Film Rela Karya Mahasiswa UMY Tayang di Festival Film di Malaysia

Film ‘Rela’ yang diangkat berdasarkan cerita kehidupan pribadi Bagaskara Dwitya Bima Asmara, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menorehkan prestasi di kancah internasional. 

oleh Yanuar H diperbarui 21 Sep 2024, 11:00 WIB
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (sumber: umy.ac.id)

Liputan6.com, Yogyakarta - Film dokumenter tugas kuliah berjudul Rela karya Bagaskara Dwitya Bima Asmara mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY  berhasil masuk ke Kota Kinabalu International Film Festival (KKIFF) di Malaysia pada (07-15/09). Film ‘Rela’ menceritakan tiga fase perjalanan hidup neneknya. Ketiga fase kehidupan itu berkaitan dengan rasa kehilangan neneknya dan harus menjalani masa tuanya sendiri. Rasa kehilangan ini yang mengharuskan nenek Bagas melalui proses ikhlas dan merelakan itu semua.

“Mulanya film ini diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam keluarga saya. Saya mengambil sudut pandang nenek yang mengalami banyak kejadian kehilangan. Pertama, nenek kehilangan Ibu saya yang sudah memilih jalan hidupnya sebagai mualaf. Di fase kedua, nenek saya kehilangan suaminya. Hingga akhirnya nenek saya berakhir dengan kesendirian di masa tuanya,” jelasnya, Selasa 17 September 2024.

Bagas mengatakan melalui film Rela ini ia ingin menyampaikan pesan jika manusia harus menerima takdir dan rela menjalani kehidupannya. Selain itu, Bagas ingin film rela ini sebagai arsip keluarga dan anak turunnya kelak akan mengetahui kisah inspiratif ini. “Pada akhirnya setiap manusia lambat laun akan mengalami masa tua. Kelahiran, kematian, dan jodoh adalah sebuah takdir sehingga kita sebagai manusia harus siap menerima takdir yang sudah ditetapkan,” ujarnya. 

Proses pembuatan film Rela ini tidaklah mudah sebelum akhirnya dapat diputar di dunia internasional. Selain bangga ia mengaku mendapat pengalaman berharga dengan bertemu sineas dari berbagai negara dan mendapatkan keleluasaan presentasi di forum internasional. “Pada saat pembuatan film dokumenter ini, saya merasa terombang-ambing antara perasaan dan eksplorasi karena karya ini juga mengungkit perihal kisah masa lalu. Jadi saya berusaha membuat bagaimana caranya film ini juga tetap bisa menjaga perasaan keluarga. Terlepas dari itu semua, saya merasa senang dan tidak menyangka akan ditayangkan di ajang internasional,” tandasnya.

Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UMY Fajar Junaedi, mengapresiasi capaian mahasiswanya ini. Menurutnya pihak kampus berusaha memberikan fasilitas yang terbaik untuk mengikuti berbagai kompetisi termasuk di Film Rela ini. “Berbagai kompetisi, festival, konferensi akademik dan sebagainya untuk membangun atmosfer akademik. Hal yang terpenting adalah berproses. Kuliah di Ilmu Komunikasi UMY adalah proses bagi mahasiswa untuk memiliki kompetensi, dan mengembangkan berbagai karya. Ini ditunjang dengan berbagai laboratorium dan peralatan yang mumpuni,” ujar Fajar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya