Anindya Bakrie Sambangi Kantor Menperin, Bahas Masalah Ini

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima Ketua Umum Baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Munaslub Anindya Bakrie

oleh Septian Deny diperbarui 19 Sep 2024, 21:40 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima Ketua Umum Baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Munaslub Anindya Bakrie beserta jajaran pengurus di kantor Kementerian Perindustrian, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024) (Dok. Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima Ketua Umum Baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Munaslub Anindya Bakrie beserta jajaran pengurus di kantor Kementerian Perindustrian, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024) hari ini.

Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Menperin tersebut, Menteri didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemenperin serta Staf Khusus Menteri. Sementara, Ketua Umum Kadin Indonesia hadir bersama Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Bobby Gafur Umar, Ketua Umum Kadin Lampung Muhammad Kadafi, dan Anggota Dewan Pertimbangan Nita Yudi.

“Kepada Ketua Umum dan Pengurus Kadin Indonesia yang baru, kami menyampaikan ucapan selamat atas selesainya Munaslub yang menghantarkan Pak Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029,” ujar Menperin.

Agus melanjutkan, Kemenperin menaruh harapan besar kerja sama antara Kemenperin dan Kadin Indonesia guna membangun industri manufaktur Indonesia ke depan. 

Menperin juga mengajak Ketum Kadin Indonesia untuk bisa bersama-sama berkolaborasi dalam perumusan peta jalan atau roadmap bagi pembangunan industri manufaktur lima tahun ke depan. “Oleh karena itu untuk membangun roadmap tersebut, dalam waktu dekat disepakati akan ada pertemuan antara Kemenperin dengan Kadin Indonesia, dan melibatkan seluruh asosiasi industri binaan Kemenperin,” jelas Menperin.

Agus mengungkapkan, berbagai kerja sama antara Kemenperin dengan Kadin Indonesia akan terus didorong agar semakin optimal dan sejalan dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional atau RIPIN.

 


Kata Anindya Bakrie

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima Ketua Umum Baru Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Munaslub Anindya Bakrie beserta jajaran pengurus di kantor Kementerian Perindustrian, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2024) (Dok. Kemenperin)

Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan waktu Menperin menerima jajaran pengurus Kadin Indonesia.

“Terima kasih kepada Pak Menteri atas kesediaannya menerima kami sebagai Ketua Kadin Indonesia yang baru. Dalam kesempatan tadi, kami melaporkan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kadin Indonesia yang diselenggarakan pada Sabtu (14/9) lalu di Jakarta,” ujar Anindya.

Kerja sama antara kedua pihak dirasakan manfaatnya oleh para pelaku industri. Menperin menyebutkan, kerja sama tersebut meliputi antara lain pengembangan program hilirasi industri mineral, gas bumi, kelapa sawit, kakao, dan kelapa.

Selanjutnya, terkait dengan penguatan dan perlindungan industri dalam negeri seperti kebijakan TKDN guna pendalaman struktur industri dalam negeri, penerapan standar nasional Indonesia (SNI), peningkatan kapasitas industri kecil dan menengah (IKM) komponen untuk masuk dalam rantai pasok industri otomotif, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia (SDM) industri, pengembangan industri hijau, pemberdayaan industri halal, serta bentuk kerja sama lainnya.


Ekonom Harap Kirsuh Kadin Selesai Secara Kekeluargaan

Logo Kadin. Kadin.id

Ekonom Senior sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi mengungkapkan bahwa ia berharap perselisihan yang terjadi di dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

“Mereka (Kadin) industri yang sangat penting perannya buat perekonomian nasional. Oleh karena itu, saya rasa perlu ada penyelesaian secara kekeluargaan,” ujar Fithra kepada media di Sarinah Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Apabila perselisihan dalam Kadin berlarut- larut tidak selesai, Fithra menyebut, hal itu akan berisiko bagi iklim investasi dan usaha di dalam negeri.

“Misal (masalah Kadin) berlarut-larut, tentu mereka (investor) juga akan berpikir untuk masuk ke Indonesia. Hal itu saya rasa akan sangat bisa mengganggu ke industri kita,” ucapnya.

Fithra pun menyoroti jaringan bisnis Kadin yang sangat luas di mancanegara, terutama di negara-negara bedar, seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, hingga kawasan Eropa.

“Saya juga mengimbau para elit-elit, terutama pengusaha-pengusaha untuk menyelesaikannya secara kekeluargaan. Jadi legal, formal, segala macam itu diatur saja internal,” katanya.

 


Kisruh Kadin Indonesia Bisa Ganggu Ikim Investasi RI

Penyelenggaraan konferensi pers yang direncanakan oleh Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mengalami kendala setelah kubu Anindya Bakrie menolak izin pelaksanaannya. Konferensi pers oleh Arsjad Rasjid akhirnya pindah ke JS Luwansa dari sebelumnya di Menara Kadin. (Dok. Kadin Indonesia)

Sebelumnya, konflik internal yang terjadi di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pasca Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) menimbulkan dampak negatif terhadap organisasi yang mewakili para pengusaha di Indonesia.

Salah satu dampaknya adalah penurunan tingkat kepercayaan terhadap Kadin, baik dari kalangan pengusaha maupun investor.

Munaslub yang diselenggarakan pada 14 September 2024 tersebut menetapkan Anindya Bakrie, pewaris Bakrie Group, sebagai Ketua Umum baru Kadin, menggantikan Arsjad Rasjid yang sebelumnya terpilih untuk periode 2021-2026.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Menteri Investasi, Rosan Roeslani, yang memiliki kaitan dengan Bakrie Group. Namun, penunjukan Anindya ini memicu kontroversi dan klaim sah kepemimpinan yang menjadi sumber konflik internal.

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira memperingatkan bahwa ketidakpastian di tubuh Kadin Indonesia dapat berdampak buruk, terutama bagi investor yang membutuhkan kejelasan mitra bisnis di Indonesia.

"Investor bisa bingung dengan situasi ini," kata Bhima kepada wartawan, Kamis (19/9/2024).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya