Liputan6.com, Jakarta PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada menjual sebagian saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) dalam penawaran tender sukarela yang dilakukan oleh Sight Investment Company Pte Ltd. Dari transaksi tersebut, LPKR mengantongi total Rp 6,88 triliun dari penjualan 2.415.454.500 lembar saham SILO dengan harga Rp 2.850 per lembar.
Mengacu kepada keterbukaan informasi Sight tanggal 5 Agustus 2024, harga yang ditawarkan oleh Sight sebesar Rp 2.850 per saham adalah lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman pernyataan tender sukarela yang dilakukan oleh Sight pada tanggal 1 Juli 2024, yang merupakan tanggal pengumuman Pernyataan Penawaran Tender Sukarela.
Advertisement
Harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman pernyataan tender sukarela yang dilakukan oleh Sight pada 1 Juli 2024 adalah Rp 2.589 per saham.
"Pada tanggal 13 September 2024, MKP menerima pembayaran atas pelaksanaan transaksi, dengan nilai keseluruhan dari transaksi adalah sebesar Rp 6,88 triliun di luar pajak, yang merupakan 21,23% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2024, yaitu sebesar Rp 32,43 triliun," ungkap Corporate Secretary Lippo Karawaci Tbk, Ratih Safitri dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (19/9/2024).
Setelah pelaksanaan transaksi, total kepemilikan saham perseroan secara tidak langsung dalam SILO berubah menjadi 3.784.091.100 saham atau mewakili 29,09% dari seluruh saham yang disetor dan ditempatkan dalam SILO. Sebelumnya, perseroan mengempit 6.199.545.600 saham atau mewakili 47,67% dari seluruh saham yang disetor dan ditempatkan dalam SILO menjadi
Transaksi ini dilaksanakan selaras dengan langkah strategis Perseroan untuk memungkinkan Perseroan untuk mengurangi tingkat hutang dan memperkuat fokusnya pada bisnis real estat dengan tetap mempertahankan kepentingan strategis pada SILO sebagai penyedia layanan kesehatan terkemuka di Indonesia.
Layanan Kesehatan
Sejak pendirian rumah sakit pertamanya di Lippo Village pada tahun 1992, Perseroan telah membangun SILO menjadi jaringan layanan kesehatan terkemuka dengan 41 rumah sakit dan lebih dari 70 klinik di seluruh Indonesia.
Keputusan untuk mengurangi kepemilikan saham SILO tersebut merupakan bagian dari strategi Perseroan yang lebih luas untuk berkonsentrasi pada operasional kawasan yang terintegrasi penuh, yang mencakup land banking, pengembangan kota mandiri, perumahan, lahan industri, perhotelan, mal gaya hidup, dan taman pemakaman.
"Hasil yang diperoleh Perseroan dari Transaksi, setelah dikurangi pajak, akan digunakan untuk membayar utang termasuk obligasi USD Perseroan serta pinjaman lainnya, investasi lainnya, modal kerja dan tujuan korporasi lainnya," ungkap Ratih.
Transaksi ini dipercaya dapat memberikan manfaat dan dampak positif bagi Perseroan, pemangku kepentingan, dan pemegang saham Perseroan. Transaksi yang dilakukan oleh MKP tidak memiliki dampak negatif yang material pada kegiatan operasional, hukum dan kelangsungan usaha perseroan, namun akan berdampak positif pada kondisi keuangan perseroan.
Advertisement