The Fed Pangkas Suku Bunga, Kredit Bank Bakal Moncer

Bukan hanya terkait kredit, ekonom membidik penurunan suku bunga the Fed dan Bank Indonesia direspons dengan konsumsi masyarakat.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 20 Sep 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) resmi menurunkan tingkat suku bunga pada Kamis waktu setempat. Langkah ini disinyalir berdampak pada penyaluran kredit perbankan di Indonesia.

Sama halnya The Fed, Bank Indonesia (BI) juga turut menurunkan tingkat suku bunga-nya. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal berharap penurunan tingkat suku bunga itu diikuti oleh perbankan.

Turunnya tingkat suku bunga di perbankan itu dinilai bisa berdampak pada penyaluran kredit. Faisal melihat peluang peningkatan penyaluran kredit perbankan.

"Nah dengan penurunan tingkat suku bunga oleh BI sebetulnya itu diharapkan bisa menurunkan tingkat suku bunga di perbankan sehingga penyakuran kredit kepda masyarakat tentu bisa jadi lebih bergairah," ungkap Faisal kepada Liputan6.com, Jumat (20/9/2024).

Bukan hanya terkait kredit, dia membidik penurunan suku bunga direspons dengan konsumsi masyarakat. Menurutnya, masyarakat akan mulai kembali menggunakan tabungannya.

"Tingkat konsumsi masyarakat juga meningkat karena suku bunga simpanan itu juga turun, sehingga dengan suku bunga lebih rendah diharapkan masyarakat kelas menengah atas, masyarakat yang memiliki tabungan di bank itu bisa lebih memanfaatkan, tertarik untuk spending," urainya.

Hanya saja, kata Faisal, diperlukan dukungan kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah. Harapannya, hal itu bisa menambah stimulasi bagi masyarakat untuk membelanjakan dananya.

"Tapi, ini tidak akan bisa efektif tsnpa ada dorongan dari fiskalnya juga," kata dia.

 


Masih Hati-Hati

Ilustrasi bank by Freepik.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan masyarakat tanpa dukungan fiskal cenderung berhati-hati menggunakan dananya. Bahkan, sebagian kelompok masyarakat kelas menengah sudah mulai menggunakan tabungannya untuk bertahan hidup.

"Karena ketika income terbatas juga otomatis untuk spending juga harus hati-hati untuk mereka sebetulnya sudah memakan tabungan ya karena keterpaksaan sebagian kelas menengah bawah ini," ujar dia.

"Nah sehingga kalau kemudian mereka ingin spending lebih luas tentu saja harus didorong dari pada income-nya, itu tentu peran dari fiskal," sambung Faisal.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya