Pekerja menunjukkan hasil produksi bubuk susu ikan yang sudah dikemas di PT Berikan Bahari Indonesia di Bekasi Timur, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
PT Berikan Bahari Indonesia di Bekasi Timur, Jawa Barat mengolah Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang dibuat di pabrik PT. Berikan Bahari Indonesia, Indramayu menjadi produk turunan seperti susu ikan, cookies, dan bumbu dapur. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Menurut Chief RND and QA PT. Berikan Teknologi Indonesia, Iwa Sudawarman bahwa kegiatan yang dilakukan di pabrik Bekasi cenderung sederhana. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Di Bekasi, mereka hanya mengolah HPI dan menambahkannya dengan bahan-bahan lain dengan mesin pencampur (mixer). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Setiap harinya, PT Berikan Bahari Indonesia di Bekasi Timur, Jawa Barat memproduksi 2.000 dus susu ikan kemasan 350 gram. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Saat ini, hanya tersedia dua rasa susu ikan, coklat dan stroberi. Tidak tersedia rasa original. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Iwa Sudawarman menerangkan rasa original tidak diproduksi. Hal ini sebagai upaya untuk menekan rasa amis dari ikan meski sebetulnya telah dilakukan pula di pabrik Indramayu. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Susu ikan yang diproduksi PT Berikan Bahari Indonesia mengandung 40 persen HPI. Sementara sisanya ada kandungan kreamer, perisa, coklat bubuk untuk rasa coklat, dan gula. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Terkait kandungan gula, dalam setiap kemasan 350gr susu ikan memiliki 8,4 gram. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Produksi susu ikan ini diproyeksikan sebagai program hilirisasi perikanan dan upaya penurunan angka stunting. (Liputan6.com/Herman Zakharia)