Angka HIV/AIDS di Bengkulu Tinggi karena Perilaku LGBT

Penyebab kasus HIV di Bengkulu tinggi didominasi perilaku seks bebas yang dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dengan kategori Laki-laki Sama Laki-laki (LSL).

oleh Tim Regional diperbarui 18 Sep 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi logo HIV AIDS (Istimewa)

 

Liputan6.com, Bengkulu - Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Provinsi Bengkulu melambung tinggi pada tahun 2024 ini. Dinkes setempat menyebutkan, penyebab tingginya kasus HIV di Bengkulu didominasi seks bebas yang dilakukan oleh kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dengan kategori Laki-laki Sama Laki-laki (LSL).

"Yang terbanyak positif terjangkit virus HIV ini didominasi dari populasi LGBT dan (LSL) yaitu sebanyak 70 orang," kata Kepala Bidang (Kabid) Program Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu Ruslian di Kota Bengkulu, Selasa (17/9/2024).

Untuk itu saat ini pihaknya terus melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan guna mengantisipasi meningkatnya kasus HIV di Provinsi Bengkulu. Hal tersebut dilakukan sebab di Bengkulu sejak Januari hingga Agustus 2024 telah tercatat 126 orang yang terinfeksi HIV/AIDS dan akan berpotensi bertambah.

Ruslian menyebutkan dari 126 orang terinfeksi HIV, 89 di antaranya telah dilakukan pengobatan lebih lanjut dan di bawah pengawasan Dinkes Bengkulu.

Untuk kasus HIV paling banyak di Provinsi Bengkulu yaitu Kota Bengkulu yang mencapai 90 kasus, Kabupaten Rejang Lebong 14 kasus, Kabupaten Kepahiang tujuh kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan enam kasus, Kabupaten Bengkulu Selatan enam kasus, dan Kabupaten Bengkulu Utara lima kasus.

Selain itu ada di Kabupaten Mukomuko dua kasus, Kabupaten Lebong satu kasus, Kabupaten Bengkulu Tengah satu kasus, sedangkan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur belum ditemukan kasus HIV.

 


Imbauan Hidup Sehat

Oleh karena itu Ruslian meminta agar masyarakat menghindari perilaku seks bebas, tidak menggunakan jarum suntik secara berulang, dan tidak mengkonsumsi narkoba.

"Kami imbau masyarakat agar menjaga hidup sehat dan khusus untuk pada penderita agar menghindari berhubungan dengan pasangan agar penderita tidak bertambah," ujar Ruslian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya