Kutai Kartanegara Sumbang 17 Prestasi untuk Kaltim di MTQ Nasional XXX

Peran Kabupaten Kutai Kartanegara di perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX Tahun 2024 hingga membuat Kaltim menjadi juara umum tidak kecil.

oleh Abdul Jalil diperbarui 18 Sep 2024, 14:14 WIB
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah memimpin langsung kegiatan mengaji yang rutin dilaksanakan sebagai upaya membumikan Alquran.

Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Kalimantan Timur kembali mencatatkan namanya sebagai juara umum di ajang bergengsi Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional XXX Tahun 2024. Di bawah sorotan lampu yang memancar dari Gelora Kadrie Oening, Samarinda, pada Minggu malam, 15 September 2024, keputusan itu dibacakan dengan lantang.

Kalimantan Timur unggul di atas provinsi-provinsi lain dengan raihan 579 poin, meninggalkan DKI Jakarta yang berada di posisi kedua dengan 478 poin, dan Jawa Timur di posisi ketiga dengan 275 poin.

Namun, di balik kemenangan besar ini, ada kisah kontribusi tak ternilai dari Kabupaten Kutai Kartanegara, sebuah kabupaten yang tidak hanya menjadi bagian dari kontingen Kaltim, tetapi juga telah menyumbang sejumlah besar peserta yang menunjukkan kualitas luar biasa.

Kabupaten ini selama enam tahun terakhir, mendominasi MTQ tingkat provinsi dengan raihan juara bertahan berturut-turut. Menjadi simbol kebangkitan Qur’ani di Kalimantan Timur.

Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah berbicara dengan nada penuh kebanggaan ketika mengapresiasi 18 putra-putri daerah yang mewakili Kukar sebagai kafilah Kaltim. Dari 18 kafilah, 17 di antaranya berhasil membawa pulang gelar terbaik di berbagai cabang lomba.

Sepuluh di antaranya bahkan berhasil meraih predikat terbaik pertama. Suatu prestasi yang tidak hanya membanggakan daerah, tetapi juga membawa nama Kukar lebih bersinar di pentas nasional.

"Saya sangat bangga. Ini adalah bukti dari pembinaan Al-Qur'an yang telah kita lakukan selama ini di Kukar. Anak-anak kita telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya peserta, tetapi juga teladan bagi generasi Qur'ani di Indonesia," ujar Edi, Selasa (17/9).

Tidak sekadar kemenangan, Edi menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari komitmen kuat Kukar dalam menjaga nilai-nilai Al-Qur’an melalui program Gerakan Etam Mengaji (GEMA), yang merupakan bagian dari program Kukar Idaman.

Bupati Edi memandang GEMA sebagai salah satu elemen penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang Al-Qur'an, memastikan bahwa pembinaan Qur'ani di Kukar berjalan tidak hanya saat kompetisi berlangsung, tetapi terus berkelanjutan di setiap sudut wilayah.

"Kami tidak ingin MTQ ini hanya menjadi acara tahunan yang meriah lalu berlalu begitu saja. Kami ingin semangat ini tetap terjaga sepanjang tahun. Melalui GEMA, kami terus melakukan pembinaan di tingkat RT, desa, dan kecamatan, agar seluruh masyarakat dapat merasakan manfaatnya," tambah Edi dengan nada penuh keyakinan.


Dukungan Komunitas

Kegiatan membaca Alquran diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang Alquran di setiap penjuru Kutai Kartanegara.

Keberhasilan para kafilah Kukar ini tidak lepas dari dukungan komunitas, ulama, ustadz, ustadzah, serta guru-guru ngaji yang selama ini setia membimbing anak-anak muda dalam belajar dan memahami Al-Qur'an. Bupati Edi secara khusus menyampaikan terima kasih kepada mereka.

"Ini semua adalah hasil dari kerja keras kita bersama. Semoga apa yang kita lakukan ini menjadi amal ibadah yang mendapatkan ridha dan berkah dari Allah SWT," ucapnya dengan haru.

Di bawah kepemimpinan Bupati Edi, fokus pada pembinaan Qur'ani di Kukar telah menjadi prioritas. Hal ini ditegaskan oleh Dendy Irwan Fahriza, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setkab Kukar, yang menyebutkan bahwa perhatian besar Bupati Edi diwujudkan melalui alokasi anggaran yang signifikan untuk Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kukar.

"Stimulus anggaran ini disalurkan langsung kepada LPTQ, yang kemudian dikawal secara ketat agar pembinaan berjalan efektif dan berkesinambungan," ujar Dendy.

Sinergi antara pemerintah dan LPTQ telah melahirkan berbagai program pembinaan berjenjang yang melibatkan masyarakat dari tingkat desa hingga kecamatan. Di setiap kecamatan, pembinaan dilakukan secara rutin, dilengkapi dengan pemusatan latihan untuk para kafilah yang dipimpin oleh pelatih-pelatih ahli dari berbagai perguruan tinggi dan institusi Al-Qur'an.

Dendy menambahkan bahwa Kukar juga giat menggelar Safari Haplah, sebuah rangkaian acara mini MTQ yang bertujuan untuk mengasah mental kafilah agar tidak demam panggung saat tampil di kompetisi tingkat provinsi maupun nasional.

"Kami tidak ingin kafilah kita hanya bersinar sekali. Kami ingin regenerasi terus berjalan, dan itu dimulai dari kecamatan-kecamatan. Itulah mengapa kami mendorong agar setiap kecamatan rutin mengadakan MTQ agar semangat ini tidak pudar," jelas Dendy.

Nama-nama seperti Nur Rahmiyatin Adhya dan Jumarlin, yang masing-masing meraih terbaik kedua di cabang Tilawah Dewasa dan Remaja, serta Yasykur Zhafir Ozora dan Aura Risqi Yudivia yang menyabet predikat terbaik pertama di cabang Tartil, kini menjadi inspirasi bagi generasi muda di Kukar. Mereka adalah contoh nyata bagaimana pembinaan yang konsisten dan berkesinambungan dapat melahirkan talenta Qur'ani yang tidak hanya mengharumkan nama daerah, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan berintegritas.

Keberhasilan ini, bagi masyarakat Kukar, bukan sekadar angka atau trofi. Ini adalah bukti bahwa nilai-nilai Al-Qur'an telah meresap dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui dukungan penuh dari pemerintah daerah, kerja keras ulama, dan dedikasi para pengajar Al-Qur'an, Kutai Kartanegara berkomitmen untuk terus melahirkan generasi Qur'ani yang berprestasi di masa depan.

Di setiap rumah, di setiap masjid, dan di setiap sudut desa, suara lantunan ayat suci Al-Qur'an akan terus bergema, membawa berkah dan membangun peradaban yang lebih baik bagi Kukar dan Kalimantan Timur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya