Prediksi Masa Depan AI, Siapa yang Berkuasa?

Nandan Nilekani, salah satu pendiri Infosys memprediksi di masa depan AI akan berubah dari model ke aplikasi.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 26 Sep 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi AI Robotika Bersalaman dengan Manusia (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Model artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dibangun oleh perusahaan seperti OpenAI pada akhirnya akan komoditisasi dengan gelombang nilai berikutnya dalam teknologi yang berasal dari aplikasi yang dibangun di atas model tersebut.

Hal ini diungkap oleh salah satu pendiri dan CEO Infosys, sebuah perusahaan teknologi informasi multinasional asal India yang menyediakan layanan konsultansi bisnis, teknologi informasi, dan alih daya.

Perusahaan seperti OpenAI dan Meta adalah salah satu pemain terbesar di industri kecerdasan buatan. Salah satu pendiri Infosys Nandan Nilekani mengatakan, akan ada banyak Large Language Models (LLM) berbeda di seluruh dunia. 

"Sekarang ada banyak perusahaan yang sedang membangun solusi LLM khusus India untuk bahasa-bahasa India. Jadi saya pikir yang akan terjadi adalah karena AI akhirnya bergantung pada data yang digunakan untuk melatihnya, setiap bagian dunia yang memiliki data unik akan diminta untuk melakukan sesuatu tentang melatih model untuk data tersebut," kata Nilekani kepada "Squaw Box Europe" CNBC dikutip pada Kamis (26/9/2024) .

Aplikasi dapat dibangun di atas LLM, dan menurut Nilekani, gelombang nilai berikutnya dari AI akan berasal dari aplikasi-aplikasi tersebut dan teknologi terkait lainnya.


Apa itu Infosys?

Ilustrasi Machine Learning, Deep Learning, Artificial Intelligence, Kecerdasan Buatan. Kredit: Pixabay/Mohamed Hassan

Infosys adalah salah satu perusahaan teknologi terbesar di India yang menawarkan layanan outsourcing dan konsultasi. Membahas tren dalam AI, Nilekani mengatakan bahwa integrasi AI ke dalam bisnis, yang juga dikenal sebagai AI perusahaan, adalah siklus yang lebih panjang daripada AI konsumen."

"AI konsumen dapat membuat chatbot dan mulai bekerja. AI perusahaan mengharuskan perusahaan untuk menemukan kembali diri mereka secara internal. Jadi ini adalah perjalanan yang panjang, tetapi yang pasti ini adalah hal besar yang terjadi saat ini,” kata Nilekani.

Nandan Nilekani, salah satu pendiri dan ketua Infosys, memprediksi pergeseran signifikan dalam lanskap kecerdasan buatan (AI).

Menurut Nilekani, nilai AI di masa depan tidak akan ditemukan dalam model itu sendiri, tetapi dalam aplikasi yang dibangun di atasnya. Perspektif Nilekani menyoroti dinamika AI yang terus berkembang, di mana perusahaan mengalihkan perhatian mereka dari model AI mendasar ke solusi tingkat perusahaan.

Karena model AI, seperti model bahasa besar (LLM), semakin tersebar luas dan menjadi komoditas.


Dinamika Perkembangan AI

Ilustrasi Artificial Intelligence (AI), kecerdasan buatan. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Perspektif Nilekani menyoroti dinamika AI yang terus berkembang, di mana perusahaan mengalihkan perhatian mereka dari model AI dasar ke solusi tingkat perusahaan. Pergeseran ini menggarisbawahi perlunya bisnis untuk fokus pada aplikasi dunia nyata yang memberikan manfaat nyata, bergerak melampaui sensasi seputar model AI.

Model AI khusus wilayah dapat membuka pasar baru LLM, seperti yang digunakan dalam aplikasi AI populer seperti ChatGPT, adalah sistem AI yang dilatih pada sejumlah besar data. Raksasa teknologi terkemuka seperti OpenAI, Meta, dan Google telah berinvestasi besar dalam pengembangan model-model ini, sehingga menciptakan pasar yang kompetitif.

Di India, perusahaan-perusahaan telah mengembangkan LLM yang dirancang khusus untuk bahasa-bahasa India dan kumpulan data lokal. Diversifikasi regional ini penting karena model AI berkinerja lebih baik saat dilatih pada data yang relevan dengan wilayah tempat mereka beroperasi. Menurut para ahli, perusahaan yang berfokus pada model AI khusus wilayah dapat membuka pasar baru dan mendorong inovasi dengan menawarkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.


Pendekatan yang Disesuaikan

Ilustrasi artificial intelligence. (Foto: Shutterstock)

Seiring dengan semakin terstandarisasinya LLM dan model AI, Nilekani berpendapat bahwa nilai sebenarnya dalam AI akan beralih ke lapisan aplikasi, tempat bisnis dapat membedakan diri dengan mengintegrasikan AI ke dalam operasi inti mereka.

Para ahli menyarankan bahwa industri seperti keuangan, perawatan kesehatan, dan ritel siap untuk mendapatkan manfaat signifikan dari aplikasi bertenaga AI yang mengoptimalkan alur kerja, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Nilekani menunjukkan bahwa bisnis harus fokus pada pengintegrasian AI ke dalam proses yang ada untuk mendapatkan dampak yang maksimal.

Meskipun aplikasi AI konsumen, seperti chatbot, dapat diterapkan dengan cepat, solusi AI perusahaan menuntut pendekatan yang lebih strategis dan disesuaikan. Fokus pada aplikasi ini akan mendorong adopsi teknologi AI yang lebih berkelanjutan dan berdampak di seluruh industri, menurut orang dalam industri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya