The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan, Begini Gerak Rupiah Hari Ini 19 September 2024

Pengamat prediksi, peluang pelemahan rupiah Kamis ini ke arah 15.450 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.350 per dolar AS usai the Fed pangkas suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Sep 2024, 11:06 WIB
Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan belum mampu angkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan belum mampu angkat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Mengutip Antara, Kamis (19/9/2024), pada awal perdagangan Kamis pagi, rupiah melemah delapan poin atau 0,05 persen menjadi 15.343 per dolar AS dari sebelumnya 15.335 per dolar AS.

"Indeks dolar AS terlihat menguat pagi ini pasca The Fed memangkas suku juga acuannya sebesar 50 basis poin. Indeks dollar pagi ini di kisaran 101,40 an versus kemarin di sekitar 100,90," tutur pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ariston menuturkan, penguatan indeks dolar AS mungkin disebabkan oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS dinihari tadi yang tidak mengindikasikan pemangkasan suku bunga selanjutnya akan sama besar dengan pemangkasan saat ini sehingga pasar berekspektasi selanjutnya hanya 25 basis poin (bps) pada akhir 2024.

Namun, di sisi lain, pemangkasan tersebut positif untuk aset berisiko ke depan karena bunga rendah menstimulasi perekonomian.

"Bank Indonesia bisa melanjutkan lagi pemangkasan suku bunga acuannya tapi tentu juga melihat pergerakan rupiah terhadap dolar AS," ujar dia.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen

Ariston mengatakan, peluang pelemahan rupiah Kamis ini ke arah 15.450 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar 15.350 per dolar AS.


Akhirnya The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Basis Poin, Jadi Segini

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Sebelumnya, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Sementara suku bunga tersebut menetapkan biaya pinjaman jangka pendek untuk bank, suku bunga tersebut meluas ke berbagai produk konsumen seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit.

Matriks ekspektasi masing-masing pejabat The Fed menunjukkan, mereka memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada 2026.

“Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2 persen, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang,” kata FOMC usai pertemuan suku bunga, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024).

"Kami berusaha mencapai situasi di mana kami memulihkan stabilitas harga tanpa peningkatan pengangguran yang menyakitkan yang terkadang terjadi bersamaan dengan inflasi ini. Itulah yang kami coba lakukan, dan saya pikir Anda dapat menganggap tindakan hari ini sebagai tanda komitmen kuat kami untuk mencapai tujuan itu," ungkap Ketua The Fed Jerome Powell, dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga.

 

 


Ekonomi Solid

Wisatawan berjalan melalui Terminal 3 di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Nam Y. Huh)

FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.

"Pejabat FOMC menaikkan tingkat pengangguran yang diperkirakan tahun ini menjadi 4,4%, dari proyeksi 4% pada pembaruan terakhir pada bulan Juni, dan menurunkan prospek inflasi menjadi 2,3% dari 2,6% sebelumnya. Mengenai inflasi inti, komite menurunkan proyeksinya menjadi 2,6%, penurunan 0,2 poin persentase dari bulan Juni,” papar komite tersebut.

Keputusan penurunan suku bunga datang meskipun sebagian besar indikator ekonomi tampak cukup solid.

“Ini bukan awal dari serangkaian pemangkasan 50 basis poin. Pasar berpikir sendiri, jika Anda memangkas 50 basis poin, pemangkasan 50 basis poin lainnya memiliki kemungkinan besar. Namun saya pikir (Powell) benar-benar menggagalkan gagasan itu sampai batas tertentu,” kata Tom Porcelli, kepala ekonom AS di PGIM Fixed Income.

 


Inflasi AS Sentuh 2,5% pada Agustus 2024, The Fed Segera Pangkas Suku Bunga?

Seorang wanita bergegas ke terminal setelah diturunkan di Bandara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat (AS) menurun ke level terendah sejak Februari 2021 pada Agustus 2024.

Melansir CNBC International, Kamis (12/9/2024) laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen, ukuran umum biaya barang dan jasa meningkat 0,2% pada Agustus 2024. Angka itu mendorong tingkat inflasi tahunan AS sebesar 2,5%, turun 0,4 poin persentase dari level Juli 2024, dan sedikit di bawah estimasi sebesar 2,6% dan pada level terendah dalam 3 setengah tahun.

Namun, CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, meningkat 0,3% untuk bulan tersebut, sedikit lebih tinggi dari estimasi 0,2%. Tingkat inflasi inti tahunan AS kini bertahan di 3,2%.

Kenaikan kecil dalam CPI inti tampaknya akan membuat The Federal Reserve (the Fed) tetap bertahan terhadap inflasi, yang kemungkinan meniadakan kemungkinan suku bunga yang lebih agresif saat para pembuat kebijakan bertemu pekan depan.

Adapun harga pangan di AS yang naik hanya 0,1%, sementara biaya energi turun 0,8%. Selanjutnya, harga kendaraan bekas turun 1%, layanan perawatan medis turun 0,1%, dan harga pakaian naik 0,3%. Harga telur naik 4,8%.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya