Jangan Anggap Sepele Tangisan Perempuan, Bisa jadi karena Ini Kata Hanan Attaki

Menangis bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa hati masih peka terhadap perasaan dan keadaan di sekitarnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Sep 2024, 10:30 WIB
Ustadz Hanan Attaki (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Kadang-kadang, menangis dianggap sepele atau bahkan dipandang negatif sebagai tanda kelemahan.

Padahal, menangis merupakan respons emosional yang alami dan penting dalam proses pengolahan perasaan. Menangis dapat menjadi cara tubuh untuk melepaskan stres, mengatasi kesedihan, atau merespons perasaan yang mendalam.

Ustadz Hanan Attaki memberikan penjelasan mendalam tentang pentingnya kepekaan hati dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @IsengRandom-ef6ze, Ustadz Hanan menyoroti bagaimana menangis bisa menjadi tanda bahwa seseorang masih memiliki kepekaan hati yang tinggi.

Menurutnya, menangis bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa hati masih peka terhadap perasaan dan keadaan di sekitarnya.

"Kalau kita masih bisa menangis, berarti kita masih peka hatinya," ujarnya. Ustadz Hanan kemudian mencontohkan bahwa anak kecil sering menangis, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki kepekaan yang luar biasa.

Ia juga membandingkan kepekaan anak kecil dengan orang dewasa. Setelah anak kecil, perempuan adalah sosok yang paling sering menangis.

Hanan Attaki menjelaskan bahwa hal ini bukan karena kelemahan, melainkan karena perempuan memiliki kepekaan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Maksud jika Perempuan Menangis

Source: s3.amazonaws.com

"Cewek dikit-dikit nangis, jangan bilang, 'Ah, cemen banget sih nangis, apa cengeng.' Perasaannya lebih peka dari kita," katanya.

Ia menegaskan bahwa menangis pada perempuan menunjukkan bahwa mereka memiliki hati yang lebih sensitif.

Ustadz Hanan juga memberikan penjelasan mengapa Allah SWT lebih mempercayakan amanah besar seperti merawat bayi kepada perempuan.

Menurutnya, di balik kepekaan perempuan yang tinggi, ada kekuatan besar dalam merawat dan menjaga anak-anak. "Itulah kenapa Allah menitipkan bayi kepada perempuan. Kalau dititipin ke laki-laki, hancur," tambahnya sambil tersenyum.

Ia menegaskan bahwa sensitifnya perasaan perempuan menjadi alasan mengapa mereka dipilih untuk tugas besar ini. Perasaan yang lebih halus memungkinkan perempuan untuk lebih teliti dan sabar dalam menghadapi tantangan merawat anak.

Ustadz Hanan juga mengajak para laki-laki untuk tidak meremehkan perasaan perempuan, terutama saat mereka menangis.

Tangisan mereka bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebuah kekuatan yang membantu mereka menjalankan peran sebagai ibu yang penuh kasih.

 


Ini Rahasia di Balik Perempuan Menangis

Ilustrasi Anak Kecil Sedih Menangis Kecewa / Freepik by 8Photo

"Di balik kepekaan perempuan, di balik sensitifnya perempuan, di balik perasaannya yang luar biasa, di situ Allah subhanahu wa ta'ala menitipkan amanah," ujarnya.

Perasaan yang mendalam ini, menurutnya, adalah anugerah yang Allah berikan kepada perempuan untuk menjadi ibu yang terbaik.

Kepekaan perempuan, tambah Ustadz Hanan, adalah kekuatan yang sangat dibutuhkan dalam merawat dan mendidik anak.

Perempuan diberi kemampuan untuk merasakan dengan lebih dalam, sehingga mereka bisa merespons kebutuhan bayinya dengan lebih baik.

Dalam penjelasannya, Ustadz Hanan menekankan bahwa menangis adalah sesuatu yang wajar dan tidak perlu dianggap sebagai kelemahan.

Bahkan, tangisan bisa menjadi salah satu tanda bahwa seseorang memiliki hati yang peka dan peduli terhadap keadaan sekitar.

Ia juga menyampaikan bahwa kepekaan hati tidak hanya penting dalam merawat anak, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang memiliki kepekaan tinggi akan lebih mudah memahami perasaan orang lain dan menunjukkan empati yang lebih besar.

Ustadz Hanan mengajak semua orang untuk menghargai perasaan orang lain, terutama perempuan, yang memiliki perasaan lebih halus dan peka.

Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa kepekaan adalah anugerah yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kebaikan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya