Serangan Pisau Dekat Sekolah Jepang di China, 1 Siswa Terluka Akibat Penikaman

Ini adalah serangan kedua yang melibatkan fasilitas pendidikan Jepang di China dalam beberapa bulan terakhir.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Sep 2024, 08:45 WIB
Ilustrasi penusukan atau penikaman dekat sekolah Jepang di China. (Unsplash)

Liputan6.com, Shenzhen - Seorang penyerang menikam dan melukai seorang siswa di sebuah sekolah Jepang di China selatan pada hari Rabu (18 September 2024), kata kementerian luar negeri China.

Ini adalah serangan kedua yang melibatkan fasilitas pendidikan Jepang di negara itu dalam beberapa bulan terakhir.

"Seorang siswa berusia 10 tahun dari sebuah sekolah Jepang di Shenzhen ditikam oleh seorang pria sekitar 200 meter dari gerbang sekolah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (19/9/2024).

Siswa korban penikaman itu segera dibawa ke rumah sakit dan penyerangnya ditangkap di tempat, kata Lin Jian.

Sebuah laporan polisi dari sebuah distrik di Shenzhen yang memiliki sekolah Jepang mengatakan serangan pisau terhadap seorang anak terjadi sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat. Tersangka penyerang bermarga Zhong dan berusia 44 tahun, tetapi tidak menyebutkan motifnya.

Baik juru bicara kementerian luar negeri maupun laporan polisi tidak menyebutkan kewarganegaraan korban.

"Kasus ini masih dalam penyelidikan. China akan terus mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan semua orang asing di negara itu," kata Lin.

Insiden serupa terjadi pada bulan Juni, ketika seorang pria menyerang sebuah bus yang digunakan oleh sebuah sekolah Jepang di Kota Suzhou. Peristiwa ini mengakibatkan tewasnya seorang warga China yang mencoba melindungi seorang ibu warga Jepang dan anaknya dari penyerang tersebut.

 


Jepang Minta Bantuan China

Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)

Wakil Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hiroshi Moriya mengatakan Tokyo meminta China untuk mencegah serangan seperti itu terjadi lagi. Selain itu juga diminta berbagi informasi terperinci tentang masalah tersebut.

Jepang juga mengirim pejabat ke daerah tersebut untuk memberikan dukungan.

"Jepang akan terus bekerja sama dengan otoritas China dan melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan warga negaranya di luar negeri," kata Hiroshi Moriya dalam sebuah konferensi pers.

Untuk diketahui, hari Rabu (18/9) saat serangan terjadi, merupakan peringatan 93 tahun Insiden Mukden, sebuah peristiwa "bendera palsu" yang dipentaskan oleh militer Jepang yang memicu invasinya ke negara tetangganya. Sekitar 14 juta orang China tewas dan 100 juta lainnya menjadi pengungsi dalam perang yang terjadi setelahnya, menurut perkiraan para sejarawan.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya