Saham BREN Dikeluarkan dari Indeks FTSE, Ini Alasannya

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tersungkur 19,95 persen pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat, 20 September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Sep 2024, 10:37 WIB
Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) anjlok pada sesi pertama perdagangan Jumat (20/9/2024).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) anjlok pada sesi pertama perdagangan Jumat (20/9/2024). Koreksi saham BREN ini terjadi setelah Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell akan mendepak saham BREN dari indeks FTSE Global Equity Indonesia.

Mengutip data RTI, saham BREN tersungkur 19,95 persen pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat pekan ini. Harga saham BREN ditutup ke posisi Rp 8.825 per saham. Saham BREN berada di level tertinggi Rp 10.200 dan level terendah Rp 8.825 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.508 kali dengan volume perdagangan 142.696 saham. Nilai transaksi Rp 125,9 miliar. Dengan demikian, kapitalisasi pasar saham BREN menjadi Rp 1.180 triliun.

Selama sepekan terakhir, harga saham BREN susut 24,89 persen. Namun, secara year to date atau sejak awal tahun masih menguat 48,9 persen.

Koreksi saham BREN itu terjadi setelah FTSE Russell keluarkan saham BREN dari indeks FTSE. Selain itu, koreksi saham BREN mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpangkas 1,4 persen ke posisi 7.792,18. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.910,86 dan level terendah 7.738,32.

Sebanyak 336 saham melemah sehingga menekan IHSG. 200 saham menguat dan 251 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 697.754 kali dengan volume perdagangan 16,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,2 triliun. Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 15.060.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham nonsiklikal naik 0,86 persen, sektor saham teknologi melonjak 1,29 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,36 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur terpangkas 3,06 persen dan catat koreksi terbesar. Selain itu, sektor saham energi merosot 0,82 persen, sektor saham basic susut 1,52 persen dan sektor saham industri melemah 0,39 persen.

Lalu sektor saham siklikal terpangkas 0,33 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,15 persen, sektor saham keuangan merosot 0,34 persen, dan sektor saham properti melemah 0,62 persen.

 


Pengumuman FTSE Russell

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun dalam pengumuman FTSE Russell yang dirilis Kamis, 19 September 2024 menyebutkan, Barito Renewables Energy akan dihapus dari indeks FTSE Russell mulai Selasa, 24 September 2024.

"Barito Renewables Energy (Indonesia, BR2QH3, penambahan kapitalisasi besar) merupakan tambahan pada seri indeks FTSE Global All Cap dan indeks terkait akan dihapus dari indeks FTSE Russell yang berlaku sejak pembukaan pada Selasa, 24 September 2024,” demikian seperti dikutip.

Penghapusan saham BREN pada indeks FTSE disebutkan lantaran empat pemegang saham mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan oleh Barito Renewables Energy. Hal ini tidak memenuhi ketentuan mengenai free float restrictions yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham utama (high shareholder concentration).

Produk pelacak T+5 yang diterbitkan setelah penutupan pada Jumat, 20 September 2024 akan mencerminkan penghapusan saham BREN dari indeks FTSE Russell.


Kinerja 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Barito Renewables Energy berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun buku 2023 sebesar USD 107,42 juta atau sekitar Rp 1,69 triliun (kurs Rp 15.712, per USD). Laba ini naik 17,88 persen dari laba tahun buku 2022 yang tercatat sebesar USD 91,13 juta

Raihan laba BREN itu sejalan dengan pendapatan yang juga tumbuh positif. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 594,94 juta pada 2023. Pendapatan itu naik 4,42 persen dari pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar USD 569,78 juta.

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban depresiasi dan amortisasi sebesar USD 73,96 juta, beban kompensasi dan tunjangan karyawan USD 40,18 juta, serta beban konsultan dan teknisi USD 19,88 juta.

Bersamaan dengan itu, tunjangan produksi kepada Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tercatat sebesar USD 18,23 juta, beban keuangan USD 136,49 juta, kerugian kurs mata uang asing USD 2,86 juta, pendapatan bunga USD 11,4 juta, dan pendapatan lain-lain USD 23,32 juta.

Aset perseroan sampai dengan akhir Desember 2023 naik menjadi USD 3,51 miliar dari USD 3,39 miliar pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi USD 2,86 miliar dari USD 2,96 miliar pada 2022. Sementara ekuitas sampai dengan akhir Desember 2023 naik menjadi USD 650,34 juta dari USD 435 juta pada 2022.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya