Memperkuat Profil Pelajar Pancasila melalui Projek Penguatan P5 dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan dua elemen penting dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini. Artikel ini mengulas secara komprehensif tentang P5 dan penerapannya di sekolah-sekolah untuk mewujudkan pelajar yang berkarakter Pancasila.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Okt 2024, 16:10 WIB
p5 adalah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Liputan6.com, Jakarta - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu komponen integral dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Indonesia. P5 bertujuan untuk memperkuat upaya dalam mencapai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah seperangkat kemampuan dan karakter yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui berbagai aspek, termasuk budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil, dan kegiatan ekstrakurikuler.

Pengenalan P5

P5 dirancang sebagai pembelajaran lintas disiplin ilmu yang memungkinkan peserta didik untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. Pendekatan yang digunakan adalah pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas. Fokus utama P5 adalah pada proses yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan masalah, bukan hanya pada hasil atau produk akhir.

Dalam pelaksanaannya, setiap satuan pendidikan memiliki fleksibilitas untuk memilih tema projek P5 yang sesuai dengan konteks, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan 7-8 tema projek sebagai panduan, namun satuan pendidikan dapat mengembangkan sendiri atau memodifikasi tema-tema tersebut.


Tujuan dan Manfaat P5

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) memiliki beberapa tujuan utama, yaitu:

  1. Mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yang meliputi dimensi beriman dan bertakwa, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
  2. Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan bermakna bagi peserta didik, dengan melibatkan mereka dalam mengamati dan mencari solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.
  3. Mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas.

Dengan menjalankan P5, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

  1. Bagi Peserta Didik: Meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan komunikasi dan presentasi, kreativitas dan inovasi, serta pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Bagi Pendidik: Mengembangkan kompetensi dalam merancang dan mengelola pembelajaran berbasis proyek, serta berkolaborasi dengan pendidik lain untuk memperkaya konten dan proses pembelajaran.
  3. Bagi Sekolah: Menjadi lebih terbuka dan berpartisipasi aktif dalam lingkungan sekitar, serta meningkatkan kualitas pendidikan melalui penguatan profil pelajar Pancasila.

Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila merupakan seperangkat kemampuan dan karakter yang diharapkan dimiliki oleh setiap peserta didik di Indonesia. Profil ini terdiri dari enam dimensi, yaitu:

Beriman dan Bertakwa

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur dan berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, serta mengembangkan rasa saling menghargai. Dimensi ini mencakup elemen-elemen seperti akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

Berkebhinekaan Global

Pelajar Indonesia memelihara budaya, lokalitas, dan identitas mereka sambil tetap terbuka terhadap interaksi dengan budaya lain. Dimensi ini meliputi kemampuan mengenal dan menghargai budaya, komunikasi interkultural, serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebhinekaan.

Mandiri

Pelajar Indonesia menunjukkan kemandirian dengan bertanggung jawab terhadap proses dan hasil pembelajaran. Dimensi ini mencakup kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri.

Bergotong Royong

Pelajar Indonesia dikenal memiliki keterampilan bergotong-royong, di mana mereka dapat bekerja sama dengan sukarela untuk memastikan kelancaran, kemudahan, dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan. Dimensi ini meliputi kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

Bernalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis dapat secara objektif memproses dan menganalisis informasi, baik itu kualitatif maupun kuantitatif, serta membangun keterkaitan antara berbagai informasi untuk kemudian mengevaluasi dan menyimpulkan hasilnya. Dimensi ini terdiri dari memperoleh dan memproses informasi, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, serta mengambil keputusan.

Kreatif

Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan untuk membuat sesuatu yang orisinal, memiliki makna, bermanfaat, dan berdampak. Dimensi ini mencakup menghasilkan gagasan yang orisinal, serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.


Tahapan P5

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) terdiri dari empat tahapan utama, yaitu:

Pengenalan

Pada tahap ini, peserta didik diperkenalkan dengan lingkungan sekitar mereka, termasuk permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya. Mereka mulai mengidentifikasi isu-isu yang menarik perhatian dan relevan dengan tema projek yang dipilih.

Kontekstualisasi

Pada tahap kontekstualisasi, peserta didik memahami permasalahan yang telah diidentifikasi dan mengintegrasikan diri ke dalamnya. Mereka mengumpulkan informasi, melakukan analisis, dan mulai merumuskan solusi yang mungkin diterapkan.

Aksi

Tahap aksi merupakan implementasi dari solusi yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya. Peserta didik melakukan tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Refleksi

Pada tahap refleksi, peserta didik melakukan evaluasi dan penilaian terhadap proses dan hasil projek yang telah dilaksanakan. Mereka mengidentifikasi pembelajaran yang diperoleh, tantangan yang dihadapi, serta rencana tindak lanjut untuk pengembangan di masa depan.

Melalui alur tahapan ini, peserta didik tidak hanya belajar tentang materi atau topik tertentu, tetapi juga mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan keterampilan abad ke-21 lainnya.


Peran dan Tanggung Jawab Tim P5

Untuk dapat melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan baik, setiap satuan pendidikan perlu membentuk sebuah tim pelaksana yang terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

Kepala Sekolah

Kepala sekolah memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

  • Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek P5 di tingkat sekolah, termasuk sistem pendokumentasiannya.
  • Mengatur susunan tim pelaksana projek P5 dan memastikan tidak ada perubahan pada total jam mengajar guru serta total alokasi jam pelajaran.
  • Membuat pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek P5 yang akan dilaksanakan dalam satu tahun.
  • Melibatkan guru bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses pelaksanaan projek P5.
  • Menyediakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan projek P5.

Koordinator Projek

Koordinator projek memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

  • Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek P5 di sekolah.
  • Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber

Koordinator Projek

Koordinator projek memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

  • Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola projek P5 di sekolah.
  • Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber, masyarakat, komunitas, universitas, dan praktisi untuk memperkaya konten materi.
  • Mengomunikasikan projek P5 kepada lingkungan sekolah, orang tua peserta didik, dan mitra terkait.
  • Mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim pelaksana projek P5 untuk merencanakan dan membuat modul bagi setiap kelas/fase.
  • Mengelola sistem yang dibutuhkan tim pelaksana projek P5 dan peserta didik agar tuntas dan sukses melaksanakan projek.
  • Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara para pendidik yang tergabung dalam tim pelaksana projek P5.
  • Memastikan alur projek P5 memiliki aktivitas yang kaya dan beragam untuk mengoptimalkan prinsip eksploratif.
  • Memastikan rancangan asesmen yang dilakukan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah ditetapkan.

Pelaksana Projek

Pelaksana projek memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut:

  • Memperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan stimulan atau tantangan yang beragam, sesuai daya imajinasi, kreasi, inovasi, dan peminatan terhadap tema projek P5.
  • Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam perencanaan dan pengembangan projek P5, dengan menyesuaikan kesiapan peserta didik dalam tingkat keterlibatan.
  • Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang kontekstual dengan tema sesuai minat masing-masing.
  • Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait (orang tua, mitra, lingkungan sekolah, dll.) dalam mencapai tujuan pembelajaran dari setiap tema projek P5.
  • Melakukan penilaian yang mengacu pada prinsip asesmen yang sudah ditentukan dalam memonitor perkembangan profil pelajar Pancasila.
  • Menyediakan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara proporsional, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, narasumber, dan lain-lain.
  • Mengajarkan keterampilan inkuiri peserta didik dan mendampingi mereka dalam mencari referensi sumber pembelajaran yang dibutuhkan.
  • Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti.
  • Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan serta kritik selama dan di akhir projek P5.
  • Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan kegiatan projek P5.
  • Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan, dan mempresentasikan hasil belajar mereka.

Implementasi P5 di Sekolah

Profil Pelajar Pancasila dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui beberapa aspek di sekolah, yaitu:

Budaya Sekolah

Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian penting dari budaya sekolah, terintegrasi dalam iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi, komunikasi, dan norma yang berlaku di satuan pendidikan.

Pembelajaran Intrakurikuler

Dalam kurikulum, Profil Pelajar Pancasila tercermin dalam Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta materi/topik pembelajaran yang mencakup keenam dimensinya.

Pembelajaran Kokurikuler

Profil Pelajar Pancasila menjadi fokus dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di tingkat kokurikuler. Keenam dimensi menjadi dasar penentuan tujuan kegiatan dan asesmen projek.

Pembelajaran Ekstrakurikuler

Keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila terintegrasi dalam pengembangan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler.


Keunggulan dan Tantangan P5

Keunggulan P5

Penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

  • Meningkatkan kemandirian peserta didik karena mereka dilatih untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja di masa depan.
  • Merangsang kreativitas peserta didik dalam mencari solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan.
  • Memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan bermakna bagi peserta didik dengan melibatkan mereka dalam mengamati dan mencari solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.
  • Mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas.

Tantangan P5

Di samping keunggulan, penerapan P5 juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:

  • Membutuhkan anggaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan kurikulum konvensional, terutama untuk penyediaan peralatan dan sumber belajar yang modern dan lengkap.
  • Memerlukan perubahan sistem dan metode pembelajaran yang berbeda dari kurikulum tradisional, sehingga membutuhkan persiapan yang cukup lama sebelum dapat diterapkan.
  • Kekurangan tenaga pengajar yang memiliki kompetensi memadai dalam merancang dan mengelola pembelajaran berbasis proyek.
  • Perlunya pengawasan dan evaluasi yang ketat untuk memastikan tujuan P5 tercapai, namun seringkali hal ini tidak dilakukan secara optimal.

Contoh Implementasi P5

P5 di SMA Negeri 3 Tondano

SMA Negeri 3 Tondano Kabupaten Minahasa adalah salah satu sekolah yang menyelenggarakan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan level Mandiri Berbagi. Pada tahun pertama, sekolah ini telah mengimplementasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kearifan Lokal, yaitu terkait tarian adat di Minahasa. Peserta didik menjalani proses mengenal jenis-jenis tarian adat, memahami maksud dan tujuannya, serta mengaplikasikan tarian tersebut.

Pada semester genap tahun 2023, SMA Negeri 3 Tondano telah selesai melaksanakan tema Suara Demokrasi, yaitu Pemilihan Ketua OSIS dan Wakil Ketua OSIS. Dalam projek ini, peserta didik diarahkan untuk dapat memahami setiap tahapan proses pemilihan yang sesungguhnya. Mereka mengambil peran masing-masing, baik sebagai pemilih, penyelenggara pemilihan, maupun pengawas pemilihan.

P5 di SLB Tunas Harapan III

Salah satu contoh implementasi P5 di sekolah luar biasa adalah yang dilaksanakan di SLB Tunas Harapan III. Sekolah ini menerapkan program yang disebut "Four J", yang merupakan salah satu bentuk pembentukan karakter siswa SLB melalui P5.

Program Four J terdiri dari empat kegiatan yang dilaksanakan setiap satu minggu sekali secara bergantian, yaitu Jumat Bersih, Jumat Sehat, Jumat Religi, dan Jumat Budaya. Melalui program ini, siswa SLB dibentuk melalui karakter mandiri, gotong royong, dan berkebinekaan global.

Pada saat gelar karya yang diadakan di sekolah, siswa SLB Tunas Harapan III menunjukkan unjuk kebolehan mereka, seperti menampilkan tari Jaran Kepang, menyanyikan lagu Mars SLB, dan menari Remo. Kegiatan gelar karya ini juga melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Yayasan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Jombang, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Jombang, wali murid, komite sekolah, dan warga sekitar.


Kesimpulan

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan salah satu komponen penting dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Indonesia saat ini. P5 bertujuan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, memberikan pengalaman belajar yang kontekstual dan bermakna, serta mengembangkan keterampilan abad ke-21.

Melalui tahapan pengenalan, kontekstualisasi, aksi, dan refleksi, peserta didik tidak hanya belajar tentang materi atau topik tertentu, tetapi juga mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Peran dan tanggung jawab tim pelaksana P5, yang terdiri dari kepala sekolah, koordinator projek, dan pelaksana projek, menjadi kunci keberhasilan implementasi P5 di sekolah.

Penerapan P5 di sekolah-sekolah di Indonesia telah menunjukkan berbagai keunggulan, seperti meningkatkan kemandirian, kreativitas, dan keterampilan abad ke-21 peserta didik. Namun, terdapat pula beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti kebutuhan anggaran yang lebih tinggi, perubahan sistem pembelajaran, dan kesiapan tenaga pengajar.

Dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diharapkan dapat menjadi salah satu upaya efektif dalam mewujudkan pelajar Indonesia yang berkarakter Pancasila dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya