22 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel ke Sekolah di Jalur Gaza

Israel bertahan dengan klaimnya bahwa Hamas bersembunyi di antara warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Sep 2024, 21:53 WIB
Sebelumnya, Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.200 orang di Israel serta membawa 240 orang sandera ke Jalur Gaza. (AP Photo/Victor R. Caivano)

Liputan6.com, Gaza - Otoritas kesehatan Jalur Gaza mengonfirmasi serangan Israel terhadap sebuah sekolah di daerah Zeitoun, Jalur Gaza, pada hari Sabtu (21/9/2024) menewaskan sedikitnya 22 orang. Sebanyak 30 orang lainnya terluka dalam serangan yang sama, di mana Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Tentara Israel mengklaim mereka menyerang pusat komando dan kendali Hamas serta langkah-langkah telah diambil untuk membatasi tindakan yang berdampak terhadap warga sipil, termasuk penggunaan amunisi presisi dan pengawasan udara.

"Organisasi teroris Hamas secara sistematis melanggar hukum internasional dengan beroperasi dari dalam infrastruktur sipil," kata militer Israel seperti dilansir kantor berita AP.

Sejak pecahnya perang Israel Vs Hamas, tentara Israel telah menyerang sejumlah sekolah, yang dipenuhi puluhan ribu warga Palestina yang terusir dari rumah mereka oleh serangan Israel dan perintah evakuasi. Data PBB menyebutkan bahwa konflik telah menyebabkan 90 persen warga Palestina di Jalur Gaza mengungsi.

Militer terus menerus menuduh Hamas beroperasi dari dalam infrastruktur sipil di Jalur Gaza, termasuk sekolah, fasilitas PBB, dan rumah sakit.

Awal bulan ini, serangan Israel menghantam sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan 14 orang. Militer Israel mengklaim bahwa serangan itu menargetkan militan Hamas yang merencanakan serangan dari dalam sekolah tersebut.

Pada bulan Juli, serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah perempuan di Deir al-Balah, menewaskan sedikitnya 30 orang yang berlindung di dalamnya. Militer Israel mengaku bahwa serangan itu juga menargetkan pusat komando Hamas yang digunakan untuk mengarahkan serangan terhadap pasukannya dan menyimpan senjata dalam jumlah besar.


Eskalasi Konflik

Lebih dari 100 orang tewas di pihak Lebanon sejak baku tembak dan saling serang terjadi di perbatasan kedua negara, menurut penghitungan AFP. Mayoritas korban tewas adalah milisi Hizbullah dan setidaknya 14 warga sipil, termasuk tiga jurnalis. (AP Photo/Hussein Malla)

Perang terbaru di Jalur Gaza dimulai ketika kelompok militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya - saat ini masih tersisa sekitar 100 sandera yang ditawan.

Pada hari yang sama, Israel melancarkan serangan membabi buta ke Jalur Gaza, yang hingga saat ini telah menewaskan lebih 41.000 warga Palestina.

Pada hari Sabtu, otoritas Kesehatan Jalur Gaza juga mengatakan lima pekerjanya tewas dan lima lainnya terluka oleh tembakan Israel yang menghantam gudang mereka di daerah Musbah.

Ketegangan meningkat di kawasan pada hari Jumat (20/9), setelah serangan udara Israel di pinggiran Kota Beirut, Lebanon, menewaskan 31 orang, termasuk warga sipil dan Ibrahim Aqil, yang memimpin pasukan elite Hizbullah, Radwan. Ahmed Wahbi, komandan senior lainnya di sayap militer Hizbullah, dilaporkan juga tewas.

Serangan terjadi beberapa jam setelah Hizbullah melancarkan salah satu pengeboman paling intens di Israel utara dalam hampir satu tahun pertempuran. Sistem pertahanan rudal Israel, Iron Dome, disebut berhasil mencegat sebagian besar roket.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya