Ada Rencana Pengurangan Pajak, Harga Tiket Pesawat Ditargetkan Turun 10 Persen pada Akhir Oktober 2024

Upaya menurunkan harga tiket pesawat domestik sudah memasuki tahap akhir. Sandiaga Uno mengatakan ada tiga poin yang disoroti agar bisa membuat murah harga tiket penerbangan.

oleh Henry diperbarui 18 Sep 2024, 05:04 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Selasa, 17 September 2024.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudiin Uno mengungkapkan kajian mengenai upaya menurunkan harga tiket pesawat domestik sudah memasuki tahap akhir. Ia mengatakan ada tiga poin yang disoroti agar bisa membuat murah harga tiket penerbangan.

"Jadi ada tiga identifikasi penurunan harga tiket yang bisa kita lakukan, pertama adalah penurunan pajak untuk spare part pesawat, lalu penundaan bea dari bea yang masuk dari komponen-komponen pesawat itu bisa menurunkan secara signifikan harga tiket pesawat, dan ketiga mengenai avtur," kata Menparekraf dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di kantor Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Selasa, 17 September 2024.

Salah satu komponen yang sedang dibahas adalah pengurangan pajak pada harga tiket pesawat. Jika itu terwujud, Sandiaga Uno mentargetkan harga tiket pesawat domestik akan turun sekitar 10 persen pada akhir Oktober 2024.

Pajak yang dimaksud adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak lain yang dikenakan di bandara. Contohnya, bea masuk suku cadang pesawat kini dibebankan ke penumpang pesawat.

"Pembahasan penekanan harga tiket pesawat sudah sampai tahap akhir, karena akhir Oktober mau diluncurkan aturannya. Sebab, saat ini banyak pajak yang seharusnya tidak dibebankan ke penumpang," kata pria yang akrab disapa Sandi ini.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya menambahkan, komponen terbesar yang membuat harga tiket pesawat mahal saat ini adalah pajak. Meski begitu, dia belum dapat memastikan apakah pajak yang dibebankan pada tiket pesawat akan dihilangkan atau tidak.

 


Pajak di Penerbangan Lokal

Ilustrasi tiket pesawat (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Nia menjelaskan komponen pajak tersebut membuat harga tiket penerbangan domestik lebih mahal dari penerbangan internasional. Itu karena sebagian pajak yang dikenakan pada penerbangan lokal tidak dikenakan pada penerbangan internasional.

Untuk itu, penekanan strategi harga tiket pesawat tidak melihat manajemen biaya sebuah maskapai, namun peraturan di negara lain. "Jadi, penekanan harga tiket pesawat ini sebagian dilakukan oleh kami dan Kementerian Keuangan, namun dikoordinasikan oleh Kemenko Marves," terangnya.

Banyak faktor yang menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat untuk rute domestik. Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengungkapkan lonjakan harga tiket pesawat bukan hanya disebabkan oleh tingginya harga avtur di dalam negeri.

"Terkait mahalnya harga tiket pesawat rute domestik ini memang bukan hanya disebabkan oleh komponen avtur saja," kata Komaidi dalam acara Media Briefing Pertamina di Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa, 10 September 2024, dikutip dari kanal Bisnis Liputan6.com dan merdeka.com.

Dia mencatat, besaran pengaruh harga avtur terhadap tiket pesawat bekisar 20 sampai 30 persen. Meskipun, nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata harga avtur dunia. "Komponen avtur di dalam harga tiket itu antara 20 sampai 30 persen, artinya ada 70 persen sampai 80 persen itu di luar itu (avtur)," ungkapnya.

 

 


Harga Tiket Pesawat Domestik dan Mancanegara

Pesawat maskapai Garuda Indonesia terparkir di areal Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (16/5/2019). Pemerintah akhirnya menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat atau angkutan udara sebesar 12-16 persen yang berlaku mulai Kamis hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia mencontohkan, sejumlah hal yang mempengaruhi mahalnya harga tiket antara lain tingginya suku cadang hingga pengenaan pajak oleh pemerintah pusat. Bahkan, maskapai juga dikenakan pajak oleh pemda setempat tujuan rute penerbangan.

"Di luar avtur itu ada biaya gaji pegawai yang cukup besar, dan pajak-pajak lain, termasuk pajak di daerah. Misalnya kita landing di Sidoarjo, di Bandara Djuanda itu ada pajak di daerah yang include di tiket, itu kita harus lihat," ucapnya.

Oleh karena itu, pemerintah dinilai perlu untuk melakukan pembahasan bersama stakeholder terkait untuk menekan harga tiket pesawat rute domestik. Dia menilai, saat ini harga rute domestik sudah terlampau mahal hingga mengalahkan tarif rute internasional. "Sekarang Jakarta-Papua itu, lebih mahal dari Jakarta - Melbourne, ini perlu diantisipasi," tandasnya.

Sebelumnya, CEO Capital A Berhad, grup layanan penerbangan dan perjalanan yang beroperasi sebagai AirAsia, Tony Fernandes mengungkapkan ada beberapa penyebab harga tiket pesawat domestik di Indonesia mahal.


Harga Bahan Bakar Pesawat

CEO Capital A Berhad, grup layanan penerbangan dan perjalanan yang beroperasi sebagai AirAsia, Tony Fernandes mengungkapkan ada beberapa penyebab harga tiket pesawat domestik di Indonesia mahal.

Menurutnya, penyebab pertama adalah harga bahan bakar pesawat yang mahal dibandingkan negara lain di ASEAN, salah satunya Malaysia. Tak hanya soal biaya bahan bakar yang mahal, adanya biaya lain juga membuat biaya operasional maskapai terpengaruh, salah satunya terkait pajak sparepart ketika perbaikan.

Tony menambahkan adanya dua kali pungutan pajak yaitu PPn ketika mengisi bahan bakar dan pajak pembelian tiket, juga mendorong harga tiket pesawat domestik di Indonesia mahal. Tony mengungkapkan dirinya akan bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk membicarakan tentang harga tiket pesawat di Indonesia yang mahal.

Harga tiket pesawat domestik yang banyak disebut mahal bahkan lebih mahal ketimbang tiket ke luar negeri hingga saat ini masih menjadi sorotan tajam. Hal itu tentu jadi satu alasan terbesar kenapa wisatawan nusantara (wisnus) ebih memilih ke luar negeri seperti Singapura atau Malaysia karena harga tiket pesawatnya jauh lebih murah.

Bahkan, banyak WNI yang rela mampir alias transit ke negara tetangga sebelum terbang ke kampung halaman mereka demi bisa mendapatkan harga tiket yang lebih murah.

 

Infografis Harga Tiket Pesawat Bakal Turun? (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya