Jalan Kripto Masing Panjang, Bakal Cerah atau Ambruk? Ini Prediksinya

Jumlah pengguna kripto diyakini telah tumbuh sebesar 32 persen dari lebih dari 420 juta pada 2023 menjadi 560 juta pada 2024.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 22 Sep 2024, 06:05 WIB
Pemilik aset Kripto bitcoin (BTC) tumbuh dengan persentase yang hampir sama yaitu 31 persen menjadi 275 juta pengguna. Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Industri kripto masih dalam tahap awal pertumbuhan, meski tingkat adopsi meningkat signifikan. Pakar yakin masa depan sektor cryptocurrency ini bergantung pada faktor-faktor seperti perkembangan regulasi dan stabilitas pasar.

Seorang pakar dan mantan pedagang Goldman Sachs, Hong Yea menjelaskan tingkat adopsi yang tinggi menunjukkan kripto sebenarnya masih jauh dari matang dan masih memiliki ruang yang signifikan untuk berkembang.

Seperti yang ditunjukkan oleh laporan Henley Crypto Wealth, jumlah pengguna kripto diyakini telah tumbuh sebesar 32 persen dari lebih dari 420 juta pada 2023 menjadi 560 juta pada 2024. 

Data laporan tersebut juga menunjukkan bitcoin (BTC) tumbuh dengan persentase yang hampir sama (31 persen) menjadi 275 juta pengguna. 

Yea, yang juga merupakan salah satu pendiri GRVT, menyamakan apa yang dialami sektor kripto dengan apa yang terjadi pada industri fintech dan media sosial selama tahap awal adopsi mereka.

 “Satu dekade lalu, Bitcoin mendominasi ruang, tetapi hari ini kita melihat ekosistem yang jauh lebih beragam. Hal ini mencerminkan aksesibilitas kripto yang lebih luas dan kemungkinan serta potensi teknologi blockchain,” kata Yea, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (22/9/2024). 

Yea menambahkan, dengan solusi, teknologi, dan ide baru yang muncul setiap hari, menjadikan industri ini menarik bagi lebih banyak pengguna selain Bitcoin.

Sejalan dengan Dominasi Bitcoin

Sementara itu, pakar lain, Alberto Fernandez, Perwakilan Ekosistem Qubic Eropa, menegaskan bahwa tingkat pertumbuhan pengguna kripto dan BTC sejalan dengan indeks dominasi Bitcoin.

Menurut Fernandez, dominasi ini menyebabkan pengguna baru terbagi sekitar 50 persen ke altcoin dan 50 persen ke BTC. Meskipun banyak pakar melihat tingkat adopsi saat ini sangat kuat, Fernandez mengatakan mempertahankan laju pertumbuhan ini sebagian besar akan bergantung pada perkembangan regulasi dan stabilitas pasar. 

Ia menduga peristiwa yang mirip dengan pandemi 2020 berpotensi mempercepat tingkat adopsi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Nasabah Korporat Binance Naik 40%, Industri Kripto Makin Cerah?

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Sebelumnya, bursa kripto Binance mengalami peningkatan sebesar 40% dalam jumlah investor institusional dan korporat yang bergabung dengan platformnya tahun ini. Hal ini diungkap oleh CEO Binance Richard Teng dalam wawancara dengan Lin Lin dari CNBC. 

Teng, yang menjabat sebagai CEO sejak November 2023, menyatakan bahwa alokasi investasi ke kripto oleh institusi masih berada di tahap awal, dengan banyak dari mereka yang masih melakukan penilaian dan tinjauan menyeluruh.

"Alokasi investasi ke kripto oleh institusi baru berada di permukaan. Ini baru permulaan karena banyak dari mereka masih melakukan due diligence," kata Teng di sela-sela konferensi Token2049 di Singapura, dikutip dari CNBC, Jumat (20/9/2024).

"Kami sendiri telah melihat peningkatan besar dalam jumlah investor institusional dan korporat. Kami mencatat peningkatan 40% dalam proses onboarding kategori tersebut sepanjang tahun ini," tambahnya.

Namun, Teng tidak menyebutkan nama perusahaan spesifik atau seberapa besar ukuran perusahaan yang terlibat.

Pertumbuhan ini mencerminkan bagaimana modal besar mulai tertarik pada Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, meskipun Binance sempat terkena penyelidikan di Amerika Serikat (AS) dan menyetujui penyelesaian sebesar USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 66 triliun.

 


Familiar Buat Regulator

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Changpeng Zhao, miliarder sekaligus salah satu pendiri dan mantan CEO Binance, mengundurkan diri tahun lalu sebagai bagian dari penyelesaian tersebut, meskipun ia tetap menjadi pemegang saham besar di perusahaan ini, menurut Teng.

Teng juga mengungkapkan bahwa Binance telah beralih dari perusahaan yang dipimpin oleh pendirinya menjadi perusahaan yang dipimpin oleh dewan direksi yang terdiri dari tujuh orang, sebuah struktur yang menurutnya lebih familiar bagi regulator.

Teng sendiri bergabung dengan Binance pada tahun 2021 sebagai CEO operasi perusahaan di Singapura, setelah sebelumnya menjabat sebagai CEO Otoritas Regulasi Layanan Keuangan di Abu Dhabi Global Market dan kepala pejabat regulasi di Singapore Exchange.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya