Anak Usaha BREN Genjot Kapasitas hingga 102,6 MW, Segini Ongkosnya

Ini adalah momen penting bagi Star Energy Geothermal, yang menunjukkan komitmen perseroan untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Sep 2024, 10:45 WIB
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Anak perusahaan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), Star Energy Geothermal, meningkatkan kapasitas terpasangnya. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Star Energy Geothermal melalui proyek retrofitting dan penambahan kapasitas baru.

Inisiatif itu tidak hanya akan meningkatkan kapasitas berbagai unit geothermal yang dioperasikan oleh Star Energy, tetapi juga mendukung upaya Indonesia dalam mencapai target net zero emission.

CEO Barito Renewables Energy Hendra Tan mengatakan ini adalah momen penting bagi Star Energy Geothermal, yang menunjukkan komitmen perseroan untuk memajukan infrastruktur energi terbarukan Indonesia.

"Dengan melakukan retrofit dan menambah kapasitas pembangkit yang ada, kami memastikan masa depan yang berkelanjutan dan efisien untuk energi bersih di negara ini. Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas, tetapi juga mendorong kemajuan teknologi dalam energi panas bumi, menempatkan kami di posisi terdepan di industri ini," kata dia dalam keterbukaan informasi Bursa," dikutip Kamis (19/9/2024).

Secara total, inisiatif yang diumumkan itu diproyeksikan meningkatkan kapasitas terpasang Star Energy Geothermal sebesar 102,6 MW. Sehingga memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan energi geothermal terkemuka di dunia. Total investasi diperkirakan mencapai USD 346 juta.

Sehubungan dengan inisiatif penambahan pembangkit baru atau ekspansi, terdiri dari ekspansi Salak unit 7 dengan penambahan 40 MW. Dalam proyek ini, joint operation (O) dengan PT Timas Suplindo dan PT Rekayasa Industri. Proyek ini akan menambah 40 MW di lapangan panas bumi Salak dengan memanfaatkan program penataan ulang injeksi Salak.

Kedua, ekspansi Wayang Windu unit 3 dengan penambahan 30 MW> Mitra dalam proyek ini adalah PT Inti Karya Persada Teknik. Ekspansi ini akan menambah 30 MWMW di lapangan panas bumi Wayang Windu, mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas total.

 


Fetrofit

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bersamaan dengan itu, dilakukan peningkatan kapasitas unit yang ada. Pertama, retrofit Wayang Windu Unit 1 & 2. Mitra dalam proyek ini adalah Konsorsium Fuji Electric Co. Ltd. (lead firm) dan PT Wasa Mitra Engineering Retrofit Ini bertujuan untuk meningkatkan teknologi dan efisiensi Wayang Windu Unit 1 & 2, dengan peningkatan kapasitas total pembangkit sebesar 18,4 MW. Ini akan meningkatkan kapasitas setiap unit menjadi 124,45 MW dan lebih memastikan keandalan jangka panjang pembangkit listrik.

Lalu retrofit Salak Unit 4, 5, dan 6 dengan mitra PT Fuji Electric Indonesia. Proyek retrofit Salak akan mengganti rotor turbin dan diafragma dengan desain terkini, meningkatkan efisiensi dan menambah kapasitas gabungan Unit 4, 5, dan 6 sebesar 7,2 MW.

Ketiga, retrofit Darajat Unit 3 dengan mitra PT Mitsubishi Power Indonesia. Melalui peningkatan teknologi, Retrofit Darajat Unit 3 akan meningkatkan efisiensi energi dan menambah kapasitas sebesar 7 MW, meningkatkan kapasitas total dari 122 MW menjadi 129 MW.


Analisis Fluida Geothermal

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan juga menjalin kolaborasi layanan laboratorium, bermitra dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Kemitraan ini akan berfokus pada pengambilan sampel dan analisis fluida geothermal untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

"Pengembangan proyek-proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas dari 230,5 MW menjadi 278,9 MW di Wayang Windu, dari 381 MW menjadi 428,2 MW di Salak, dan dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW di Darajat," ungkap Hendra.

Dia menambahkan, pengembangan proyek-proyek ini sesuai dengan syarat dan ketentuan Kontrak Operasi Bersama (KOB), yang memungkinkan Star Energy Geothermal untuk meningkatkan kapasitas hingga 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Darajat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya