Liputan6.com, Kyiv - Volodymyr Zelenskyy mendesak Joe Biden mengizinkan Ukraina melakukan serangan jarak jauh di dalam wilayah Rusia dengan senjata yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Berbicara sebelum perjalanan pentingnya pada minggu depan ke AS, di mana dia akan bertemu Biden dan wakil presiden AS sekaligus calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dan berpidato di PBB, Zelenskyy mengatakan dia akan menyampaikan "rencana kemenangan" untuk mengakhiri perang Ukraina.
Advertisement
Visinya untuk perdamaian yang adil belum dipublikasikan. Namun, dalam jumpa pers di Kyiv, Zelenskyy mengatakan hal itu melibatkan pelaksanaan serangan rudal kiriman Barat ke dalam wilayah Rusia – sesuatu yang sejauh ini ditolak oleh Inggris dan AS.
Inggris disebut telah mengindikasikan bersedia mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jelajah Storm Shadow milik Inggris. Namun, Gedung Putih tetap skeptis. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer gagal menyelesaikan masalah tersebut ketika dia mengadakan pembicaraan tertutup minggu lalu dengan Biden di Washington.
Zelenskyy juga mengonfirmasi tidak ada lampu hijau yang diberikan, meskipun telah berbulan-bulan melobi tingkat tinggi.
"Baik AS maupun Inggris tidak mengizinkan kami menggunakan senjata ini di wilayah Rusia, terhadap target apa pun dan pada jarak berapa pun," katanya seperti dilansir The Guardian, Minggu (22/9/2024).
Storm Shadows, Scalp versi Prancis, dan Atacms milik AS menurut Zelenskyy belum disediakan dalam jumlah yang dibutuhkan.
Dia menilai bahwa keengganan mitra internasional bersumber dari ketakutan akan eskalasi dengan Rusia.
Ketika ditanya bagaimana dia membujuk Biden ketika mereka bertemu pada hari Kamis (26/9), Zelenskyy mengutip fakta bahwa presiden yang akan lengser itu di masa lalu telah mengubah penilaiannya setelah diskusi yang sengit.
"Biden dapat memperkuat Ukraina dan membuat keputusan penting bagi Ukraina untuk menjadi lebih kuat dan melindungi kemerdekaannya selama dia menjadi presiden AS. Saya pikir itu adalah misi bersejarah," ungkap Zelenskyy.
Selain bertemu Harris, Zelenskyy mengatakan bahwa dia "kemungkinan besar" akan bertemu dengan Donald Trump pada hari Kamis atau Jumat (27/9).
Akui Keberhasilan
Zelenskyy menggambarkan serangan Ukraina bulan lalu ke wilayah Kursk Rusia sebagai sebuah keberhasilan, mengisyaratkan bahwa hal itu dapat menjadi bagian dari negosiasi di masa mendatang. Dia mengatakan operasi itu mencegah Rusia melancarkan serangannya ke Provinsi Sumy di utara Ukraina.
"Musuh terpaksa mengerahkan kembali 42.000 tentara dari bagian lain garis depan," kata dia.
Namun, bagaimanapun, Zelenskyy mengakui bahwa situasi di Ukraina timur masih sulit. Dia menyatakan Kyiv membutuhkan senjata jarak jauh untuk melawan serangan Rusia menggunakan bom berpemandu yang dijatuhkan dari udara.
"Bom itu menghancurkan segalanya," ujarnya.
Sementara itu, Kremlin dilaporkan telah memindahkan pesawat-pesawat ke lapangan udara lain yang lebih terpencil, dengan mengantisipasi bahwa Gedung Putih akan menyetujui serangan Atacms.
"Kita tidak bisa hanya berbicara tentang Atacms. Mengapa? Karena sudah terlambat," kata Zelenskyy, seraya mengatakan bahwa "keputusan serius" diperlukan.
Zelenskyy menyampaikan pernyataannya sebelum perjalanan enam hari ke AS dan pidato di hadapan Majelis Umum PBB di New York.
Dalam sebuah cuitan pada hari Kamis, Biden menggambarkan Zelenskyy dengan hangat sebagai "teman saya".
"Selama kunjungannya, saya akan menegaskan kembali komitmen AS untuk mendukung Ukraina saat negara itu mempertahankan kebebasan dan kemerdekaannya," tulis Biden.
Minggu lalu, Vladimir Putin mengatakan serangan rudal terhadap Rusia dengan senjata AS berarti NATO ikut berperang. Putin mengancam akan memberikan konsekuensi yang berat. Pejabat Ukraina telah menepis komentarnya sebagai yang terbaru dari serangkaian gertakan yang tidak berarti.
Sistem Atacms memiliki jangkauan 300 km. Rudal balistiknya dapat membawa amunisi tandan. Rudal tersebut, kata para ahli pertahanan, kemungkinan besar sangat efektif dalam menghancurkan pangkalan dan landasan pacu militer Rusia, tempat serangan udara dilancarkan terhadap kota-kota di Ukraina.
Adapun Storm Shadow dikembangkan bersama dengan Prancis dan mengandalkan sistem pemandu AS. Rudal tersebut mencakup komponen dari Italia. Keempat negara harus menyetujui setiap perubahan pada ketentuan yang terkait dengan penggunaannya, meskipun mereka sendiri bukanlah pemasok langsung.
Pesawat nirawak jarak jauh Ukraina sendiri terbukti semakin efektif terhadap target militer Rusia. Pada hari Sabtu, pesawat nirawak tersebut menghantam depot amunisi di wilayah Krasnodar Krai, Rusia, yang menyebabkan ledakan besar. Serangan lain dua hari lalu membakar tempat penyimpanan senjata di Kota Toropets, di wilayah Tver.
Advertisement