasional, Fokus Tangani Isu Perubahan Iklim hingga Transisi Energi

MoU tersebut menjadi salah satu upaya kolaborasi antara Indonesia dan Inggris dalam mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Sep 2024, 14:55 WIB
Menteri Pembangunan, Perempuan dan Kesetaraan Inggris Anneliese Dodds (kiri) dan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa usai penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa (17/9/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Inggris sepakat melakukan kerja sama di bidang pembangunan, yang mencakup sejumlah sektor termasuk perubahan iklim, konservasi alam, pengembangan energi rendah karbon, pembangunan dan transportasi berkelanjutan hingga manajemen bencana.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) yang dilakukan oleh Menteri Bappenas Suharso Monoarfa dan Menteri Pembangunan, Perempuan dan Kesetaraan Inggris Anneliese Dodds. 

"Kami telah berdiskusi terkait kerja sama di sektor-sektor yang mendukung target pembangunan Indonesia, yang sejalan dengan rencana pembangunan nasional jangka panjang," ujar Suharso usai penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Rencana kerja sama tersebut, kata dia, sejalan dengan Target Pembangunan Nasional atau Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus mencapai target Indonesia Emas 2045.

"Nota kesepahaman ini akan menjadi landasan formal untuk kerja sama berkelanjutan yang telah kita jalin dan juga mengidentifikasi peluang-peluang baru di bidang-bidang strategis yang sejalan dengan arahan pembangunan Indonesia dan agenda pembangunan global, seperti SDGs," lanjutnya.

MoU yang ditandatangani kedua menteri juga menetapkan pembentukan komite bersama yang berfungsi untuk memperkuat kolaborasi dalam perencanaan, kelancaran implementasi program serta pemantauan dan evaluasi kebijakan Indonesia-UK Development Cooperation.

"Dengan nota kesepahaman ini, kami berharap bahwa perencanaan dan implementasi kerja sama antara Indonesia dan Inggris akan menjadi lebih efektif, nyaman dan sejalan dengan pencapaian target pembangunan nasional Indonesia," tutur Suharso.


Dorong Keterlibatan Sektor Swasta

Menteri Bappenas Suharso Monoarfa usai penandatanganan MoU dengan Inggris di Jakarta, Selasa (17/9/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Lebih lanjut, Suharso juga berharap bahwa dengan disepakatinya MoU di bidang pembangunan itu, akan ada keterlibatan dari pihak swasta.

"Mudah-mudahan kerja sama ini juga akan diikuti dengan kerja sama antara para pebisnis baik dari Inggris dan di Indonesia yang masuk di aspek-aspek tertentu, sektor-sektor tertentu dan di daerah-daerah tertentu," kata dia.


Kolaborasi untuk Masa Depan Global

Menteri Pembangunan, Perempuan dan Kesetaraan Inggris Anneliese Dodds (kiri) dan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa usai penandatanganan MoU di Jakarta, Selasa (17/9/2024). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Melalui kesepakatan tersebut, Inggris menggandeng Indonesia untuk berkolaborasi mewujudkan masa depan dunia yang lebih baik.

"Perjanjian ini menggarisbawahi tekad kita untuk menggembleng kemajuan menuju dunia yang bebas dari kemiskinan di planet yang layak huni," kata Dodds.

"Ini berarti mengatasi krisis iklim yang menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian. Bencana alam sering kali disebabkan oleh krisis iklim, yang saat ini dikaitkan dengan konflik. Tentu saja, perempuan dan anak-anak sering kali menanggung beban bencana ini."

Terlebih, Inggris menilai bahwa Indonesia, yang dalam dua tahun terakhir telah memegang presidensi G20, ASEAN hingga tuan rumah World Water Forum, memiliki peran penting di bidang pembangunan.

"Anda (Indonesia) telah menangani isu inklusif seperti pembangunan hijau, green economy dan ketahanan iklim. Singkatnya, Anda lebih dari sekadar mitra bagi Inggris dan negara lain. Anda adalah pemimpin yang penting, berharga dan mengesankan di bidang pembangunan," papar Dodds.

Infografis 12 Tower Hunian dan Skenario Pemindahan ASN ke IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya