Jangan Remehkan Wanita yang Belum Berjilbab, Ada yang Tersembunyi Kata Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber mengingatkan umat Islam untuk tidak meremehkan atau memandang rendah seseorang hanya berdasarkan penampilan luarnya. Menurutnya, penampilan tidak selalu mencerminkan tingkat keimanan atau kedekatan seseorang dengan Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2024, 10:30 WIB
Syekh Ali Jaber

Liputan6.com, Jakarta - Sering kali, kita menjumpai seseorang yang meremehkan wanita yang belum mengenakan hijab atau jilbab, menganggap mereka kurang beriman atau tidak patut dihormati.

Sikap ini menunjukkan ketidakpahaman akan bahwa setiap individu memiliki perjalanan spiritualnya masing-masing dan bahwa proses perubahan dalam hidup, termasuk mengenakan hijab, tidak selalu terjadi secara instan.

Memahami dan menghargai perbedaan ini sangat penting, agar kita dapat saling mendukung dalam upaya menjadi pribadi yang lebih baik tanpa harus menjatuhkan satu sama lain.

Dalam sebuah ceramah yang dirangkum dari kanal YouTube @TentangIslam-79, Syekh Ali Jaber memberikan penjelasan tentang sikap yang seharusnya diambil terhadap wanita yang belum mengenakan jilbab.

Syekh Ali Jabermengingatkan umat Islam untuk tidak meremehkan atau memandang rendah seseorang hanya berdasarkan penampilan luarnya. Menurutnya, penampilan tidak selalu mencerminkan tingkat keimanan atau kedekatan seseorang dengan Allah SWT.

Syekh Ali Jaber menekankan bahwa manusia tidak mengetahui rahasia antara seseorang dengan Allah. Ada kebaikan-kebaikan tersembunyi yang hanya diketahui oleh Allah dan bisa jadi kebaikan tersebut adalah penyebab diampuninya dosa-dosa seseorang.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ternyata Wanita Punya Amalan Ini

Ilustrasi wanita. (Freepik)

“Barangkali wanita yang belum berjilbab itu memiliki amalan tahajud yang hanya Allah yang tahu, dan bisa jadi amalan tersebut menjadi jalan dihapuskannya dosa-dosa,” jelasnya dalam ceramah tersebut.

Ia juga mengutip hadis Qudsi yang menyebutkan bahwa Allah SWT berjanji akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampunan, berapa pun banyaknya dosa yang telah dilakukan.

Dalam hadis tersebut, Allah berfirman bahwa meskipun dosa seseorang mencapai langit, jika ia memohon ampun dengan tulus, Allah akan mengampuninya tanpa mempedulikan seberapa besar dosanya.

Syekh Ali Jaber juga menekankan pentingnya memiliki rasa kasih sayang dan empati terhadap sesama. Ia mencontohkan sikap terhadap orang-orang yang mungkin terlihat tidak sempurna dalam menjalankan ajaran agama, seperti pemabuk atau orang yang melakukan dosa besar lainnya.

“Kita tidak tahu bagaimana hubungan mereka dengan Allah. Bisa jadi ada amal baik yang tersembunyi yang menyebabkan mereka diampuni oleh Allah,” tambahnya.

Dalam penjelasannya, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk tidak terlalu cepat menilai orang lain hanya berdasarkan penampilan atau perilaku yang terlihat.

Menurutnya, Allah memiliki pengetahuan yang jauh lebih luas tentang setiap individu, dan manusia tidak boleh merasa diri lebih suci dari orang lain.

 


Jangan Merasa Diri Lebih Baik

Ilustrasi Wanita (RAEng_Publications/Pixabay)

Ceramah ini juga mengandung pesan agar umat Islam tidak bersikap sombong dengan amal ibadah yang dilakukan. Syekh Ali Jaber mengingatkan bahwa keikhlasan dalam beribadah adalah yang paling penting, bukan seberapa banyak amal yang dilakukan.

“Jangan merasa diri kita lebih baik karena kita tidak tahu bagaimana Allah menilai amalan kita,” tegasnya.

Pesan lainnya yang disampaikan dalam ceramah tersebut adalah pentingnya untuk terus berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah, tanpa harus merendahkan orang lain. Setiap orang memiliki perjalanan spiritualnya masing-masing, dan Allah Maha Mengetahui proses tersebut.

Syekh Ali Jaber juga mengingatkan bahwa hidayah adalah milik Allah dan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, umat Islam diajak untuk senantiasa mendoakan kebaikan bagi sesama, termasuk bagi mereka yang belum sempurna dalam menjalankan ajaran agama.

Dalam ceramahnya, Syekh Ali Jaber mencontohkan banyak kisah orang-orang yang awalnya jauh dari agama, namun akhirnya mendapatkan hidayah dan menjadi sangat dekat dengan Allah.

“Kita tidak tahu kapan seseorang akan mendapatkan hidayah. Bisa jadi orang yang hari ini terlihat lalai dalam agama, besok justru menjadi lebih baik dari kita,” ujarnya.

Penekanan juga diberikan pada pentingnya sikap tawadhu (rendah hati) dalam menjalani kehidupan beragama. Syekh Ali Jaber menekankan bahwa sikap merendahkan orang lain hanya akan merugikan diri sendiri.

“Jika kita meremehkan orang lain, kita justru bisa terjebak dalam kesombongan yang merupakan salah satu dosa besar,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa tugas manusia adalah untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, bukan untuk saling menghakimi. “Kita harus menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik dan penuh hikmah, bukan dengan merendahkan atau mencela,” ungkapnya.

Pada akhirnya, Syekh Ali Jaber mengajak semua umat Islam untuk senantiasa introspeksi diri dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Ia menegaskan bahwa semua manusia adalah hamba yang lemah dan selalu membutuhkan rahmat serta ampunan Allah.

“Jangan merasa lebih suci, karena hanya Allah yang tahu siapa yang lebih mulia di sisi-Nya,” tutupnya.

Ceramah ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi umat Islam agar selalu bersikap baik, rendah hati, dan tidak cepat menghakimi orang lain hanya dari penampilan luar atau kesalahan yang tampak.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya