Kemendag Target Raup Transaksi Rp 230 Triliun di TEI ke-39 2024

Kemendag menyatakan, target Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 sebesar USD 15 miliar karena penyelenggaraan lebih singkat dibandingkan tahun lalu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 17 Sep 2024, 21:26 WIB
Ajang Trade Expo Indonesia jadi sarana bagi para pelaku usaha dalam negeri untuk memperkenalkan produk-produknya ke pasar internasional. (Foto: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) target meraup nilai transaksi sekitar USD 15,5 miliar, atau setara Rp 230,025 triliun (kurs Rp 15.335 per dolar AS) dari gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 pada 9-12 Oktober 2024 mendatang. 

"Target kita untuk tahun ini yaitu USD 15 miliar dari 30.000 pengunjung dan 1.000 exhibitor," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Mardyana Listyowati dalam konferensi pers di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (17/9/2024).

Mardyana mengakui angka tersebut lebih kecil dibandingkan nilai transaksi di TEI ke-38 pada 2023 silam, yakni sebesar USD 30,5 miliar atau setara Rp 472,8 triliun dalam kurs rupiah kala itu. 

Lantaran, Trade Expo Indonesia tahun lalu digelar dalam jangka waktu lebih panjang, yakni pada 18-22 Oktober 2023 (hybrid) dan 18 Oktober-18 Desember 2023 secara online. 

"Target USD 15 miliar karena penyelenggaraannya lebih singkat dibandingkan tahun lalu," imbuh Mardyana.

Menurut dia, ajang Trade Expo Indonesia jadi sarana bagi para pelaku usaha dalam negeri untuk memperkenalkan produk-produknya ke pasar internasional. Sekaligus memperluas jangkauan produk-produk yang sudah memasuki pasar ekspor. 

Ia pun optimistis nilai ekspor produk dalam negeri bisa didongkrak lewat berbagai upaya, semisal meningkatkan daya saing hingga mencari pasar baru non tradisional dengan bantuan perwakilan-perwakilan negara yang ada di luar negeri. 

"Kami tentu saja tidak melepaskan begitu saja. Perwakilan-perwakilan ini kami beri tugas di sana bahwa mereka akan memberikan informasi tentang bagaimana selera pasar di sana, bagaimana cara menembus pasar di sana, dengan mengirimkan informasi-informasi baik secara regulasi di negara akreditasi mereka masing-masing," tuturnya.


Luncurkan Trade Expo Indonesia 2024, Mendag Targetkan Transaksi Tembus USD 15 Miliar

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan resmi meluncurkan Trade Expo Indonesia ke 39 Tahun 2024 di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (31/5/2024). (Arief/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan resmi meluncurkan Trade Expo Indonesia ke 39 Tahun 2024. Dia membidik transaksinya bisa tembus hingga USD 15 miliar.

Angka ini bisa dicapai dengan dukungan kunjungan dari 30.000 orang ke Trade Expo Indonesia (TEI) 2024. Di samping itu, ditargetkan juga lebih dari 1.000 eksibitor akan ikut terlibat.

"Kita baru selesai launching Trade Expo Indonesia ke-39, ini TEI terakhir di Kabinet Indonesia Maju. Nanti dilanjutkan oleh pemerintahan Pak Prabowo," ujar Zulkifli Hasan usai peluncuran, di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

"TEI akan kita laksanakan 9-12 Oktober. Target di atas 1.000 exhibitors dan 30 ribu pengunjung dari seluruh dunia, dengan target transaksi 15 miliar dolar AS. Tahun lalu kita membukukan transaksi USD 30,5 miliar," sambungnya.

Dia menjelaskan, target itu lebih rendah jika melihat realisasi tahun lalu. Namun, angka itu masih lebih tinggi dari target transaksi TEI ke 38 tahun 2023 sebesar USD 11 miliar.

Mendag menegaskan kesuksesan pameran perdagangan ini bergantung pada kerja sama semua pihak. Dia turut mengundang para atase perdagangan negara-negara hingga pengusaha ikut meramaikan pameran ini.

"Kita harapkan momentum 2024, di awal Januari kemarin ekonomi kita bagus. Januari, Februari, Maret bagus dibanding Januari, Februari, Maret 2023. Jadi mumpung ini pertumbuhan ekonomi baik, kita manfaatkan sebaik-baiknya di TEI ke-39 ini," tuturnya.

 

 

 

 


Andalkan Sektor Manufaktur

Launching Trade Expo Indonesia (TEI) 2024.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menbidik sektor manufaktur menjadi penyumbang terbesar transaksi. Beberapa negara tujuan ekspor tradisional dan pasar baru juga diincar Mendag Zulkifli.

"Sektornya industri manufaktur. 50 persen yang besar-besar memang," kata dia.

Namun, dia juga tak menutup kemungkinan adanya kontribusi dari transaksi yang dicatatkan UMKM. Apalagi, banyak UMKM yang diboyong untuk ikut serta di pameran tersebut.

"Tapi UMKM ikutan, dia sewa banyak tapi di kasih harga lebih murah. Tapi memang ini industri manufaktur yang besar-besar," urainya.

 


Mendag Telat Buka Trade Expo Indonesia 2024 karena Dicurhati Bos Pindad, Ini Ceritanya

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengungkap masih ada bahan baku peledak yang tertahan di pelabuhan. Hal ini terungkap dari curhatan Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose kepadanya.

Mendag mengatakan hal itu saat membuka peluncuran Trade Expo Indonesia ke-39 di Kantor Kementerian Perdagangan. Dia mengatakan, terlebih dulu menjamu Dirut Pindad di kediamannya. Alhasil, dia terlambat datang ke lokasi peluncuran TEI Tahun 2024.

"Saya jam 9 sudah mau jalan dari rumah, sudah mau siap rapi, tapi tamunya enggak abis-abis. Terakhir tadi datang Dirut PT Pindad, datang karena mendesak katanya, ya saya terima," ujar Zulkifli Hasan, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Informasi, acara dijadwalkan dimulai pada 9.30 WIB, namun, orang nomor 1 di Kemendag itu baru datang ke lokasi mendekat pukul 10.00 WIB. Mendag Zulkifli turut menyampaikan curhatan dari Bos Pindad tadi.

Ternyata, ada bahan baku yang dibutuhkan Pindad masih tertahan di pelabuhan. Memang, diketahui banyak barang yang masih tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak dalam beberapa waktu terakhir.

"Rupanya ada impor bahan peledak gak bisa keluar dari pelabuhan, itu sama-sama susah. Dia susah bahannya gak keluar, Bea Cukai susah takut meledak," ujarnya.

Dia mengatakan, bahan peledak itu diakui sudah datang sejak Maret 2024 lalu. Namun, izin impor bahan peledak Pindad itu baru diurus pada April 2024.

Mendag Zulkifli Hasan menyadari adanya selisih waktu dari kedatangan barang dan pengurusan izin. Diakuinya, itu disebabkan karena aspek pertimbangan teknis (pertek) yang membutuhkan waktu.

"Saya tanya kenapa enggak bisa keluar, katanya barangnya datang Maret, ngurus izinnya baru April, gitu. Jadi ada selisih gitu. Kenapa barang sampe duluan persetujuan impornya baru April? Katanya 'pertek-pertek agak lama pak'," urainya mengulang percakapan dengan Dirut Pindad.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya