Ini Dia Tantangan Terberat di Industri Asuransi Jiwa

Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance).

oleh Septian Deny diperbarui 20 Sep 2024, 03:15 WIB
Ilustrasi asuransi. Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance). (Foto By AI)

 

Liputan6.com, Jakarta PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menggelar acara tahunan Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024. Acara IAS tahun ini mengangkat isu-isu penting seputar perkembangan produk kesehatan, pengembangan produk penyakit kritis (critical illness), serta berbagai tantangan dan solusi terkait bisnis Asuransi dan Reasuransi Jiwa.

Sebelumnya, IAS telah terbukti memberikan kontribusi besar bagi industri asuransi jiwa di Indonesia melalui kajian mendalam dan studi pengalaman yang dihasilkan.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini adalah performa buruk produk asuransi kesehatan individu (Individual Health Insurance). Hal ini dipicu oleh peningkatan klaim kesehatan yang diiringi oleh tingginya infasi medis dalam beberapa tahun terakhir.

Penyebab utamanya adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan infasi medis, dan kebijakan underwriting yang kurang tepat. Selain itu, produk penyakit kritis (Critical Illness) juga menjadi sorotan dalam IAS 2024.

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re, Delil Khairat menekankan perlunya diskusi antar perusahaan asuransi untuk memecahkan masalah bersama.

"Yang paling penting untuk kita bangun adalah ekosistem asuransinya, siapkan resolusi untuk potensial risiko yang akan terjadi, proses bisnisnya dipermudah dan efektif. Kita cari titik temu untuk menggarap ekosistem ini secara bersama. Saya harap diskusi semacam ini bisa dipersering dan bisa menemukan akar permasalahan industri asuransi jiwa yang selama ini kita hadapi," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Indonesia Re, sebagai perusahaan reasuransi plat merah, memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan industri asuransi jiwa di tahun 2024, seperti peningkatan kualitas underwriting dengan mengembangkan dan menyebarkan praktik underwriting yang lebih ketat dan akurat, yang dapat memperhitungkan variabel-variabel baru seperti perubahan demografs dan peningkatan risiko kesehatan tertentu.

 

 


Kondisi Pasar

Ilustrasi Formulir Asuransi Kesehatan (freepik/osaba)

Lebih dari itu, Indonesia Re berusaha menyesuaikan produk asuransi kesehatan individu untuk mencerminkan kondisi pasar saat ini dan kebutuhan konsumen, termasuk penawaran produk baru yang lebih feksibel dan tersegmentasi.

Dari internal Indonesia Re sendiri saat ini berusaha memaksimalkan utilisasi data.

"Di Indonesia Re ini ada jutaan data yang terkumpul dan dikurasi, tapi karena belum well structured, well stored, ini yang perlu diperbaiki, dan Indonesia Re tengah berusaha mencapai itu. Salah satu upaya yang dilakukan ialah digitalisasi bisnis," lanjut Delil.

 


Portofolio Produk

(Foto:Ilustrasi)

IAS 2024 diharapkan dapat memberikan wawasan baru serta solusi konkret bagi para pelaku industri dalam mengatasi tantangan yang ada, serta menciptakan portofolio produk yang lebih sehat dan berkelanjutan.

"Kami berharap dengan terselenggaranya Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 dapat menjalin dan juga meningkatkan hubungan baik dengan ceding sebagai mitra bisnis kami di market asuransi jiwa. Selain itu, kami juga berharap acara IAS 2024 bisa jadi pemicu terciptanya acara-acara serupa yang dapat meningkatkan wawasan tentang industri perasuransia," ungkap Direktur Keuangan dan Aktuaria, Maria Elvida Rita Dewi.

Lewat strategi dan implementasi yang tepat, Indonesia Re berupaya memperkuat kapasitasnya dalam menghadapi tantangan di industri asuransi jiwa, sambil tetap memberikan nilai tambah kepada pemangku kepentingan dan meningkatkan keberlanjutan bisnis di masa depan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya