Syarat agar Bisa Menjawab Pertanyaan 'Siapa Nabimu' yang Dilontarkan Malaikat di Alam Kubur

Untuk bisa menjawab pertanyaan kubur siapa Nabimu? ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar bisa menjawabnya dengan mudah.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Sep 2024, 13:30 WIB
Warga memanjatkan doa saat berziarah ke makam kerabat di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kemiri, Rawamangun, Jakarta, Minggu (23/4/2023). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Cilacap -- Kematian seseorang tak otomatis membuat permasalahan selesai. Seseorang akan memasuki alam barzakh, yakni pemisah antara alam dunia dan akhirat.

Saat di dalam kubur, manusia akan kembali dihidupkan kembali untuk menjawab bebeapa pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.

Jika mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka ia tergolong manusia yang selamat dan akan mendapatkan nikmat kubur hingga hari kiamat tiba.

Namun, jikalau tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kubur itu, maka ia akan mendapatkan siksa kubur hingga hari kiamat pula.

Adapun salah satu pertanyaan yang diajukan malaikat Munkar dan Nakir kepada ahli kubur ialah pertanyaan tentang siapa Nabimu? Tentu saja tak mudah menjawab pertanyaan ini meskipun telah mengetahui jawabannya sewaktu hidup di dunia.

Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Berikut ini penjelasannya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Syarat untuk Bisa Menjawab Pertanyaan Kubur Siapa Nabimu?

Sejumlah umat muslim berdoa di depan makam keluarga di Pemakaman Karet Bivak Jakarta, Minggu (3/3/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menukil Republika, mengenai pertanyaan ini, tidak ada orang yang bisa menjawabnya kecuali yang diberi taufik oleh Allah untuk melakukan syarat-syarat kesaksian ini semasa hidup. 

Allah memberikan ketetapan hati dan ilham di dalam kuburnya sehingga kesaksian ini memberikan manfaat kepadanya di akhirat nanti. Adapun syarat-syarat tersebut dijelaskan dalam Buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir Al-Quran.

Pertama, Muslim menaati Nabi Muhammad dalam setiap hal yang ia perintahkan dan contohkan. Allah berfirman dalam surat Ali’ Imran ayat 31: 

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 

"Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." 

Masuknya seseorang dalam surga juga tergantung pada sejauh mana ia mengikuti ketaatannya Rasulullah kepada Allah. Rasulullah berasabda, “Semua umatku akan masuk surga kecuali mereka yang menolak.” Kemudian para sahabat bertanya “Siapakah yang menolak wahai Rasulullah?” Lalu dia menjawab “Siapa saja mentaatiku maka ia masuk surga dan siapa yang tidak taat kepadaku berarti dia telah menolak,” (HR Bukhari).


Percaya yang Disampaikan Rasulullah - Menjauhi Hal yang Dilarang Rasulullah

Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Selanjutnya syarat kedua adalah mempercayai apa yang Rasulullah sampaikan. Siapa yang mendustakan sesuatu yang telah shahih dari Nabi Muhammad karena keinginan tertentu atau hawa nafsu maka ia telah mendustai Allah dan rasul-Nya. Sebab, Nabi adalah orang yang terpelihara dari kesalahan dan bohong. Allah berfirman dalam surat An-Najm ayat 3: 

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى

“dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya.” 

Syarat ketiga adalah seseorang menjauhi apa yang Rasulullah larang, mulai dari dosa paling besar hingga dosa kecil. Keimanan seorang Muslim bertambah sesuai dengan tingkat kecintaannya kepada Rasulullah. Jika imannya bertambah, maka Allah akan menjadikan dia manusia yang selalu melakukan perbuatan sholeh. 

Syarat terakhir adalah tidak menyembah selain kepada Allah. Rasulullah bersabda, “Siapa saja melakukan suatu amalan yang tidak ada dasar dari agama kita maka amalan itu tidak diterima,” (HR Muslim). 

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya