Manajemen Kerumunan Massa dan Transportasi Alternatif Harus Jadi Evaluasi Buat Mengurai Macet Horor di Puncak

Pemerintah perlu menyiapkan opsi strategi guna memitigasi kemacetan saat libur panjang di destinasi wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, yang secara berulang terjadi selama puluhan tahun.

oleh Henry diperbarui 17 Sep 2024, 20:59 WIB
Kemenparekraf membahas Manajemen Kerumunan Massa dan Transportasi Alternatif Harus Jadi Evaluasi Buat Mengurai Macet Horor di Puncak.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wisatawan asal Cipayung, Jakarta Timur, dikabarkan meninggal dunia usai terjebak macet horor di Jalur Puncak Bogor, Jawa Barat pada Minggu, 15 September 2024. Ibu berinisial NM tersebut meninggal sekitar pukul 21.00 WIB diduga karena kelelahan akibat terjebak macet di Puncak selama sekitar sembilan jam.

Belakangan kabar itu dibantah oleh pihak kepolisian karena wisatawan tersebut dikatakan meninggal saat sedang beristirahat usai berwisata, bukan karena kelelahan karena kemacetan parah di kawasan Puncak. Meski begitu, pihak kepolisian mengakui macet horor di Puncak masih sulit diatasi terutama di saat libur panjang atau long weekend seperti terjadi di pekan lalu.

Menurut Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Fadjar Hutomo masalah crowd management atau manajemen kerumunan massa masih jadi isu yang harus diperhatikan terkait infrastruktur.

"Secara konsep dan teoritis, crowd management ini yang masih sering menjadi PR termasuk dalam mengatasi kemacetan di wilayah Puncak seperti yang terjadi di akhir pekan kemarin," terang Fadjar dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

"Kawasan wisata Puncak ini termasuk destinasi yang terbuka, dalam artian tidak ada tiket masuk ataupun gate. Inilah yang menjadi tantangan lainnya, Tiap destinasi punya permasalah yang berbeda, tak bisa disamakan terkait penanganannya. Untuk itu mitigasi sangat penting destinasi yang terjangkau bagi masyarakat,” sambungnya.

Fadjar menambahkan, pemerintah juga perlu menyiapkan opsi strategi guna memitigasi kemacetan saat libur panjang di destinasi wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, yang secara berulang terjadi selama puluhan tahun. Strategi tersebut berupa membagi beban wisata, menyiapkan moda transportasi alternatif, serta peningkatan kapasitas jalan.

"Opsi yang mungkin bisa dilakukan untuk itu termasuk juga membagi beban, artinya atraksinya disebar tidak hanya di satu titik saja. Itu salah satu metodenya dan kemudian juga terkait dengan moda transportasinya," jelas Fadjar.

 

 


Perlu Kolaborasi Berbagai Kementerian

Lalu lintas menuju Puncak, Kabupaten Bogor, terpantau macet hingga Senin siang atau di hari ketiga libur Lebaran Idul Fitri. (Achmad Sudarno)

"Ini menarik tentunya moda transportasi publik alternatif, termasuk juga kita cermati ada rencana usulan dari Pemkab Cianjur untuk jalur Puncak Dua, itu bagian dari infrastruktur untuk meningkatkan kapasitas jalan," lanjutnya sambil mengatakan penerapan strategi tersebut perlu dilakukan dengan kolaborasi kementerian atau lembaga terkait, mengingat sektor kepariwisataan tak hanya dipangku oleh satu institusi saja.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi Kemenparekraf Sri Utari Widyastuti menyampaikan saat ini pihaknya sedang melakukan kerja sama dengan salah satu perguruan tinggi di Indonesia untuk membuat sebuah alat bantu yang bisa mengukur kapasitas tempat wisata, sehingga bisa memberikan informasi kepada calon wisatawan di sebuah destinasi.

Selain itu menurut dia, minggu depan Kemenparekraf melakukan pertemuan dengan pihak terkait dalam pengembangan kereta gantung (cable car) di Puncak Bogor. "Solusi lain untuk cable car untuk di daerah Puncak ini kami sudah sedang jajaki juga, dan insya Allah minggu depan ini kami akan berkoordinasi dengan mitra terkait dan juga para 'stakeholders'," ujarnya.

Satlantas Polres Bogor mencatat sebanyak 150 ribu kendaraan mulai dari roda dua hingga roda enam melintas di jalur wisata Puncak selama 24 jam pada Minggu, 15 September 2024, padahal normalnya dilewati sekitar 70-75 ribu kendaraan.


Penjelasan Kepolisian Tentang Wisatawan Meninggal di Puncak

Kemacetan panjang ini bertepatan dengan masuknya masa puncak arus mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky Guntama menjelaskan bahwa seorang wanita bernama NM meninggal dunia saat akan pulang usai berwisata dari Agrowisata Gunung Mas, Cisarua, Minggu malam. "Ketika selesai dari wisata argo naik bus merasakan pusing, kemudian sesak napas.

Setelah itu, keluar busa. Ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid, gitu ceritanya," ungkap AKP Rizky, mengutip Antara, Senin, 16 September 2024. Saat itu, kata dia, bus yang ditumpangi NM masih berada di area Agrowisata Gunung Mas sehingga evakuasi dapat berjalan mudah. NM dievakuasi dari bus ke masjid yang ada di Agrowisata Gunung Mas.

AKP Rizky menduga wanita paruh baya itu memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Ia pun memastikan NM meninggal dunia bukan karena sulitnya melakukan evakuasi atas terjadinya kemacetan. "Bukan karena evakuasi di jalan, bukan. Akan tetapi, ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid," ujarnya.

Satlantas Polres Bogor mencatat 140 kendaraan mulai dari roda dua hingga roda enam melintas di jalur wisata Puncak selama 24 jam pada hari Minggu. Di hari ini, Senin, 16 September 2024, Kepolisian Resor Bogor membuka kembali jalan menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setelah melakukan penutupan lebih dari 8 jam sejak Senin pukul 06.30 WIB.

 


Volume Kendaraan di Puncak

Rekayasa arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan kendaraan bermotor di kawasan puncak dan sekitarnya saat libur Idul Fitri 1445 Hijriah. (merdeka.com/Arie Basuki)

AKP Rizky Guntama mengatakan bahwa pihaknya kini melakukan penormalan kedua arah setelah merekayasa lalu lintas berupa sistem satu arah menuju Jakarta sejak pagi. "Lalu lintas di jalur Puncak sudah landai. Sekarang kami melaksanakan penormalan mulai dari batas antara Cianjur dan Bogor," ungkap AKP Rizky di Cisarua.

Jika dibanding dengan pada hari Minggu, kata dia, jumlah kendaraan mencapai 150.000. Kali ini volume kendaraan di jalur Puncak telah menurun. "Alhamdulillah tadi dari yang semula ekornya sampai dengan Cipanas sudah terserap karena dari pagi sampai saat ini kami laksanakan one way," ujarnya.

Usai mengurai kendaraan yang berada di jalur wisata Puncak dengan rekayasa one way arah Jakarta, polisi tidak akan lagi rekayasa one way arah Puncak, tetapi normal kedua arah. Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro menyebutkan jumlah kendaraan di jalur wisata Puncak mencapai 150.000 kendaraan baik motor maupun mobil dalam sehari saat libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad.

AKBP Rio mengatakan bahwa Satuan Lalu Lintas Polres Bogor telah melakukan upaya rekayasa lalu lintas mulai dari sistem ganjil genap hingga sistem satu arah (one way) sejak Jumat, 13 September 2024 untuk mengurangi kepadatan volume kendaraan.

 

Infografis titik rawan macet mudik Lebaran 2018 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya