Hadiri Peringatan Berdirinya RRT, Airlangga Hartarto: Hubungan Indonesia dan Tiongkok Saling Menguntungkan

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, kemitraan antara Indonesia dan Tiongkok saling melengkapi dan menguntungkan.

oleh Tira Santia diperbarui 20 Sep 2024, 09:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menghadiri Peringatan 75 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang digelar di Jakarta.

Airlangga menyampaikan, kemitraan antara Indonesia dan Tiongkok saling melengkapi dan saling menguntungkan. Hal itu dibuktikan melalui hubungan bilateral antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok terjalin dalam kemitraan strategis yang komprehensif.

"Kemitraan antara Indonesia dan Tiongkok saling melengkapi dan saling menguntungkan. Saya yakin bahwa Pemerintahan Indonesia yang akan datang akan mampu meneruskan pencapaian-pencapaian yang telah dicapai sehingga semakin memperkuat dan merevitalisasi perekonomian masing-masing negara," kata Menko Airlangga, di Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Airlangga Hartarto mengatakan, didukung oleh pesatnya transformasi digital secara global, Indonesia dan Tiongkok telah memperkuat jalur pembangunan ekonomi kedua negara.

Selain proyek-proyek investasi besar, institusi-institusi Tiongkok juga telah lama mendukung upaya untuk memperkuat strategi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan perekonomian baru yakni ekonomi hijau dan digital. Tiongkok telah menjadi mitra Indonesia dalam perdagangan dan investasi.

Total perdagangan bilateral antara Tiongkok dan Indonesia pada 2023 tercatat sebesar USD 127,8 miliar (tidak termasuk Hong Kong). Dalam hal mekanisme kerja sama regional, ASEAN dan Tiongkok tengah berada pada puncak hubungan perdagangan tertinggi.

Berdasarkan statistik ASEAN, pada 2023, volume perdagangan antara ASEAN dan Tiongkok mencapai rekor baru sebesar USD 702 miliar dan menjadikan Tiongkok sebagai mitra dagang terbesar ASEAN selama 15 tahun berturut-turut.

Menko Airlangga menyebut, potensi pertumbuhan kolaborasi antara Indonesia dan Tiongkok masih berpeluang besar. Peluang-peluang baru muncul di sektor teknologi, energi ramah lingkungan, ekonomi digital, dan inovasi.

 

 

 


Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Selain Kereta Cepat Whoosh yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konektivitas, kerja sama kedua negara dalam membangun Kawasan Ekonomi Khusus juga patut diperhitungkan. Tsinghua Southeast Asia Center yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus Kura-Kura di Bali telah mulai beroperasi penuh sejak diresmikan pada 16 November 2022.

Pada akhir bulan ini, The Tsinghua Southeast Asia Center bersama dengan Dewan Nasional KEK, KEK Kura-Kura Bali, dan Lembaga Insinyur Indonesia (PII), akan menyelenggarakan acara berbagi pengetahuan dan jaringan di sektor artificial intelegence dan semikonduktor.

"Acara tersebut akan memfasilitasi dan memupuk kolaborasi erat para cendekiawan dan pelaku industri dari Indonesia dan Tiongkok," ujarnya. Disamping itu, Airlangga menegaskan bahwa Indonesia sama seperti Tiongkok yakni terbuka terhadap kemitraan dengan semua negara global dan mendukung multilateralisme.

"Dengan mempererat kerja sama, kedua negara dapat membangun kemitraan yang bermanfaat tidak hanya bagi masing-masing negara tetapi juga memberikan kontribusi terhadap ekonomi global," pungkasnya.

 


Menko Airlangga Hartarto Pede Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 600 Miliar pada 2030

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  pada acara “Groundbreaking HPAL Neo Energy” di Kawasan Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE). (Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto prediksi pertumbuhan ekonomi digital di pasar ASEAN bisa mencapai USD 2 triliun pada 2030.

Prediksi tersebut sejalan dengan adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang telah dilakukan negara-negara di Aseanm termasuk Indonesia. Menurut Airlangga, DEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.  

"Dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah USD2 triliun menjadi USD2 triliun. Jadi ekonomi Indonesia yang 2030 diperkirakan untuk digital USD360 miliar itu akan naik jadi USD 600 miliar," kata Airlangga dalam pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

 


Syarat yang Perlu Dipersiapkan

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara “Groundbreaking HPAL Neo Energy” di Kawasan Neo Energy Morowali Industrial Estate (NEMIE). (Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Oleh karena itu, terdapat beberapa syarat yang perlu disiapkan untuk mencapai hal tersebut, di antaranya melalui digital trade, cross-border e-commerce, digital ID and authentication, dan meningkatkan e-payment, serta diperlukan kemanan digital yang aman (cybersecurity).

"Untuk e-payment, BI sudah jauh lebih depan dari semua region di dunia. Local currency ini sudah menjadi contoh berbagai negara lain," ujarnya.

Di sisi lain, proyeksi ekonomi digital tersebut turut disokong jumlah perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang jumlahnya terbanyak ke-6 di dunia. Sehingga hal itu tentu jadi andalan negara untuk menyambut pertumbuhan ekonomi digital. 

Airlangga menyampaikan, jumlah startup Indonesia juga berada di peringkat ke-6 secara global dengan startup inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di Asean, bahkan Indonesia lebih tinggi daripada Jerman.

"Pak (Jokowi) jadi kita di Asean nomor satu. Singapura di peringkat ke-11," ujarnya. Adapun saat ini jumlah startup unicorn Indonesia berjumlah 15 unicorn, dan terdapat 2 decacorn yang sudah masuk kancah global, di antaranya Goto dan J&TExpress.

 


Airlangga Hartarto Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar untuk Rekrutmen CPNS, Mulai Kapan?

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: istimewa)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta tambahan anggaran Kemenko Perekonomian di 2025 sebesar Rp 155,75 miliar menjadi Rp 615,5 miliar. Usulan tersebut dimaksudkan untuk berbagai tujuan, termasuk pengadaan rekrutmen CPNS dan PPPK.

Permintaan ini dilayangkan lantaran pagu indikatif yang dialokasikan Kementerian Keuangan beserta Kementerian PPN/Bappenas untuk Kemenko Perekonomian 2025 sebesar Rp 459,7 miliar.

Nominal itu turun 12,25 persen dari alokasi tahun sebelumnya sebesar Rp 505,8 miliar. Menko Airlangga menilai pagu indikatif di tahun depan masih belum mencakupi untuk beberapa kebutuhan.

Jumlah ini masih belum mencukup kebutuhan untuk rekrutmen ASN di tahun 2024 dan beberapa penugasan strategis yang dimandatkan kepada Kemenko Perekonomian," ujar Airlangga Hartarto dalam rapat kerja bersama Banggar DPR RI, Senin (24/6/2024).

Rincian Tambahan Anggaran

Airlangga merinci, Kemenko Perekonomian usul tambahan anggaran Rp 155.751.066.000 (Rp 155,75 miliar) ini paling banyak dialokasikan untuk dukungan manajemen sebesar Rp 122.501.066.000 (Rp 122,5 miliar).

"Dengan porsi Rp 101.329.440.000 (Rp 101,329 miliar) untuk belanja pegawai dengan adanya rekrutmen CPNS dan PPPK di tahun 2024," jelas dia.

Sementara sisanya untuk program koordinasi pelaksanaan kebijakan sebesar Rp 33,250 miliar. Nominal ini bakal dianggarkan untuk penugasan di tahun 2025 yang bersifat strategis dan prioritas.

"Sehingga pagu anggaran tahun 2025 yang semula sebesar Rp 459,7 miliar diusulkan untuk ditambahkan menjadi Rp 615,5 miliar, dengan program koordinasi sebesar Rp 199,1 miliar dan program dukungan manajemen sebesar Rp 416,3 miliar," tutur dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya