Liputan6.com, Cilacap - Raja Dzulqarnain diriwayatkan sebagai sosok yang membangun tembok kokoh untuk mengurung Ya'juj dan Ma'juj, makhluk celaka yang kemunculannya menjadi tanda kiamat sudah dekat.
Namanya diabadikan dalam Al-Qur’an. Demikian pula dengan riwayat pengembaraannya menuju wilayah Barat dan Timur hingga menapaki perjalanan berliku di sebuah barisan pegunungan.
Berdasarkan riwayat sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an, dikisahkan secara jelas bahwa Dzulqarnain lah yang membangun tembok raksasa untuk mengurung makhluk aneh yang ganas itu.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana kisah pengembaraannya hingga beliau bertemu suatu kaum yang meminta dirinya untuk membuat dinding yang memisahkan mereka dengan makhluk akhir zaman itu?
Simak Video Pilihan Ini:
3 Ekspedisi Penting Dzulqarnain
Menukil Republika, Dzulqarnain melakukan sebuah ekspedisi. Seperti diterangkan Alquran, ia mempunyai tiga ekspedisi penting, yakni ke bumi belahan barat, timur, hingga akhirnya ke daerah-daerah yang terdapat barisan pegunungan.
Ia senantiasa berhadapan dengan berbagai kaum pada setiap ekspedisi.
Terkait ekspedisi ini, sebagian ahli tafsir percaya Dzulqarnain pergi dari arah timur menuju utara. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah gunung yang berapitan, yang menjadi penghalang antara Yajuj dan Majuj dengan manusia.
Di hadapan kedua gunung itu, dia menemukan suatu kaum yang hampir tidak mengerti dan memahami percakapan. Namun, Allah SWT memberi hidayah kepada Dzulqarnain, sehingga bahasa kaum yang asing itu dapat dimengerti olehnya.
Kemudian, kaum itu pun mengeluh dan mengadu kepada Dzulqarnain tentang kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kaum itu berkata, "Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi. Maka, dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran (upah) kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi: 94)
Advertisement
Membangun Tembok Ya
Dzulqarnain pun mengabulkan permintaan mereka, tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Ia bangun sebuah benteng yang terbuat dari besi dan tembaga agar bangsa Ya'juj dan Ma'juj tidak dapat menerobos ke dalam permukiman kaum tersebut.
Seperti dia berkata, maka mereka (Ya'juj dan Ma'juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. (QS al-Kahfi: 96)
Kisah tersebut menjadi refleksi betapa Dzulqarnain adalah seorang Mukmin yang bertauhid, penyayang, dan tidak menyimpang dari jalan keadilan.
Sifat-sifat tersebut membuatnya mendapat perhatian khusus dari Allah SWT. Sebab, sosoknya adalah sahabat bagi para budiman dan pembuat kebajikan, namun musuh bagi para perusak dan budak kejahatan.
Kebesaran Dzulqarnain tersebut juga telah dikenal sebagian kalangan sebelum Alquran diturunkan ke bumi. Oleh karena itu, kaum Quraisy atau Yahudi pernah menanyakan hal tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul