Penembakan di Kantor Wildberries Moskow Rusia, 2 Orang Tewas

Insiden penembakan itu terjadi beberapa minggu setelah Wildberries, pengecer daring terbesar di Rusia, menyelesaikan kesepakatan merger.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Sep 2024, 09:46 WIB
Penembakan di kantor Wildberries Moskow, Rusia. (AFP)

Liputan6.com, Moskow - Penembakan dilaporkan terjadi di Perusahaan Wildberries yang berada di Moskow, Rusia.

Pihak Wildberries, seperti dikutip dari AFP Kamis (19/9/2024) mengatakan orang-orang bersenjata yang menemani Vladislav Bakalchuk, suami dari CEO Tatyana Bakalchuk, memasuki gedung kantor perusahaan di pusat kota Moskow secara ilegal dan melepaskan tembakan.

Video di media sosial menunjukkan perkelahian terjadi di pintu masuk kantor, sementara suara tembakan terdengar di latar belakang. Seorang pria terlihat memegang pistol dalam satu video.

Insiden itu terjadi beberapa minggu setelah Wildberries, pengecer daring terbesar di Rusia, menyelesaikan kesepakatan merger yang dikritik Vladislav dan pemimpin Chechnya yang kuat Ramzan Kadyrov bersumpah untuk menghentikannya.

"Hari ini sekelompok orang yang dipimpin oleh Vladislav Bakalchuk, Sergei Anufriev, dan Vladimir Bakin berusaha merebut kantor Wildberries di Moskow," kata CEO Tatiana Bakalchuk, yang juga merupakan wanita terkaya di Rusia.

"Saya sangat menyesal, sebagai akibat dari serangan bersenjata terhadap Wildberries, seorang penjaga keamanan di kantor kami tewas," kata Tatiana Bakalchuk. Seorang penjaga kedua kemudian meninggal karena luka-lukanya, media pemerintah Rusia melaporkan.

Total ada tujuh orang terluka, termasuk dua petugas penegak hukum, kata Komite Investigasi Rusia.

Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan telah membuka kasus pidana.

Seorang saksi mata, Nadezhda, mengatakan kepada AFP bahwa dia mendengar teriakan dan tembakan di dalam gedung, sebuah pusat bisnis yang menjadi kantor bagi perusahaan lain.

"Yang terluka dipindahkan dari gedung dan dibawa dengan ambulans. Beberapa dari mereka digotong," kata Nadezhda.

 


10 Orang Ditahan

Wildberries adalah pengecer daring terbesar di Rusia (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP/File)

Vladislav Bakalchuk, suami CEO Wildberries membantah bahwa dia dan anak buahnya bersenjata, mengatakan di media sosial bahwa dia datang ke kantor untuk mengambil bagian dalam negosiasi dan bahwa penembakan itu berasal dari "dalam gedung".

Sementara itu pihak Wildberries membantah pernyataannya, mengatakan anak buah Vladislav Bakalchuk adalah "orang pertama yang melepaskan tembakan", dan bahwa dia tidak berhak memasuki gedung sebagai mantan karyawan.

Dikatakan juga bahwa ada upaya ilegal untuk memasuki dua perusahaan itu sekaligus, tanpa memberikan rincian.

Adapun AFP melihat beberapa kendaraan polisi di dekat kantor di pusat kota Moskow. Sepuluh orang telah ditahan terkait insiden tersebut, kata kantor berita pemerintah Rusia, RIA.

Tatiana Bakalchuk mendirikan Wildberries bersama suaminya yang saat itu seorang teknisi IT pada tahun 2004, tetapi pada bulan Juli ia mengumumkan bahwa keduanya telah berpisah dan akan bercerai.

Vladislav Bakalchuk memiliki satu persen saham perusahaan, sementara istrinya Tatiana memiliki 99 persen saham lainnya.

Perusahaan tersebut bulan lalu telah menyelesaikan merger dengan raksasa periklanan luar ruang Rusia Russ, sebuah kesepakatan yang mendapat restu Kremlin tetapi suaminya, Vladislav, menyebutnya sebagai "kesalahan besar".

Pada bulan Juli, pemimpin Republik Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, mengecam kesepakatan tersebut sebagai serangan perusahaan yang "terang-terangan dan kurang ajar" dan bersumpah untuk menghentikannya, setelah bertemu langsung dengan Vladislav.

Infografis Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye Pilpres AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya