Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Selain itu, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) mengingatkan, inflasi perlu dijaga rendah.
Demikian disampaikan Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang juga Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo seperti dikutip dari Antara, Kamis (19/9/2024).
Advertisement
"Apabila kita melihat perekonomian Indonesia dalam 10 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi kita itu di atas 5 persen. Ini salah satu yang terbaik di dunia,” ujar Perry dalam Kongres ISEI XXII 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis, 19 September 2024.
Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan di kisaran 5,0-5,3 persen di tahun-tahun lainnya meski sempat terkoreksi pada 2020 dan 2021 akibat pandemi COVID-19.
"Meskipun terjadi negatif, tapi itu terendah di dunia. Kita juga cepat pulih. Tahun ini insya Allah bisa 5,1 persen dan tahun depan 5,2 persen," ia menambahkan.
Selain pertumbuhan ekonomi, inflasi Indonesia juga terjaga dengan baik. Dia menuturkan, sebelum 2013 Indonesia pernah mencetak laju inflasi hingga 10 persen. Namun, dalam 10 tahun terakhir ini, inflasi berhasil diturunkan ke level 2-5 persen.
"Inflasi sangat penting dijaga rendah, karena kesejahteraan rakyat di situ," tuturnya.
Defisit transaksi berjalan juga menunjukkan pergerakan yang positif. Meski kerap mengalami defisit, tetapi transaksi berjalan sempat mengalami surplus pada 2021 dan 2022.
Perry menyebut hal itu dipengaruhi oleh hilirisasi dan peningkatan kinerja ekspor. Defisit fiskal pun menunjukkan kinerja yang baik. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pernah menembus 6,1 persen pada 2020 akibat COVID-19.
Namun, Indonesia berhasil menekan kembali angkanya hingga ke bawah 3 persen pada 2022, menunjukkan konsolidasi fiskal yang efektif.
"Indonesia adalah salah satu contoh terbaik bagaimana koordinasi moneter, fiskal, dan stabilitas makroekonomi menjadi dasar untuk bisa bertumbuh," kata Perry.
Di sisi lain, tingkat pengangguran juga berhasil ditekan dari 5,8 persen menjadi 5,3 persen. Tingkat kemiskinan yang sempat menyentuh 11 persen juga mampu diturunkan ke level 9,4 persen. “Artinya, tidak hanya stabilitas makro, tetapi perlindungan dan keadilan sosial itu juga terus dilakukan dengan baik,” kata dia.
BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Mentok di 5,1%
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 berada dalam kisaran 4,7 - 5,5 persen. Optimisme tersebut muncul lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang baik.
"BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7 - 5,5 persen, titik tengahnya adalah 5,1 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman Hasil RDG September 2024, Rabu (18/9/2024).
Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang baik. Namun, Pemerintah perlu terus mendorong agar pertumbuhan tersebut lebih tinggi lagi.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga melihat bahwa investasi terus tumbuh, khususnya investasi bangunan sejalan dengan tahapan finalisasi operasional IKN dan penyelesaian berbagai proyek strategis nasional (PSN).
Konsumsi rumah tangga juga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah ke atas. Ekspor nonmigas tetap baik, sehingga turut menopang pertumbuhan ekonomi.
Lebih lanjut, Perry mengatakan, belanja Pemerintah yang diperkirakan meningkat akhir tahun ini diharapkan dapat menopang permintaan domestik.
Adapun berbagai indikator terkini termasuk hasil survei Bank Indonesia menunjukkan kegiatan ekonomi pada triwulan III-2024 tetap baik, sebagaimana tercermin pada keyakinan konsumen yang tinggi, penjualan eceran yang positif serta impor barang modal, dan penjualan semen yang meningkat.
"Ke depan berbagai upaya perlu terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia agar lebih tinggi. Baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran," ujarnya.
Dari sisi permintaan, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan, baik kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi.
Dari sisi penawaran kebijakan reformasi struktural juga perlu terus diperkuat untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat struktur pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah yang tinggi.
Advertisement
Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% pada 2025 Jadi PR Pertama Awal Pemerintahan Prabowo
Sebelumnya, Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Pemerintah resmi menyepakati asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Hal tersebut disampaikan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (17/9/2024). Dalam pembukaan, Said menyampaikan, berdasarkan kesepakatan hasil pembahasan asumsi dasar ekonomi makro pada 2025, pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,2 persen.
"Hasil pembahasan asumsi makro pertumbuhan 5,2 persen, laju inflasi 2,5 persen," kata Said.
Selanjutnya, nilai tukar rupiah terhadap US dolar Rp 16.000, tingkat suku bunga negara (SBN) 10 tahun 7 persen, harga minyak mentah USD82 per barel, lifting minyak bumi 605.000 barel per hari, lifting gas bumi ribu setara minyak bumi 1,005 juta boepd.
Said menyampaikan, sesuai kesepakatan Pemerintah melalui Menteri Keuangan dan Komisi XI DPR RI, menyepakati bahwa Pemerintah akan melakukan upaya kebijakan dan program untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat.
Banggar Setuju
Kemudian, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas belanja Pemerintah, memperkuat dan memperluas hilirisasi, mempertajam kebijakan pemberian insentif fiskal untuk mendorong investasi, dan mempercepat transformasi ekonomi untuk produktivitas, daya saing dan penguatan industri strategis nasional.
Selanjutnya, Said pun bertanya kepada peserta rapat kerja bersama Pemerintah terkait kesepakatan asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025.
"Dari panja asumsi, panja TDD, panja belanja, sampai panja draf RUU dapat disetujui?," tanya Said.
Para peserta pun menjawab dengan kompak bahwa mereka menyetujui asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025 tersebut. "Setuju," jawab para peserta rapat yang hadir.
Alhasil Ketua Banggar pun akhirnya mengetok palu untuk mendakan asumsi makro ekonomi dalam Rancangan APBN 2025 sudah resmi akan dilaksanakan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada tahun pertamanya menjabat.
Advertisement