Liputan6.com, Jakarta Ruang Anthurium Rumah Dinas Bupati Karanganyar menjadi pusat acara "Festival Mocaf" pada Kamis (19/9/2024) lalu. Acara tersebut diprakarsai oleh Kelompok Wanita Tani Ngudi Makmur (HTNM) dan Koperasi Karya Manunggal (Kokama) Karanganyar.
Baca Juga
Advertisement
Acara yang berlangsung dari pukul 13.00 hingga 16.00 WIB ini menjadi momentum penting dalam upaya mengenalkan dan mempromosikan tepung mocaf sebagai alternatif pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan.
Festival ini dilatarbelakangi oleh hasil panen singkong di wilayah Karanganyar yang melimpah ruah. Melihat potensi besar ini, HTNM dan Kokama berinisiatif mengolah singkong menjadi tepung mocaf dan berbagai produk turunan lainnya.
Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga guna mengurangi ketergantungan terhadap tepung beras dan gandum yang selama ini mendominasi pasar.
Tujuan Diadakannya Festival
Aisah Sartini, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Makmur Karanganyar dan Kokama, menjelaskan bahwa tujuan utama festival ini adalah untuk memperluas pengetahuan dan informasi tentang Mocaf kepada berbagai pihak.
"Kami ingin mensosialisasikan manfaat Mocaf bagi kesehatan, karena tepung ini bebas gluten dan rendah gula," ujar Sartini kepada Liputan6.com pada Kamis (19/9).
Lebih dari sekadar memperkenalkan produk, festival ini juga bertujuan untuk memperluas dukungan dari berbagai pihak, terutama pelaku bisnis makanan dan pemerintah. Hal ini penting untuk mendukung ketahanan produksi dan kedaulatan pangan dalam negeri. Sartini menambahkan bahwa kegiatan ini juga melibatkan kelompok binaan atau alumni pelatihan produksi Mocaf di empat kecamatan, yaitu Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, dan Jatiyoso.
Rangkaian Acara dan Partisipasi
Festival Mocaf diisi dengan berbagai kegiatan menarik yang dirancang untuk memperkenalkan mocaf dari berbagai aspek. Acara dibuka dengan talkshow yang membahas berbagai aspek terkait Mocaf, mulai dari proses produksi hingga potensi pemasarannya.
Para peserta talkshow terdiri dari berbagai kalangan, termasuk dinas terkait bidang pertanian dan pemberdayaan UMKM, sektor swasta usaha kuliner, komunitas pemerhati pangan sehat, perguruan tinggi, kelompok tani, dan organisasi non-pemerintah.
Puncak acara adalah lomba olahan pangan berbahan dasar mocaf. Para peserta berlomba menunjukkan kreativitas mereka dalam mengolah mocaf menjadi berbagai produk makanan.
Winarni, salah satu peserta, berhasil menyabet juara pertama dengan inovasi kue basah berbahan mocaf. Selain lomba, festival juga dimeriahkan dengan pameran produk mocaf dan hasil pertanian lainnya. Pengunjung dapat mencicipi dan membeli berbagai olahan mocaf, mulai dari roti, kue kering, hingga produk-produk inovatif lainnya.
Advertisement
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun upaya pengenalan Mocaf sudah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir, Sartini mengakui bahwa hasilnya belum maksimal.
"Mocaf belum dapat diterima sebagai tepung utama di masyarakat," ungkapnya.
Tantangan ini tidak menyurutkan semangat HTNM dan Kokama untuk terus mempromosikan Mocaf kepada masyarakat luas.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, HTNM dan Kokama terus berupaya memperkenalkan Mocaf melalui berbagai cara. Mereka aktif berjejaring dengan banyak lembaga pemerintah, LSM, dan perguruan tinggi. Kampanye juga dilakukan melalui media sosial dan lembaga penyiaran pemerintah. Selain itu, mereka juga bergabung dengan jaringan produsen Mocaf di tingkat Jawa Tengah untuk memperluas jangkauan pemasaran.
"Kami berharap melalui festival ini, Mocaf bisa semakin dikenal dan berkembang menjadi salah satu pangan sehat yang dapat diandalkan oleh masyarakat luas," tambah Sartini.
Harapan ini sejalan dengan visi untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional berbasis produk lokal.
Apa Itu Mocaf?
Mocaf, singkatan dari Modified Cassava Flour, adalah tepung singkong yang telah dimodifikasi melalui proses fermentasi. Dikembangkan oleh Dr. Achmad Subagio dari Universitas Negeri Jember, Mocaf memiliki beberapa keunggulan dibandingkan tepung singkong biasa.
Proses fermentasi pada Mocaf menghasilkan tepung dengan karakteristik yang lebih baik. Warnanya lebih putih, teksturnya lebih halus, dan aroma khas singkong berkurang hingga 70%. Dari segi nutrisi, Mocaf kaya akan kalsium, fosfor, dan serat. Keunggulan lain yang tak boleh diabaikan, Mocaf bebas gluten dan rendah gula. Menjadikannya cocok untuk penderita diabetes, autisme, dan penyakit celiac.
Mocaf dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran tepung terigu dalam berbagai olahan makanan. Mulai dari roti, kue, hingga mie, Mocaf terbukti dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang setara dengan produk berbahan terigu. Dengan berbagai keunggulan tersebut, Mocaf diharapkan dapat menjadi alternatif tepung lokal yang mendukung ketahanan pangan nasional dan memberdayakan petani singkong di Indonesia.
Festival Mocaf Karanganyar 2024 menjadi bukti nyata upaya masyarakat lokal dalam mengembangkan potensi pangan daerah. Dengan meningkatnya kesadaran akan pangan sehat dan berkelanjutan, Mocaf diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengurangi ketergantungan pada tepung impor dan mendukung kedaulatan pangan nasional.