Perseverance Robot Penjelajah Mars Pecahkan Rekor Baru

NASA mengatakan bahwa permukaan kawah ini menyimpan banyak material kerak purba yang menarik untuk diteliti. Sebelum mendaki ke tepi Kawah Jezero, tim Perseverance NASA yang ada di Bumi telah membuat rencana awal penjelajahan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 19 Sep 2024, 03:00 WIB
Gambar pertama dari Perseverance Rover NASA di permukaan Mars dari kamera High Resolution Imaging Experiment (HiRISE) di atas Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA menunjukkan banyak bagian dari sistem pendaratan misi Mars 2020 yang membawa rover dengan aman. (Foto: NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Perseverance, robot penjelajah milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil mencetak rekor ketinggian baru pada 16 September 2024 lalu. Dikutip dari laman NASA pada Rabu (18/09/2024), robot tersebut telah mendaki lebih dari 300 meter dari lokasi pendaratan.

Rekor ketinggian baru tercapai saat penjelajah tersebut mendaki ke tepi Kawah Jezero. Saat ini, Perseverance sedang menuju perhentian pertama untuk melakukan penelitian sains, yaitu Dox Castle.

Para ilmuwan menilai, Dox Castle merupakan tempat yang penuh batuan purba. Kawah Jezero dipilih sebagai tempat penjelajahan berikutnya karena wilayahnya diperkirakan menjadi kunci dalam pembentukan geologi awal di Mars.

NASA mengatakan bahwa permukaan kawah ini menyimpan banyak material kerak purba yang menarik untuk diteliti. Sebelum mendaki ke tepi Kawah Jezero, tim Perseverance NASA yang ada di Bumi telah membuat rencana awal penjelajahan.

Tim memetakan berbagai jenis material yang mungkin ditemui robot Perseverance selama melintasi tepi Kawah Jezero. Pemetaan ini didukung oleh gambar orbital dari instrumen High-Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE).

Tim membagi area tepi kawah ke dalam 36 kuadran peta dan memetakan unit batuan berdasarkan morfologi, rona, dan tekstur dengan gambar orbital. Perseverance bisa mengikuti rute secara strategis dengan Pemetaan ini

 


Misi Perseverance

Perseverance mendarat di Mars pada Februari 2021. Robot penjelajah ini menjelajahi Kawah Jezero, sebuah wilayah yang diduga dulunya merupakan danau purba.

Misi utama penjelajah ini adalah menemukan tanda-tanda kehidupan purba. Wahana antariksa ini telah mengumpulkan 24 sampel geologi untuk dipelajari.

Perjalanan saat ini melalui Kawah Jezero merupakan bagian dari eksplorasi keempat Perseverance untuk menemukan mineral karbonat dan olivin di sepanjang tepi kawah. Di Bumi, karbonat biasanya ditemukan di permukaan dangkal danau air tawar, terbentuk ketika karbon dioksida bereaksi dengan air.

Dengan menganalisis mineral-mineral ini, para ilmuwan bisa melihat sekilas tingkat karbon dioksida Mars di masa lalu. Mineral ini merupakan indikator penting iklim historisnya.

Karbonat juga merupakan mineral yang sangat baik untuk mengawetkan fosil. Mineral ini dapat menunjukkan jejak kehidupan purba, jika memang ada.

Baru-baru ini, Perseverance telah mengambil jalan memutar dari Gunung Washburn untuk mencapai "Bright Angel", sebuah area di dalam saluran Neretva Vallis. Para ahli memperkirakan wilayah ini merupakan sebuah sungai purba yang dulunya mengalir ke Kawah Jezero.

Tim akan memutuskan apakah akan mengambil sampel inti batuan saat mereka mensurvei wilayah baru tersebut.

 


Kawah Jazero

Melansir laman resmi NASA pada Rabu (18/09/2024), para peneliti mengkonfirmasi bahwa Kawah Jezero dulunya adalah danau Mars. Danau kuno yang tenang dialiri oleh sungai kecil pada 3,7 miliar tahun lalu.

Bahkah, melalui gambar yang dianalisis tersebut, para peneliti mengungkapkan bukti bahwa Kawah Jezero pernah mengalami banjir bandang. Ilmuwan menyimpulkan banjir bandang di Mars cukup besar, sehingga mampu menyapu batu-batu besar puluhan mil ke hulu.

Batu-batuan inilah yang ditemukan oleh rover Perseverance NASA di dasar Kawah Jazero. Dalam analisis ilmiah yang telah diterbitkan di jurnal Science tersebut, batu-batuan tersebut juga ditemukan di sisi barat Kawah Jazero.

Sebelumnya, satelit NASA telah menunjukkan peta topografi Kawa Jazero jika dilihat dari atas. Singkapan ini menyerupai delta sungai di Bumi, dengan lapisan sedimen diendapkan dalam bentuk kipas saat sungai mengalir ke danau.

Kemudian, gambar terbaru Perseverance yang diambil dari dalam kawah, mengkonfirmasi bahwa singkapan ini memang delta sungai. Berdasarkan lapisan sedimen dalam singkapan di dalam Kawah Jezero tersebut, tampak bahwa delta sungai masuk ke danau yang tenang.

Kemudian, perubahan iklim di permukaan Mars memicu banjir episodik pada atau menjelang akhir sejarah danau Mars kuno. Saat robot Perseverance NASA menjelajahi kawah Jezero, para ilmuwan berharap dapat mengungkap lebih banyak petunjuk tentang evolusi iklim planet merah ini.

Sekarang setelah mereka memastikan bahwa Kawah Jezero Mars itu dulunya adalah lingkungan danau. Para peneliti meyakini bahwa jejak kehidupan air purba Mars di Kawah Jezero tersimpan dalam sedimennya.

Dalam misinya ke depan, Perseverance akan mencari lokasi untuk mengumpulkan dan melestarikan sedimen. Sampel-sampel batuan Mars di Kawah Jezero ini akan dikirim kembali ke Bumi.

 


Tanda Biologis Mars

Para ilmuwan dapat menyelidikinya untuk mencari tanda-tanda biologis Mars, termasuk memastikan danau Mars kuno. Dalam analisis batuan dari Kawah Jezero yang diamati lebih dekat oleh para ilmuwan.

Mereka melihat batu-batu besar dan kerikil tertanam di lapisan delta yang paling muda dan paling atas. Beberapa bongkahan batu berukuran lebar 1 meter, dan diperkirakan beratnya mencapai beberapa ton.

Batuan masif ini, tim menyimpulkan, berasal dari luar kawah. Ada kemungkinan merupakan bagian dari batuan dasar yang terletak di tepi kawah atau 40 mil atau lebih ke hulu.

Dilihat dari lokasi dan ukuran batuan-batuan Mars saat ini, tim NASA mengatakan batu-batu besar itu terbawa ke hilir. Kemudian masuk ke dasar danau oleh banjir bandang yang mengalir hingga 9 meter per detik dan memindahkan hingga 3.000 meter kubik air per detik.

Sebab, Karena batuan besar terletak di lapisan atas delta, mereka mewakili material yang paling baru diendapkan. Batu-batu besar itu berada di atas lapisan sedimen yang lebih tua dan jauh lebih halus.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya