Cak Imin Undang Gita Wirjawan, Berikan Warna Baru untuk PKB

Cak Imin mengaku, PKB sedang berusaha melangkah supaya benar dan lebih baik lagi. Khususnya usai diceramahi oleh materi dari Gita Wijawan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 19 Sep 2024, 06:25 WIB
Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) mengundang mantan Menteri Perdagangan sekaligus host dari podcast Endgame, Gita Wirjawan (tengah) ke kantor pusat di Jalan Raden Saleh Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) mengundang mantan Menteri Perdagangan sekaligus host dari podcast Endgame, Gita Wirjawan ke kantor pusat di Jalan Raden Saleh Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).

Menurut Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, acara tersebut bertujuan untuk terus menghidupkan budaya diskusi demi menambah pengetahuan serta meluruskan arah perjuangan politik seluruh pengurus dan kader PKB.

"Pertama saya bersyukur dan bahagia atas kehadiran pak Gita Wirjawan. Bagi saya suprise dan membahagiakan. Teman lama yang sudah lama sekali ingin saya undang, tapi tidak berkesempatan gak nyambung-nyambung. Kemarin saya WA nyambung," kata pria yang karib disapa Cak Imin seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (18/9/2024).

Cak Imin berharap setiap materi yang dipaparkan Gita dapat menjadi bekal seluruh pengurus serta anggota Fraksi PKB lima tahun ke depan.

"Terima kasih Pak Gita. Senang sekali, saya bilang ke beliau tolong kasih briefing kami karena kami sedang semangat untuk mencoba mewarnai lima tahun yang akan datang," seru dia.

Cak Imin mengaku, PKB sedang berusaha melangkah supaya benar dan lebih baik lagi. Khususnya usai diceramahi oleh materi dari Gita Wijawan.

“Insyaallah (PKB) akan lebih baik lagi," yakin Cak Imin.


Diskusi

Senada dengan itu, Gita mengaku diskusi berjalan aktif dan komunikatif. Dia menilai peserta begitu antusias menyampaikan pertanyaan terkait ekonomi, hukum, hingga peran partai politik.

"Mungkin ujungnya yang menjadi benang merah dari seluruh pertanyaan ini ada buku yang ditulis oleh James Robinson yang mendiskripsikan bagaimana kita menjadi keseimbangan antara kekuasaan dengan masyarakat sipil. Itu hanya bisa seimbang dengan penegakan hukum. Kalau ada penegakan hukum, yang seimbang antara masyarakat sipil dengan kekuasaan, sehingga kekuasaan itu tidak terlalu despotik (lalim)," tutur Gita.

"Itu hanya dengan penegakan hukum, dan kalau ada penegakan hukum itu akan terjadi aktualisasi nilai yang nyambung dengan teknologi, ekonomi, spiritual, filsafat, budaya, sosial dan lain-lain. Nah, pertanyaanya adalah, kita mau nggak menjadi peradaban yang keren? Multiple choice, yes or no. Kalau yes jelas apa yang harus kita lakukan," Gita menandasi.

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya