Liputan6.com, Jakarta Tingkat kepuasan terhadap kinerja Joko Widodo atau Jokowi terkait approval rating, mengalami penurunan meski angka keseluruhan masih di atas 60 persen, yakni mencapai 63 persen.
Menurut Asisten Profesor Ilmu Politik dari National University of Singapore (NUS), Nathanael Gratia Sumaktoyo, ada efek partisan terkait turunnya approval rating Jokowi.
Advertisement
Nathanael mengatakan, penurunan terhadap kinerja Jokowi terjadi dampak polemik RUU Pilkada, terutama pasca demonstrasi kawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK), berlaku untuk pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Artinya, ada efek partisan terkait turunnya approval rating Jokowi.
“Penurunan kepuasan terhadap Jokowi imbas kisruh RUU Pilkada lebih besar di antara pemilih Anies dan Ganjar,” kata Nathanael, seperti dikutip dari media sosial X pribadinya, Sabtu (21/9/2024).
Pernyataan Nathanael menjadi temuan dari High-Frequency Surveys on Indonesians' Knowledge of and Attitudes on Politics (HI-RES SIKAP), atau survei terkait Sikap Politik Orang Indonesia (SIKAP).
HI-RES SIKAP merupakan survei online yang digagas Nathanael bersama Asisten Profesor Politik dari Princeton University, New Jersey, Nicholas Kuipers. HI-RES SIKAP memungkinkan peneliti untuk memeriksa perubahan persepsi publik dalam jangka pendek.
Survei tersebut dilakukan setiap pekan, dimulai dari November 2023 dengan lebih dari 50.000 responden. Dalam temuan terbaru, menurut Nathanael, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi masih tetap tinggi.
Angka kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo atau approval rating masih tetap tinggi. Meski terjadi penurunan, namun angkanya masih di atas 60 persen, yakni mencapai 63 persen.
Penurunan 8 Persen
“Kepuasan turun, tetapi secara keseluruhan tetap tinggi,” kata Nathanael seperti dikutip dari media sosial X pribadinya, Sabtu (21/9).
Menurut Nathanael, ada penurunan sekitar delapan poin. “Tapi secara keseluruhan, kepuasan terhadap Jokowi tetap tinggi, (angkanya) di atas 60 persen (63 persen),” ungkapnya.
Advertisement