Liputan6.com, Jakarta - Harga bawang putih bonggol, bawang merah hingga cabai merah keriting menguat signifikan pada Senin pagi (23/9/2024).
Mengutip Antara, berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang diakses pada pukul 07.00 WIB, harga rata-rata nasional bawang putih bonggol di tingkat eceran tercatat berada di angka Rp42.400 per kg, naik dari sebelumnya Rp39.610 per kg kemarin.
Advertisement
Harga cabai merah keriting lebih mahal hampir Rp4.000 menjadi Rp36.770 per kg pada Senin pagi. Bawang merah naik Rp3.000 menjadi Rp29.440 per kg, sedangkan cabai rawit merah tembus Rp48.730 per kg.
Selanjutnya, daging ayam ras pagi ini tercatat Rp38.080 per, dan telur ayam ras Rp31.600 per kg, naik dari harga sebelumnya Rp28.250 per kg kemarin. Beras premium tercatat berada di harga rata-rata Rp15.750 per kg, beras medium Rp13.700 per kg, dan beras SPHP Rp12.540 per kg.
Di sisi lain, harga minyak goreng curah turun menjadi Rp14.990 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan sederhana naik jadi Rp19.260 per liter. Harga rata-rata gula konsumsi tercatat naik berada di angka Rp18.500 per kg, tepung terigu kemasan Rp13.460 per kg, dan terigu curah Rp10.310 per kg.
Ikan tongkol naik menjadi Rp35.430 per kg, ikan bandeng Rp33.000 per kg, dan ikan kembung Rp40.360 per kg. Sementara itu, harga rata-rata daging sapi murni turun menjadi Rp129.800 per kg.
Harga Bawang Putih Makin Mahal, Tembus Segini Hari Ini
Sebelumnya, harga beberapa komoditas pangan, seperti harga bawang putih bonggol, bawang merah, dan cabai merah keriting terpantau naik pada Rabu pagi.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dikutip dari Antara, Rabu (18/9/2024), harga rata-rata nasional bawang putih bonggol di tingkat eceran tercatat berada di angka Rp41.470 per kg, naik dari Rp39.660 per kg kemarin.
Harga bawang merah juga naik Rp1.400 dari pekan lalu menjadi Rp27.840 per kg pagi ini. Cabai merah keriting menjadi Rp35.720 per kg, sedangkan cabai rawit merah tembus Rp46.240 per kg.
Beberapa harga komoditas pangan lainnya yang naik adalah daging ayam ras yang kini menjadi Rp35.770 per kg, dan telur ayam ras yang tercatat berada di rata-rata Rp29.200 per kg.
Beras premium tercatat berada di harga rata-rata Rp15.590 per kg, beras medium Rp13.630 per kg, dan beras SPHP Rp12.570 per kg.
Kemudian, minyak goreng curah saat ini berada di angka rata-rata Rp16.190 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan sederhana Rp18.480 per liter.
Harga rata-rata gula konsumsi juga tercatat naik berada di angka Rp18.030 per kg, tepung terigu kemasan Rp13.210 per kg, dan terigu curah Rp10.200 per kg.
Sementara itu, harga ikan turun. Ikan tongkol berada pada harga rata-rata Rp31.830 per kg, ikan kembung Rp37.590 per kg, dan ikan bandeng Rp31.900 per kg.
Adapun harga daging sapi murni turun Rp3.000 menjadi Rp131.640 per kg.
Advertisement
KPPU: Bapanas Perlu Tetapkan Harga Acuan Bawang Putih
Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyarankan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menetapkan harga acuan pada komoditas bawang putih, baik melalui Harga Eceren Tertinggi (HET) atau Harga Acuan Pembelian (HAP).
Ketua KPPU M. Fanshurullah Asa mengatakan, harga acuan bisa menjadi tolak ukur dalam menentukan kondisi pasar bawang putih, terutama ketika terjadi lonjakan harga.
“Bapanas (Badan Pangan Nasional) perlu segera menetapkan harga acuan bawang putih meski ini bukan bahan pokok penting sehingga kita tahu apakah bawang putih mahal, di atas berapa persen, ada tolak ukur,” kata Asa kepada media di Gedung KPPU, Jakarta Pusat, ditulis Rabu (22/5/2024).
Asa lebih lanjut mengatakan, harga acuan akan mempermudah KKPU untuk menilai kondisi pasar bawang putih dan mendeteksi kartelisasi.
Harga Komoditas Lainnya
Ia pun menyoroti komoditas pangan lainnya seperti beras, minyak goreng hingga gula yang telah memiliki harga acuan.
“Jadi meskipun bawang putih ini tidak tergolong komoditas utama saya rasa perlu ditetapkan,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Anggota KPPU, Eugenia Mardanugraha mengungkapkan bahwa kenaikan harga salah satunya disebabkan oleh masuknya impor bawang putih dengan kualitas yang kurang baik.
“Menurut keterangan dari importir, (harga bawang putih naik) karena terjadinya impor bawang putih yg ada sekarang bukan bawang putih dengan kualitas baik, sehingga mereka membutuhkan biaya yang cukup tinggi untuk bisa menyimpan bawang putih tersebut,” ungkap Eugenia.
“Itu lah yang menyebabkan harga bawang putih di pasar tinggi,” bebernya.
Kedua, Eugenia juga menyoroti realisasi impor bawang putih yang masih kurang. Ia menjelaskan, hal itu karena penerbitan Surat Persetujuan impor baru dilakukan akhir tahun.
“Jadi selama bulan November-Desember 2023 masih ada stok bawang putih sekitar 100.000 ton. Sehingga realisasi untuk tahun 2024 belum tinggi, karena bawang putih bisa disimpan dalam (kurun waktu) 6 bulan,” jelas dia.
Advertisement