Liputan6.com, Surakarta PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk aktif menjalin kerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi dan dunia kedokteran dalam pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Terbaru, Sido Muncul menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan ruang lingkup Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.
Penandatanganan MoU berlangsung bersamaan dengan acara Seminar Nasional bertemakan "Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Gerakan Indonesia Sehat" secara hybrid di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Rabu, 18 September 2024. Seminar nasional ini sekaligus menjadi salah satu sebagai wujud implementasi MoU antara Sido Muncul dan UNS sebelumnya.
Advertisement
Seperti diketahui, obat herbal yang dikenal jamu telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang jamu perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat yaitu dengan saintifikasi jamu, melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan, riset keamanan dan pemanfaatan jamu.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan penandatanganan MoU kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNS untuk meningkatkan ilmu pengetahuan terkait tanaman obat dan teknologi pembuatan obat herbal. Nantinya, para mahasiswa Fakultas Kedokteran dapat mempelajari tanaman-tanaman obat dan kegunaan dari obat herbal.
“Kalau dunia kedokteran ide saya dan nanti kerjasamanya supaya bisa diwujudkan di FK diajarkan khasiat tanaman-tanaman obat dan kegunaannya, jadi dipelajari. Tugas saya nanti, pabrik Sido Muncul membuat bahan baku obat jadi yang misalnya, jahe, temulawak, kunyit terstandar,” kata Irwan Hidayat.
Dengan pengetahuan tentang tanaman obat dan kegunaannya itulah, menurut Irwan, para dokter nantinya dapat menyarankan obat herbal sebagai pendukung atau pelengkap dalam pengobatan.
"Yang penting itu, di UNS mahasiswa-mahasiswa kedokteran diajarin tentang khasiat-khasiat dan kegunaan obat-obatan herbal. Kami membuat produk yang punya uji toksisitas, produknya terstandar dan pembuatannya memenuhi syarat," ujarnya.
FK UNS Sambut Gembira Kolaborasi Bersama Sido Muncul
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Dr. Reviono, dr., Sp.P(K) menyambut gembira kerja sama secara langsung dengan Sido Muncul. Terlebih, Fakultas Kedokteran UNS memiliki bagian atau lab Farmakologi yang mengajarkan tentang obat-obat farmasi termasuk di dalamnya ada obat herbal.
"Kerja sama dengan Sido Muncul akan memberikan warna bahwa di Indonesia seperti ini (kaya akan tanaman obat). Selain ada textbook yang umumnya dari luar negeri, kita bisa memasukkan juga dari dalam negeri dari pelaku industri langsung seperti Sido Muncul ini. Tentunya ini akan bisa memberikan wawasan, akan ada proses pembelajaran mengetahui tentang obat-obat tanaman yang memang cukup kaya di Indonesia," kata Prof Revi.
Prof Revi juga berharap dari perjanjian kerja sama dengan Sido Muncul ini, mahasiswa kedokteran yang magang bisa mengetahui cara pembuatan obat herbal.
"Selama ini kan kami hanya tahu teori. Nanti mungkin bisa diperbolehkan melihat di Sido Muncul sehingga menambah wawasan mahasiswa. Jadi, memang dibutuhkan matching antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Tidak hanya produk, tapi juga bagaimana kegiatan mahasiswa itu memang berguna ketika nanti dia lulus," tambahnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, Internasionalisasi dan Informasi, Prof Irwan Trinugroho S.E. M.SC,.PH.D mengapresiasi kesediaan Sido Muncul untuk bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNS.
"Saya berharap bahwa kerja sama Sido Muncul dengan UNS tidak hanya di Fakultas Kedokteran saja, tapi bisa diperluas ke Fakultas Farmasi sebagai leading sektornya. Juga mudah-mudahan bisa melebar ke Fakultas MIPA, Fakultas Pertanian dan lainnya yang masih relevan.
Terkait hal itu, Irwan menegaskan pihaknya sangat terbuka untuk menjalin kerja sama dengan fakultas lain. Sebagai contoh Fakultas Pertanian dalam hal pemuliaan tanaman rempah.
"Bisa dengan Pertanian, Teknologi Pangan, Farmasi dan bidang-bidang lain. Salah satunya di Pertanian, nanti bisa kerja sama bagaimana mengembangkan pemuliaan tanaman rempah. Jadi memuliakan tanaman rempah supaya nanti hasilnya zat aktifnya lebih tinggi, rendemen minyaknya juga lebih tinggi,"
Advertisement
Seminar Nasional ke-51 yang Dilakukan Sido Muncul
Seminar Nasional Hybrid "Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Mendukung Gerakan Indonesia Sehat" di Auditorium Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta menjadi seminar nasional ke-51 yang dilakukan oleh Sido Muncul sejak memulai pertama kali tahun 2007.
"Di Fakultas Kedokteran UNS ini seminar yang ke-51. Jadi, saya sudah pergi kemana-mana dan ini yang ke-51 saya berbicara di Fakultas Kedokteran. Buat saya, ini sebuah kehormatan saya bisa hadir di fakultas-fakultas kedokteran,” kata Irwan.
Dalam seminar yang berlangsung secara hybrid ini diikuti total 584 peserta yang terdiri dari 240 peserta luring dan 344 peserta daring. Mereka berasal dari kalangan kedokteran, apoteker, dan tenaga Kesehatan.
Seminar Nasional yang dibagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama menampilkan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI, Dra. Reri Indriani, Apt., M.Si. yang mengangkat tema mengenai Kebijakan Pengawasan Obat Tradisional dalam Mendukung Program Indonesia Sehat, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes RI, Dita Novianti Sugandi Argadiredja, S.Si.,Apt., M.M. mengenai Kebijakan Obat Tradisional di Pelayanan Kesehatan, dan Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat dengan tema Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP).
Pada sesi kedua menampilkan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, Dr. dr. Neni Susilaningsih, M.Si. mengenai Uji Manfaat Tolak Angin, Peneliti Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. apt. Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc. mengenai Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin, dan Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dr. dr. Setyo Sri Rahardjo, M.Kes. yang mengangkat tema Peluang Sediaan Herbal dalam Sistem Kesehatan Nasional.
Dalam Seminar Nasional tersebut, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjadi pembicara dengan mengusung materi bertema “Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP)”. Irwan Hidayat memaparkan banyak hal menarik seup mulai dari sejarah lahirnya Sido Muncul, perkembangan pabrik Sido Muncul, pemenuhan GMP, pabrik Sido Muncul yang menggunakan teknologi canggih dan otomatisasi, inisiatif keberlanjutan, energi baru terbarukan dan ramah lingkungan, deretan penghargaan yang diraih Sido Muncul, serta jajaran produk jamu dan obat herbal terstandar, termasuk Tolak Angin.
Irwan menjelaskan bahwa tahapan skrining atau pengujian dilakukan mulai dari bahan baku awal hingga produk jadi sebelum dikemas. Pengujian pada setiap batch produk sebelum dikemas dan dipasarkan.
"Setiap batch kami periksa, pestisida, fertilizer, aflatoksin, logam berat, cemaran mikroba, DNA babi, termasuk etilen glikol, dan dietilen glikol. Setiap produk harus melewati keenam tes itu," jelasnya.
Irwan menegaskan pihaknya selalu mengikuti semua aturan dan regulasi. "Sebisa mungkin beyond regulation. Buat yang lebih baik dari aturannya," tegasnya.
Dari kerja sama dengan dunia pendidikan dan Fakultas Kedokteran UNS, Irwan berharap menerima banyak masukan yang berguna bagi Sido Muncul sendiri dan pengembangan obat herbal.
Seminar Nasional yang menghadirkan enam narasumber dari berbagai praktisi dan institusi itu mendapat sambutan positif dari para peserta seminar. Salah satu peserta seminar, dosen farmakologi FK UNS, Dr. dr. Ratih Puspita Febrinasari dr. MSc. mengatakan kolaborasi antara pendidikan, industri dan pemerintah diperlukan untuk industri herbal untuk kesehatan masyarakat.
"Menarik sekali karena seminar nasional ini gabungan dari berbagai praktisi. Dari herbal, dari akademisi juga kemudian dari BPOM juga. Jadi kami bener-bener tahu perkembangan herbal yang terkini di Indonesia, terkait juga regulasinya. Kemudian tadi Pak Irwan juga menjelaskan tentang pemasarannya lalu beliau bercerita tentang sejarah dan juga awal mula Sido Muncul dan itu bagi kami hal-hal yang sangat menarik,”
Lebih lanjut, Dr. Ratih mengatakan kolaborasi antara pendidikan, industri dan pemerintah diperlukan untuk industri herbal untuk kesehatan masyarakat. Apalagi keanekaragaman hayati dan kearifan lokal tanaman-tanaman herbal di Indonesia melimpah.
"Perkembangan herbal sekarang sudah masuk kurikulum Kedokteran. Fakultas Kedokteran UNS punya kurikulum terkait herbal medicine. Jadi herbal sebagai terapi tambahan atau terapi adjuvant tidak menggantikan terapi utama. Tapi sebagai pendukung untuk menunjang kesehatan pasien," ujarnya.
(*)