Menkeu AS Yellen: The Fed Pangkas Suku Bunga jadi Tanda Baik bagi Ekonomi AS

Pernyataan Yellen disampaikan sehari setelah The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga agresif pertama sejak tahun 2020 saat inflasi mereda.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 20 Sep 2024, 12:13 WIB
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. (dok: Arief)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen menyambut keputusan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (19/9).

Mengutip Channel News Asia, Jumat (20/9/2024), Janet Yellen menilai bahwa keputusan bank sentral AS untuk memangkas suku bunga merupakan tanda yang sangat positif bagi kondisi ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Pernyataan Yellen disampaikan sehari setelah The Fed memutuskan pemangkasan suku bunga agresif pertama sejak tahun 2020 saat inflasi mereda.

Seperti diketahui, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

"Hal ini mencerminkan keyakinan The Fed bahwa inflasi telah turun drastis dan berada di jalur kembali ke target dua persen, dan bahwa risiko terkait inflasi telah benar-benar berkurang secara signifikan," ujar Yellen dalam sebuah acara di Washington.

"Pada saat yang sama, kita memiliki pasar kerja yang tetap kuat," sambungya.

Yellen menambahkan bahwa menurunkan inflasi secara sukses dalam konteks pasar kerja yang kuat, yang dikenal sebagai soft landing, adalah "persis seperti yang kita lihat dalam perekonomian".

Pejabat The Fed kini memperkirakan akan ada penurunan satu poin persentase penuh suku bunga lagi pada akhir tahun 2025 dan setengah poin pada tahun 2026. FOMC juga mencatat bahwa penambahan lapangan kerja telah melambat dan tingkat pengangguran telah meningkat tetapi tetap rendah.


The Fed Pangkas Suku Bunga karena Kepentingan Politik? Ini Jawaban Jerome Powell

Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Ketua Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell menegaskan pemangkasan suku bunga yang diputuskan pada Rabu (18/9) tidak didasarkan pada kepentingan politik menjelang pemilihan presiden di Amerika Serikat.

Ia pun memastikan dampak keputusan tersebut akan berada pada perekonomian secara perlahan. "Hal-hal yang kita lakukan benar-benar memengaruhi kondisi ekonomi sebagian besar dengan jeda," kata Powell dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International, Kamis (19/9/2024). 

The Fed memangkas suku bunga secara agresif sebesar 50 basis poin, atau setengah poin persentase, pemangkasan pertamanya sejak Maret 2020, menandai tonggak sejarah dalam pemulihan ekonomi AS pascapandemi.

Meskipun pemangkasan tersebut dilakukan pada putaran terakhir persaingan Donald Trump- Kamala Harris, Powell mengatakan The Fed membuat keputusannya dengan fokus pada kepentingan konsumen dan tanpa filter lain.

"Ini adalah pemilihan presiden keempat saya selama di The Fed, dan selalu sama," ucap Powell. 

"Kami selalu menghadiri pertemuan ini secara khusus dan menanyakan apa hal yang benar untuk dilakukan bagi orang-orang yang kami layani," dia menambahkan.

 


Ragam Respons Joe Biden hingga Donald Trump

Meskipun The Fed berupaya memisahkan keputusannya yang sangat dinanti-nantikan dari latar belakang politik, pemotongan suku bunga menuai beragam respon menyusul pemangkasan suku bunga.

Presiden AS Joe Biden menganggap pengumuman pemotongan suku bunga sebagai kemenangan bagi agenda ekonomi presiden.

"Kita baru saja mencapai momen penting: Inflasi dan suku bunga turun sementara ekonomi tetap kuat,” tulis Joe Biden dalam postingannya di platform X.

"Para kritikus mengatakan itu tidak mungkin terjadi, tetapi kebijakan kami menurunkan biaya dan menciptakan lapangan kerja,” tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya