Menggugah Kembali Era Renaisans: Tiga Pameran Disajikan Bersamaan di Bandung

Ketiga pameran ini membagi area Grey Art Gallery menjadi ruang-ruang yang membawa pengunjung pada perjalanan menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam konteks kontemporer.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 22 Sep 2024, 03:00 WIB
Grey Art Gallery bekerja sama dengan Holy Zpace mempersembahkan tiga pameran yang diselenggarakan dalam satu waktu dengan tema besar Reimmaginare Renaissance. (Foto: Dok.)

Liputan6.com, Jakarta - Keindahan telah menjadi tema abadi yang terus bergaung sepanjang sejarah seni rupa. Salah satu puncak perayaan keindahan ini terjadi pada periode Renaissance, di mana konsep keindahan dieksplorasi, didefinisikan ulang, dan dirayakan melalui berbagai citraan.

Renaissance, yang berarti "kelahiran kembali," menandai kebangkitan seni, ilmu pengetahuan, dan filosofi yang mengubah wajah Eropa dari abad pertengahan menuju era modern.

Dalam pameran kali ini, Grey Art Gallery bekerja sama dengan Holy Zpace mempersembahkan tiga pameran yang diselenggarakan dalam satu waktu dengan tema besar Reimmaginare Renaissance.

Grey Art Gallery merupakan sebuah galeri seni rupa yang terletak di pusat Kota Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Jl. Braga No.47. Galeri seni ini dibentuk oleh Grace Christianti dan Elia Yosman.

Ketiga pameran ini membagi area Grey Art Gallery menjadi ruang-ruang yang membawa pengunjung pada perjalanan menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam konteks kontemporer.

Pertama, pameran tunggal Toni Antonius dengan tajuk Reimagining the Past: Contemporary Reflection on Grandeur, yang dikuratori oleh Yogie A. Ginanjar, akan menempati Ruang Utama Grey Art Gallery.

Kedua, Pameran berjudul The Grandeur of Classicism, dikuratori oleh Wildan F. Akbar, menghadirkan karya dari seniman-seniman undangan antara lain: Aryo Saloko, Bambang Sudarto, Bill Mohdor, Didit Sudianto, Rendra Santana, Revaleka, Tommy Putra, Ufa Faizah, Valasara, dan Yogie A. Ginanjar.

Terakhir, program open call bertajuk Decorus Contra Mundum, dikuratori oleh Angga A. Atmadilaga, menampilkan 19 seniman dengan jumlah karya mencapai 31 karya.

Simak Video Pilihan Ini:


Merenungkan dan Merayakan Keindahan Era Renaissance

Pameran ini mengajak kita untuk merenungkan dan merayakan keindahan yang diilhami oleh era Renaissance. Melalui eksplorasi estetika, filsafat, dan spiritualitas yang mendalam, pameran ini mengangkat keindahan sebagai manifestasi dari pengetahuan, kebijaksanaan, dan keagungan ilahi.

Keindahan dalam seni Renaissance tidak hanya sekedar visual; ia adalah refleksi dari proporsi, harmoni, dan keseimbangan yang sempurna. Seniman-seniman pada masa itu menerapkan prinsip-prinsip matematika dalam menciptakan karya yang mengedepankan komposisi yang ideal, proporsi tubuh manusia yang sempurna, serta penggunaan cahaya dan bayangan untuk menciptakan ilusi kedalaman yang realistis.

Namun, yang membuat keindahan Renaissance begitu mengesankan adalah kemampuannya untuk melampaui estetika fisik. Ada kedalaman spiritual dan filosofis dalam setiap karya, di mana simbolisme dan alegori digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang moralitas, keagungan ilahi, dan kondisi manusia.

Konsep Reimmaginare Renaissance sendiri adalah sebuah upaya untuk menghidupkan kembali, atau bahkan mendefinisikan ulang, nilai-nilai estetika dan filosofis yang ada dalam periode Renaissance dalam konteks seni kontemporer.

Reimmaginare Renaissance tidak sekedar mengulang atau mereplikasi karya dari masa lalu, tetapi berupaya untuk melihat bagaimana esensi dari keindahan Renaissance dapat diwujudkan dalam perkembangan dunia seni yang terus berubah.

”Dalam pengertian ini, Reimmaginare Renaissance menggabungkan pencapaian artistik dari masa lalu dengan wawasan dan interpretasi kontemporer, menciptakan karya-karya yang bukan hanya penghormatan kepada tradisi, tetapi juga perkembangan yang relevan dengan zaman sekarang,” kata Marketing Communication Grey Art Management, Anti.

Pameran ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kita akan pentingnya keindahan yang tidak hanya tampak di permukaan, tetapi juga menembus hingga ke esensi terdalamnya. Dengan menggabungkan warisan klasik dan pendekatan kontemporer, kami berharap dapat menciptakan dialog yang dinamis antara masa lalu dan masa kini.

Ketiga pameran ini dihadirkan sebagai sanjungan kepada keindahan dalam segala bentuk dan maknanya. Melalui karya-karya yang terinspirasi oleh Renaissance, kami berharap dapat menciptakan pengalaman yang menginspirasi dan menggugah dalam merayakan warisan keindahan yang abadi, menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam dunia yang terus berkembang ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya