PON Aceh-Sumut 2024 Resmi Ditutup, Jawa Barat Juara Umum

Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 resmi ditutup di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Jumat (20/9/2024). Pesta olahraga terbesar di Indonesia ini selanjutnya digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Harley Ikhsan diperbarui 20 Sep 2024, 22:57 WIB
Suasana penutupan PON Aceh-Sumut 2024. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 resmi ditutup di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Jumat (20/9/2024). Pesta olahraga terbesar di Indonesia ini selanjutnya digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Safrizal ZA dan Ketua Komite Olahraga Nasional (KONI) Aceh kemudian menyerahkan bendera PON kepada Ketua KONI Pusat Marciano Norman yang kemudian diserahkan kepada Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hasan Hassanudin yang didampingi oleh Ketum KONI NTB.

Sedangkan Penjabat (Pj) Gubernur Sumut Agus Fatoni yang didampingi Ketua KONI Sumut menyerahkan bendera PON kepada Ketum KONI Pusat Marciano yang kemudian dilanjutkan kepada Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto yang didampingi Ketua KONI NTT.

NTB dan NTT sama-sama mengibarkan bendera PON, tanda keduanya siap menggelar pesta olahraga tersebut.

Acara penutupan PON 2024 kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan spektakuler dari seniman tari dari berbagai penjuru nusantara dari Sumut, Jakarta, NTB, NTT, bersama dengan penampilan Tri Vanita yang memadukan seni tradisional dengan sentuhan modern dalam nyanyian lagu Ikan Nae Di Pante.

Beberapa rekor pecah pada PON 2024. Dari atletik rekor PON 17, rekor nasional delapan; lalu angkat besai rekor PON enam, rekor nasional enam; angkat berat rekor PON empat.

Selanjutnya, renang rekor PON 19 dan rekor nasional satu; panjat tebing rekor PON empat dan rekor nasional dua; selam kolam rekor PON tujuh, rekor nasional tujuh; menembak rekor PON 27, rekor nasional empat; dan ski air rekor PON satu.

 


Jabar Juara Umum PON 2024

Mulki Al Khoeri (20) atlet IBCA-MMA asal Kota Sukabumi mewakili Jawa Barat di ajang PON XXI Aceh-Sumatra Utara (Liputan6.com/Istimewa).

Jawa Barat menjadi juara umum PON 2024 setelah mengoleksi 195 emas, 163 perak, dan 182 perunggu. Tuan rumah Sumut berada di posisi keempat dengan 79 emas, 59 perak, dan 116 perunggu, sedangkan Aceh di posisi keenam dengan 65 emas, 48 perak, dan 79 perunggu.

Jabar mempertahankan juara umum setelah pertama kali diraih pada PON Jawa Barat 2016 dan PON Papua 2021.

"Medali terbanyak dalam Pekan Olahraga Nasional ini direbut oleh kontingen Provinsi Jawa Barat," kata Ketua Umum (Ketum) KONI Marciano Norman dalam penutupan PON 2024.

Marciano menyebutkan bahwa sebagai juara umum Pekan Olahraga Nasional, Jawa Barat memperoleh 196 medali emas, 163 medali perak, dan 180 medali perunggu.

"Selanjutnya diikuti oleh DKI Jakarta, lalu Jawa Timur, dan Sumatera Utara pada posisi empat. Selanjutnya Jawa Tengah pada posisi kelima, dan Aceh di posisi keenam," ujarnya.

 


Api PON 2024 Dipadamkan 6 Legenda Olahraga Sumut

Enam atlet legendaris Sumatera Utara memadamkan api Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang menandai berakhirnya pesta olahraga nasional empat tahunan itu, dalam upacara penutupan di Stadion Utama Sport Center Sumatera Utara, Jumat.

Api PON yang dibawa dari Aceh dan ditempatkan dalam lentera kaca tersebut secara simbolis dipadamkan oleh Habib Nasution, atlet renang peraih tiga medali emas PON III Medan tahun 1953 dan tiga medali emas Asian Games Tokyo tahun 1958.

Habib tidak sendiri. Dia, yang menggunakan kursi roda, ditemani oleh lima atlet legendaris Sumatera Utara lainnya yang telah memberikan kontribusi besar bagi olahraga nasional.

Kelimanya adalah Syamsul Anwar Harahap, atlet tinju peraih medali emas SEA Games Kuala Lumpur 1977, atlet atletik Lidya Titaley yang meraih medali emas PON VIII Jakarta.

Selanjutnya, atlet atletik Parluatan Siregar pemegang rekor 3.000 meter steeple chase SEA Games 1991 Filipina, atlet tinju Hendrik Simangunsong peraih medali emas SEA Games Filipina 1991 dan SEA games Singapura 1993, serta atlet karate Sandra Aryani peraih medali emas SEA Games Singapura 1993 dan SEA Games Jakarta 1997.

Mereka didampingi oleh tiga atlet aktif berprestasi Sumatera Utara yakni M Syahrial, Harris Horatius, dan Putri Ayu Lestari Gulo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya